BARISAN.CO – Perkembangan media sosial sudah tidak terbendung lagi, beragam media sosial hadir untuk memberikan kemudahan. Saat ini, penggunaannya benar benar telah menjadi candu media sosial. Barangkali kita akan mengakui betapa lama durasi menatap layar ponsel dari pada sekedar baca buku.
Begitu kecanduannya, bangun tidur hingga akan tidur serasa ada yang hilang manakala belum mengecek media sosial. Namun penelitian telah mengaitkan penggunaan media sosial dengan gangguan kesehatan, seperti insomnia dan gangguan memori.
Karena hal ini, muncul gerakan Scroll-free. Gerakan ini merupakan sebuah kampanye yang mendorong orang mengambil jeda dari akun media sosial mereka selama 30 hari. Pendiri Time To Log Off dan penulis Stop Staring at Screen Tanya Goodin menggatakan istirahat beberapa jam dari media sosial dapat memperbaiki kesehatan mental. Semoga senantiasa terhindar dari candu media sosial.
Manfaat beristirahat dari media sosial
Dilansir dari Independent, ada beberapa manfaat beristirahat sejenak dari media sosial.
1. Meningkatkan tingkat kebugaran tubuh
Orang dewasa Inggris menghabiskan rata rata delapan jam 41 menit untuk menatap layar. Jumlah ini lebih dari jumlah rata rata waktu yang mereka habiskan untuk tidur.
Pikirkan semua kegiatan yang dapat mengisi jam luang jika ingin berhenti sejenak dari media sosial. Salah satunya, dengan aktivitas latihan fisik. Kita pasti pernah merasakan saat berkumpul bersama teman, semuanya pada sibuk main ponsel sendiri. Kesempatan untuk bercerita dan berbagi kabar jadi berkurang karena fokus untuk update sosial media.
Selain tubuh yang bugar, jika kita mencoba berpuasa sosial media, pastinya obrolan kita bersama teman akan terasa nyata dan menyenangkan dibanding sekadar chat.
2. Lebih bahagia dan rileks
Orang yang beristirahat sejenak dari media sosial merasa lebih bahagia dan rileks. Sebuah studi di Denmark pada 2015 menemukan hasil sepekan tanpa Facebook menyebabkan tingkat kebahagiaan peserta lebih tinggi.
Konsultan psikolog klinis Dr Sally Austen mengatakan pengguna awalnya merasakan gejala kecemasan, depresi, perasaan bosan dan kesepian saat mereka beristirahat dari media sosial. Hasil yang sama ada pada sebuah penelitian yang dilakukan oleh The Guardian pada 2016. Namun, dalam jangka panjang hampir setiap peserta dilaporkan merasa jauh lebih santai daripada ketika mereka menghabiskan lebih banyak waktu online.
Pada akhir 2016 lalu, ada sebuah studi yang diterbitkan di Cyberpshysiology, Behaviour and Social Networking mengenai pengaruh media sosial dengan kebahagiaan seseorang. Penelitian ini dilakukan kepada 2.000 orang, dengan usia sekitar 34 tahun. Mereka membagi responden ini mejadi dua kelompok.
Grup pertama tetap bisa melakukan aktivitas di media sosial seperti biasa, grup lainnya berhenti menggunakan media sosial selama seminggu . Hasilnya, grup yang berhenti menggunakan media sosial mengatakan bahwa hidup mereka jauh lebih bahagia dan stres pun berkurang.
3. Lebih percaya diri
Kepercayaan diri akan meningkat. Pada 2017, sebuah penelitian bernama Instagram memiliki efek terburuk pada kesehatan mental anak muda dibandingkan dengan platform media sosial lainnya. Sebuah laporan, yang dilakukan oleh The Royal Society for Public Health dan Gerakan Kesehatan Muda, menemukan platform berbagai foto dan video itu adalah yang paling merusak dalam hal citra tubuh.
Instagram menyebabkan banyak pengguna membandingkan cara mereka memandang orang lain. Menggulir Instagram secara teratur dapat mengarahkan pengguna membuat perbandingan yang merugikan antara kehidupan nyata diri dan versi orang lain yang dikurasi dari kehidupan mereka. “Ini jelas sangat merugikan ketika membuat penilaian untuk badan kita,” kata Austen.