Scroll untuk baca artikel
Blog

Cerpen Karonsih, Membedah Fenomena Buruh Migran

Redaksi
×

Cerpen Karonsih, Membedah Fenomena Buruh Migran

Sebarkan artikel ini

Lantas Mugi Astuti menanggapi pernyataan Ifa Kanaya. Bahwa apa yang dinyatakannya memang benar adanya. Jika di Hongkong, rumah majikan atau tempat tinggalnya itu sempit hanya memiliki beberapa kamar.

“Biasanya kalau tidur di lantai, kalau ketika kerjanya momong bayi tidurnya disamping si bayi,” terang Mugi.

Buku kumpulan Cerpen karya Mugi Astuti berisi 16 judul cerpen yang berbicara ketidakadilan yang dialami buruh migran terlebih kaum perempuan.

“Saya tulis cerpen ini selama satu tahun sejak 2019, setelah mengikuti Kelas Menulis Cerpen di Kedai Kopi Kang Puru yang dibimbing oleh Gunawan Budi Susanto” kata Mugi.

Sementara itu, pengelola Rumah Sastra Kaliwungu, Ani Faiqoh mengatakan bedah buku  cerpen Karonsih sempat tertunda hampir dua minggu.

“Alhamdulillah dapat berlangsung dengan sukses. Kami memberikan ruang terbuka bagi para penulis maupun sastrawan untuk bisa berdialog ataupun berdiskusi di rumah Sastra Kaliwungu,” pesannya.