Karena PKB juga meraih kenaikan suara pada tingkat nasional secara signifikan, sehingga mengalami penambahan 10 kursi di DPR RI. Hal yang sama juga dialami Partai NasDem, perolehannya di Senayan bertambah 10 kursi.
Sebaliknya partai-partai politik yang tidak mendukung Anies terus mengalami penurunan. Karena menunjukkan penolakan yang begitu kuat kepada Gubernur DKI Jakarta periode 2017-2022 tersebut.
PDIP misalnya. Partai berlambang kepala banteng bermuncung putih ini merupakan pendukung utama Basuki T. Purnama-Djarot Saiful Hidayat pada Pilgub Jakarta 2017, lawan tanding Anies paling ketat hingga putaran kedua. Kegagalan memenangkan Ahok membuat perolehan suaranya berkurang pada Pemilu 2019. PDIP kehilangan tiga kursi di DPRD Jakarta.
Oposisi yang keras terhadap Pemprov Jakarta di bawah kepemimpinan Anies semakin membuat PDIP kehilangan lebih banyak kursi lagi pada pemilu berikutnya. Tidak tanggung-tanggung, PDIP kehilangan 10 kursi pada Pemilu 2024 kemarin, sehingga tidak lagi membuatnya juara seperti dua pemilu sebelumnya.
Dengan kini hanya memiliki 15 kursi, PDIP harus menyerahkan mahkota juara atau kursi Ketua DPRD Jakarta kepada PKS selaku pemenang. Menyusutnya suara PDIP ini tidak lepas dari gencarnya kritik partai tersebut terhadap program-program unggulan Anies Baswedan. Bahkan sejumlah kursi PDIP di DPR RI dari dapil Jakarta juga lepas.
Karena itu, tidak heran kini elite PDIP di Jakarta mengharapkan Sang Ketua Umum Megawati Soekarnoputri mendukung Anies pada Pilgub Jakarta 2024 ini untuk merebut kembali kursi yang sempat lepas, seperti diberitakan sebuah majalah terkemuka pertengahan bulan Juni lalu.
Pengalaman yang sama juga dialami Hanura dan PPP. Suara dua partai yang tidak mendukung Anies pada Pilgub Jakarta 2017 dan Pilpres 2024 ini menyusut secara tajam. Hanura kehilangan 10 kursi pada Pemilu 2019 sehingga tidak lolos ke DPRD DKI Jakarta. Demikan pula pada pemilu kemarin.
Sementara PPP, harus merelakan 9 kursinya di DPRD Jakarta melayang pada Pemilu 2019, dengan hanya menyisakan 1 kursi. Beruntung bagi PPP, 1 kursinya ini masih bertahan pada Pemilu 2024 kemarin. Merosotnya perolehan suara PPP ini secara drastis karena ditinggal konsituennya yang lebih memilih partai pengusung Anies Baswedan.
Di tingkat nasional, PPP pun kini menyusul Hanura tidak lolos ke DPR RI pada Pemilu 2024 ini.
Melihat dua pengalaman pemilu tersebut, partai-partai yang sempat mendukung Anies menghadapi Pilgub Jakarta ini tapi kemudian meninggalkannya dipastikan akan menyesal. Karena bakal kehilangan suara. Giliran yang akan mendapatkan berkah elektoral adalah partai-partai yang akan mendukung Anies nantinya.