Scroll untuk baca artikel
Khazanah

Dampak Lava Letusan Gunung Merapi Bagi Lingkungan Hidup

Redaksi
×

Dampak Lava Letusan Gunung Merapi Bagi Lingkungan Hidup

Sebarkan artikel ini

BARISAN.CO – Indonesia dikelilingi dengan pemandangan gunung yang indah. Dibalik keindahannya, namun acapkali membuat orang takut ketika mendengar gunung meletus atau mengalami erupsi. Letusan gunung berapi akan mengeluarkan beberapa material dari kepundan gunung berapi.

Material letusan tersebut antara lain adalah Abu vulkanik, lava, gas beracun, hingga batuan beku yang terlempar ke atmosfer. Semua material tersebut memiliki dampak yang berbeda-beda terhadap lingkungan hidup. Ada dampak positif tapi ada juga dampak negatifnya dari erupsi gunung berapi.

Abu vulkani material letusan gunung berapi disemburkan ke udara saat terjadi suatu letusan dan dapat jatuh pada jarak mencapai ratusan bahkan ribuan kilometer dari kawah karena pengaruh hembusan angin.

Jangka pendek abu vulkanik memiliki dampak yang buruk bagi lingkungan hidup. Sedangkan jangka panjangnya, abu vulkanik memiliki manfaat untuk kehidupan manusia khususnya di bidang pertanian.

Abu vulkanik yang keluar memiliki dampak yang buruk dalam jangka pendek karena di awal keluarnya dari kepundan gunung berapi. Material abu vulkanik ini memiliki sifat kimiawi yang akan menurunkan kesuburan tanah. Abu vulkanik memiliki kadar keasaman (Ph) sekitar 4 – 4,3.

Kadar keasamannya untuk tanah yang terkena abu vulkanik akan memiliki kadar keasaman (Ph) tanah sebesar 5 – 5,5. Padahal normalnya tanah dikatakan subur jika memiliki tingkat keasaman (Ph) seberar 6 – 7. Turunnya kadar keasaman (Ph) tanah ini akan turut menurunkan tingkat kesuburan tanah. Sehingga tanah yang terkena abu vulkanik, akan mengalami penurunan produktivitas lahan.

Jangka pendek dari abu vulkanik dapat mengusir hama serangga atau gulma yang biasa menjadi musuh petani. Hal ini dikarenakan, makhluk hidup tersebut tidak dapat hidup dalam suasana terlalu asam, sehingga populasi makhluk tersebut akan menurun.

Untuk jangka panjang, abu vulkanik juga akan memberikan dampak sangat positif bagi peningkatan produktivitas tanah. Saat kadar keasaman dari abu vulkanik telah dapat dinormalisasi melalui proses alamiah ataupun dengan bantuan manusia menggunakan dolomit sebagai penetral. Maka kandungan mineral yang tersimpan dalam abu vulkanik akan menjadi pupuk alamiah yang sangat baik untuk perkembangan tanaman pertanian.

Menggunakan metode analisis aktivitas neutron cepat (AANC) terhadap sampel abu vulkanik, maka didapatkan data kuantitatif atas kandungan mineral yang terkandung di dalam sampel abu vulkanik. Terdapat empat buah mineral utama yang terkandung di dalam abu vulkanik, diantaranya : Besi (Fe), Aluminium (Al), Magnesium (Mg), Silika (Si). Keempat mineral tersebut adalah zat hara yang dapat membantu menyuburkan tanaman.

Kesuburan tanah pertanian sangat penting dan berpengaruh pada produksi pertanian. Kesuburan tersebut didukung dengan ketersediaan unsur hara yang dibutuhkan oleh tanaman, meliputi unsur hara essensial dan non-essensial.

Unsur yang terdeteksi yaitu Fe, Al, Mg dan Si berpengaruh pada kondisi kesuburan tanah, dimana pada wilayah sekitar lereng Gunung Merapi merupakan daerah pertanian yang subur. Unsur Fe dan Mg termasuk dalam unsur hara essensial sedangkan unsur Al dan Si termasuk dalam unsur hara non-essensial tetapi hampir selalu ada dalam tanaman.

Unsur hara esensial adalah unsur hara yang kandungan unsur Fe, Al, Mg dan Si yang terdeteksi pada abu vulkanik merupakan beberapa unsur logam yang ikut mempengaruhi kondisi kesuburan tanah di sekitar gunug berapi. Selama kadar masing-masing unsur yang ada pada abu vulkanik masih berada dalam batas aman, maka abu vulkanik tidak bersifat racun bagi tanaman.