Scroll untuk baca artikel
Khazanah

Dampak Lava Letusan Gunung Merapi Bagi Lingkungan Hidup

Redaksi
×

Dampak Lava Letusan Gunung Merapi Bagi Lingkungan Hidup

Sebarkan artikel ini

Kesuburan tanah pertanian sangat penting dan berpengaruh pada produksi pertanian. Kesuburan tersebut didukung dengan ketersediaan unsur hara yang dibutuhkan oleh tanaman, meliputi unsur hara essensial dan non-essensial.

Unsur yang terdeteksi yaitu Fe, Al, Mg dan Si berpengaruh pada kondisi kesuburan tanah, dimana pada wilayah sekitar lereng Gunung Merapi merupakan daerah pertanian yang subur. Unsur Fe dan Mg termasuk dalam unsur hara essensial sedangkan unsur Al dan Si termasuk dalam unsur hara non-essensial tetapi hampir selalu ada dalam tanaman.

Unsur hara esensial adalah unsur hara yang kandungan unsur Fe, Al, Mg dan Si yang terdeteksi pada abu vulkanik merupakan beberapa unsur logam yang ikut mempengaruhi kondisi kesuburan tanah di sekitar gunug berapi. Selama kadar masing-masing unsur yang ada pada abu vulkanik masih berada dalam batas aman, maka abu vulkanik tidak bersifat racun bagi tanaman.

Dampak Lava terhadap Lingkungan Hidup

Gunung berapi pasti memiliki magma yang terkandung di dalamnya. Walker (1993) menjelaskan ciri-ciri magma sebagai dasar parameter di dalam kegunungapian adalah:

(a) Densitas relatif magma – litosfera yang membuat kemungkinan terjadinya vulkanisme dan membantu menentukan posisi intrusi dan dapur magma;

(b) Viskositas dan field strength menentukan geometri, intrusi dan struktur aliran lava;

(c) Kandungan gas mendorong terjadinya erupsi dan menentukan tingkat letusannya; dan

(d) Kombinasi antara kandungan gas dengan viskositas, dan rheology mengontrol kekuatan letusan erupsi. Pemahaman hal tersebut diwujudkan ke dalam lima tipe sistem gunung api-basal.

Daerah yang dilalui lava jangka pendeknya akan terkesan sangat gersang dan tidak ada kehidupan, hal ini dikarenakan lava adalah benda cair panas yang memiliki temperature hingga 1.200° C. Makhluk apapun yang dilalui oleh lava akan musnah karena efek panas yang ditimbulkan.

Namun, pada jangka panjang daerah yang dilalui oleh lava akan menjadi daerah yang kaya mineral. Banyak mineral yang dapat kita temukan dalam magma yang telah membeku. Sekiranya magma letupan mengandungi peratusan besar (>63%) silica, lava ini dikenali sebagai felsik.

Lava Felsik (atau rhyolite) cenderung menjadi amat likat (tidak begitu cair) dan meletup sebagai kubah atau aliran putung pendek. Lava likat cenderung membentuk gunung berapi strato atau kubah lava. Puncak Lassen di California merupakan contoh gunung berapi terbentuk oleh lava felsic dan merupakan kubah lava yang besar.

Disebabkan magma bersilikon amat likat, ia cenderung memerangkap gas mudah meletup yang ada, yang menyebabkan magma meletup dengan dasyat, akhirnya membentuk gunung berapi strato. Aliran piroklastik (ignimbrite) merupakan hasil amat bahaya disebabkan abu gunung berapi cair yang terlalu berat pergi tinggi ke atmosfera, dengan itu ia mengikuti lereng gunung berapi dan bergerak jauh dari lohong asal semasa letupan besar.