Scroll untuk baca artikel
Lingkungan

Dampak Lingkungan dari Produksi Kertas

Redaksi
×

Dampak Lingkungan dari Produksi Kertas

Sebarkan artikel ini

Dampak lingkungan dari produksi kertas termasuk penggundulan hutan, penggunaan energi dan air dalam jumlah besar serta masalah polusi udara, dan limbah.

BARISAN.CO – Kertas pertama kali dibuat di Lei-Yang, Tiongkok oleh Cai Lun, seorang pejabat pengadilan Tiongkok. Kemungkinan besar, dia mencampurkan kulit kayu murbei, rami dan kain lap dengan air, menumbuknya menjadi bubur, memeras cairannya, dan menjemur tikar tipis di bawah sinar matahari.

Selama abad ke-8, sekitar 300 tahun setelah penemuannya rahasia tersebut menyebar ke wilayah yang kini menjadi Timur Tengah. Namun, butuh 500 tahun lagi agar pembuatan kertas bisa masuk ke Eropa. Salah satu pabrik kertas pertama dibangun di Spanyol, dan tak lama setelahnya, kertas dibuat di pabrik-pabrik di seluruh Eropa.

Kemudian, kertas lebih mudah dibuat dan digunakan untuk mencetak buku-buku penting, alkitab, dan dokumen hukum.

Di akhir abad ke-15, Inggris mulai membuat pasokan kertas dalam jumlah besar dan memasok kertas ke koloni selama bertahun-tahun.

Akhirnya, pada tahun 1690, pabrik kertas AS pertama dibangun di Pennsylvania. Pada awalnya, pabrik kertas Amerika menggunakan metode China untuk mencabik-cabik kain dan pakaian bekas menjadi serat individu untuk membuat kertas. Namun, seiring meningkatnya permintaan kertas, pabrik beralih menggunakan serat dari pohon karena kayu lebih murah dan lebih melimpah daripada kain.

Sayangnya, meski, era sudah digital, penggunaan kertas masih meningkat pesat. Data World Counts mengungkapkan, dunia memproduksi 420 juta ton kertas dan karton setiap tahun. Jumlah itu setara dengan dua lembar kertas untuk semua orang di bumi setiap jam. Belum benar-benar masyarakat tanpa kertas. Permintaan kertas diperkirakan akan meningkat dua kali lipat antara tahun 2005 dan 2030.

Limbah kertas merupakan masalah yang parah di banyak industri dan perkantoran. Karena kesalahan pencetakan, surat sampah, tagihan, dan pengemasan, kertas dapat mencapai 70% dari total limbah perusahaan. Seorang pegawai kantor rata-rata akan menggunakan sekitar 10.000 lembar kertas dalam setahun. Selain kertas yang digunakan untuk mencetak, perusahaan juga mengonsumsi produk kertas lainnya, seperti kardus, amplop, dan pembungkus.

Sementara, dampak lingkungan dari produksi kertas termasuk penggundulan hutan, penggunaan energi dan air dalam jumlah besar serta masalah polusi udara dan limbah. Kertas menyumbang sekitar 26% dari total sampah di TPA.

Di AS, Jepang, dan Eropa rata-rata orang menggunakan antara 200 dan 250 kilo kertas setiap tahun. Di India angkanya 5 kilo, dan di beberapa negara kurang dari 1 kilo.

Memproduksi 1 kilo kertas memerlukan 2-3 kali berat pohon. Jika setiap orang menggunakan 200 kilo kertas per tahun, maka tidak akan ada pohon yang tersisa.

Parahnya, produksi kertas membutuhkan banyak air. Dibutuhkan antara 2 dan 13 liter air untuk menghasilkan satu lembar kertas A4, tergantung pabriknya. Industri pulp dan kertas adalah industri konsumen air terbesar di negara-negara Barat.

Kertas cukup mudah didaur ulang, namun 55 persen pasokan kertas global berasal dari pohon yang baru ditebang. Tiga negara penghasil kertas teratas, yaitu Cina (117.000.000 ton), Amerika Serikat (66.000.000 ton), dan Jepang (23.000.000 ton).

Dengan banyaknya perhatian yang terfokus pada pembuangan plastik, dampak limbah kertas sering kali terabaikan. Namun, pembuangan dan daur ulang limbah kertas yang tidak tepat dapat berdampak pada ekonomi dan lingkungan seperti produk limbah lainnya.

  1. Biaya Keuangan

Tingginya biaya penggunaan kertas yang tidak efisien sulit untuk diabaikan. Menurut penelitian Gartner, limbah kertas ini dapat menghabiskan antara 1% hingga 3% dari pendapatan perusahaan. Selain itu, dalam laporan terpisah, 17% dari semua hal yang dicetak tidak berarti apa-apa selain pemborosan.