Barisan.co
Tak ada hasil
Lihat semua hasil
Barisan.co
Tak ada hasil
Lihat semua hasil
Barisan.co
Tak ada hasil
Lihat semua hasil
Beranda Terkini Ekonomi

Dampak Resesi: Orang Lebih Banyak Makan Makanan Tidak Sehat

:: Anatasia Wahyudi
20 Juni 2022
dalam Ekonomi, Kesehatan
Dampak Resesi: Orang Lebih Banyak Makan Makanan Tidak Sehat

Ilustrasi Makanan (Foto: Citydaily)

Bagi ke FacebookCuit di TwitterBagikan ke Whatsapp

Kualitas rendah, makanan ultra-olahan, seringkali jauh lebih murah daripada pilihan yang lebih sehat bagi masyarakat.

BARISAN.CO – Jumlah kasus Covid-19 mungkin boleh jadi mulai melandai, namun tidak dipungkiri, pandemi menghantam sektor ekonomi. Pada awal pandemi, banyak orang kesulitan untuk mendapatkan pekerjaan dan pendapatan.

Kesulitan itu terus bertambah selama pengetatan yang terjadi di seluruh dunia. Saat ini, dunia mengalami inflasi, negara seperti Amerika Serikat pun berada di ambang resesi lain.

Sementara orang lain mungkin bersiap menghadapi pengangguran yang tinggi dan penutupan bisnis, sebuah studi baru menunjukkan adanya konsekuensi lain, yakni perubahan pola makan.

Mengutip Study Finds, peneliti Sacred Heart University menyebut, selama resesi, orang cenderung lebih sedikit makan protein dan sayuran hijau dan lebih banyak konsumsi gula serta makanan berlemak. Perubahan pola makan itu berpengaruh pada lebih banyak orang yang tinggal dengan akses makanan keseluruhan lebih rendah.

BACAJUGA

4 Kesalahan Umum yang Harus Dihindari Selama Resesi

4 Kesalahan Umum yang Harus Dihindari Selama Resesi

27 Juli 2022
Ekspor Biji-Bijian

Damai Soal Pangan, Rusia-Ukraina Menandatangani Kesepakatan Ekspor Biji-Bijian

22 Juli 2022

Kualitas rendah, makanan ultra-olahan, seringkali jauh lebih murah daripada pilihan yang lebih sehat bagi masyarakat.

“Secara keseluruhan, kami menemukan bahwa Great Resecession berdampak negatif pada perilaku diet orang dewasa dan anak-anak,” ungkap Jacqueline Vernarelli, PhD., direktur pendidikan penelitian dan profesor kesehatan masyarakat di Sacred Heart University.

Dia melanjutkan, hal itu menambah bukti kuat adanya penurunan ekonomi berdampak bagi pendapatan rumah tangga, status pekerjaan, dan tingkat ketahanan pangan rumah tangga selanjutnya.

“Pandemi Covid-19 telah meningkatkan kerawanan pangan yang belum pernah terjadi sebelumnya dan peningkatan drastis akan sumber daya makanan darurat serta jenis bantuan lainnya. Dengan mengidentifikansi pola asupan utama selama resesi sebelumnya, kami bisa mengidentifikasi wilayah yang mungkin memerlukan intervensi sekarang dan selama tahun pemulihan,” tambah Jaqcueline.

Memilih yang Penting Murah

Tim peneliti mengumpulkan data dari lebih 60.000 orang dewasa dan anak-anak di Amerika Serikat. Mereka melihat pola makan masyarakat dan ketahanan pangan rumah tangga sebelum, selama, dan setelah Resesi Hebat selama tahun 2007 hingga 2010.

Definisi ketahanan rumah tangga ialah setiap orang dalam rumah tangga memiliki cukup pangan untuk hidup aktif dan sehat. Sedangkan, kerawanan pangan rumah tangga memiliki akses terbatas atau tidak pasti ke makanan sehat yang cukup.

Orang dengan kerawanan pangan berpeluang tinggi untuk kekurangan gizi dan mengidap penyakit kronis.

Hasilnya, kualitas nutrisi makanan berkurang saat keluarga memilih membeli makanan lebih murah daripada lebih sehat. Rumah tangga yang rawan pangan mungkin memiliki cukup makanan agar membuat semua orang merasa kenyang, namun variasi kualitas makanan mungkin saja menurun.

Selama Resesi Hebat, anak-anak yang tinggal di rumah dengan ketahanan pangan rendah mengonsumsi lebih banyak lemak padat dan gula. Anak-anak makan 200 kalori lebih banyak perharinya daripada sebelum dan sesudah resesi.

“Dengan data historis untuk memahami kebutuhan nutrisi potensial dan area yang menajdi perhatian dapat membantu ahli gizi kesehatan masyarakat untuk melayani masyarakat yang menghadapi kerawanan pangan dengan lebih baik serta membantu menginformasikan keputusan terkait kebijakan bantuan pangan,” tambah Jacqueline.

Selama ini juga, di Indonesia saat ada bantuan makanan ke masyarakat, selalu ada mie instan yang tentu itu jauh dari kata sehat. Mengingat bahaya mie instan dan dampak resesi bagi pola makan masyarakat seperti yang disebutkan di atas, mungkin dapat ditemukan kebijakan untuk mengganti bantuan mie instan dengan makanan yang lebih sehat dan bergizi. [rif]

Topik: Dampak Resesi Bagi Pola MakanGreat RecessionKetahanan PanganMakanan Tidak SehatResesi
Anatasia Wahyudi

Anatasia Wahyudi

POS LAINNYA

Program Pelatihan Ekonomi Pasar Sosial
Ekonomi

Program Pelatihan Ekonomi Pasar Sosial: Pentingnya Kesetaraan

11 Agustus 2022
Pertumbuhan Ekonomi Seharusnya Bisa Lebih Tinggi dari 5,44 Persen, Legislator Ini Tunjukkan Indikatornya
Ekonomi

Pertumbuhan Ekonomi Seharusnya Bisa Lebih Tinggi dari 5,44 Persen, Legislator Ini Tunjukkan Indikatornya

7 Agustus 2022
Jalan, Irigasi, dan Jaringan (Rp Trilyun)
Indikator Ekonomi

Jalan, Irigasi, dan Jaringan (Rp Trilyun)

6 Agustus 2022
harga komoditas
Ekonomi

Meski Tumbuh 5,44%, Ekonomi Indonesia Masih Rentan Tingginya Harga Komoditas Global

6 Agustus 2022
manfaat tomat
Kesehatan

15 Manfaat Tomat:  Zat Anti Oksidan dan Memerangi Sel Kanker

6 Agustus 2022
Ekonomi Indonesia Tumbuh 5,44 Persen
Ekonomi

Ekonomi Indonesia Tumbuh 5,44 Persen, Sektor Pertanian Perlu Perhatian

6 Agustus 2022
Lainnya
Selanjutnya
gowes pendidikan

Gowes Pendidikan, Anies Kampanyekan Budaya Bersepeda

manfaat buah salak

Manfaat Buah Salak untuk Kesehatan, Buah Bersisik Kaya Serat

TRANSLATE

TERBARU

Tarif Integrasi

Mulai Hari Ini, Tarif Integrasi Resmi Berlaku di 3 Moda Transportasi

12 Agustus 2022
meningkatkan daya belajar

Hal-hal yang Perlu Diperhatikan untuk Anak Sebagai “Booster” Daya Belajar

12 Agustus 2022
berbuat baik

Berbuat Baik, Keharusan Bagi Manusia

11 Agustus 2022
anies kenang Habib Zen bin Umar

Anies Baswedan Kenang Habib Zen bin Umar: Berakhlak Mulia

11 Agustus 2022
Jakarnaval

Disparekraf DKI  Gelar Jakarnaval 2022, Bangkitkan Pariwisata Jakarta

11 Agustus 2022
Program Pelatihan Ekonomi Pasar Sosial

Program Pelatihan Ekonomi Pasar Sosial: Pentingnya Kesetaraan

11 Agustus 2022
Ingin Meningkatkan Penjualan? Berusahalah Fast Response

Berikut Cara Agar Terhindar dari Penipuan Transaksi Jual Beli Online

11 Agustus 2022

SOROTAN

Filosofi Pohon
Opini

Filosofi Pohon

:: Redaksi
11 Agustus 2022

Penulis: Andi Rukman Nurdin Karumpa * BELAJAR dari filosofi pohon, selayaknya sebagai seorang insan berakal untuk pandai mempelajari dan mencari...

Selengkapnya
Kaum Khawarij Modern

Potret Keberagamaan yang Ekslusif Kaum Khawarij Modern

9 Agustus 2022
Sejarah Penetapan Tahun Hijriah dan Arti Bulan-Bulan dalam Kalender Islam

Sejarah Penetapan Tahun Hijriah dan Arti Bulan-Bulan dalam Kalender Islam

1 Agustus 2022
satu abad chairil anwar

Satu Abad Chairil Anwar, Puisi dan Doa

26 Juli 2022
Film Invisible Hopes

Film Invisible Hopes Mengungkap Sisi Gelap Anak-Anak yang Lahir di Jeruji Penjara

23 Juli 2022
Beredar Surat Pengangkatan Tenaga Honorer Jadi PNS, Begini Penjelasan Kemen PANRB

Pegawai Negeri Dibutuhkan, Tetapi Cenderung Tidak Diapresiasi

21 Juli 2022
  • Tentang Kami
  • Kontak
  • Redaksi
  • Disclaimer
  • Pedoman Media Siber
  • Indeks Artikel

BARISAN.CO © 2020 hak cipta dilindungi undang-undang

Tak ada hasil
Lihat semua hasil
  • Terkini
  • Senggang
  • Fokus
  • Opini
  • Kolom
    • Esai
    • Analisis Awalil Rizky
    • Pojok Bahasa & Filsafat
    • Perspektif Adib Achmadi
    • Risalah
    • Kisah Umi Ety
    • Mata Budaya
  • Sastra
  • Khazanah
  • Katanya VS Faktanya
  • Video

BARISAN.CO © 2020 hak cipta dilindungi undang-undang