Selama Resesi Hebat, anak-anak yang tinggal di rumah dengan ketahanan pangan rendah mengonsumsi lebih banyak lemak padat dan gula. Anak-anak makan 200 kalori lebih banyak perharinya daripada sebelum dan sesudah resesi.
“Dengan data historis untuk memahami kebutuhan nutrisi potensial dan area yang menajdi perhatian dapat membantu ahli gizi kesehatan masyarakat untuk melayani masyarakat yang menghadapi kerawanan pangan dengan lebih baik serta membantu menginformasikan keputusan terkait kebijakan bantuan pangan,” tambah Jacqueline.
Selama ini juga, di Indonesia saat ada bantuan makanan ke masyarakat, selalu ada mie instan yang tentu itu jauh dari kata sehat. Mengingat bahaya mie instan dan dampak resesi bagi pola makan masyarakat seperti yang disebutkan di atas, mungkin dapat ditemukan kebijakan untuk mengganti bantuan mie instan dengan makanan yang lebih sehat dan bergizi. [rif]