Barisan.co – Seseorang jika ingin memutuskan untuk membangun bahtera rumah tangga hendaknya tahu dasar atau pondasinya. Berkeluarga dan melahirkan keturunan merupakan harapan besar.
Arti keluarga menurut Wikipedia yakni merupakan unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan beberapa orang yang terkumpul dan tinggal di suatu tempat di bawah suatu atap dalam keadaan saling ketergantungan.
Membangun ikatan perkawinan yang di dalamnya ada kebahagiaan, menemukan ketentraman, ketenangan, cinta dan kasih sayang. Di dalam ajaran agama Islam menganjurkan umatnya untuk berumah tangga. Allah Swt berfirman dalam surat Ar-Ruum ayat 21:
ومن ايته أن خلق لكم من انفسكم ازواجا لتسكنوا اليها وجعل بينكم مودة ورحمة إن فى ذلك لايت لقوم يتفكرون.
“Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu istri-istri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya di antaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda bagi kaum yang berpikir.”.
Membangun hubungan keluarga merupakan langkah awal dan berkesinambungan untuk generasi yang akan datang. Sebagaimana dicontohkan Nabi Muhammad Saw membangun bahtera rumah tangga. Di dalam rumah tangga ada aturan kewajiban dan hak dari masing-masing suami dan istri.
Tujuan keluarga
Setelah mengetahui dasar membangun bahtera rumah tangga. Tentu ada tujuan yang hendak ingin dicapai. Di dalam bahtera rumah tanggapun kedemikan dengan pembentukan keluarga memiliki tujuan yang hendak diharapkan.
Secara umum tujuan berkeluarga untuk membentuk keluarga yang sakinah. Keluarga yang harmonis, bahagia, sejahtera lahir dan batin. Menemukan ketenangan dan ketentraman.
Terjalin hubungan suami dan istri yang serasi dan seimbang, tersalurkan nafsu seksual dengan baik yang diridhai Allah Swt. Mendidik anak-anak menjadi anak yang sholih dan shalihah.
Terpenuhi kebutuhan lahir batin suami istri, terjalin persaudaraan yang akrab antara keluarga besar suami dengan keluarga besar dari pihak istri. Melaksanakan ajaran-ajaran agama dengan baik dan dapat terjalin hubungan yang baik dengan para tetangga serta dapat hidup bermasyarakat dan bernegara secara baik pula.
Itulah serangkaian tujuan umumnya. Selain tujuan secara umum, tentunya ada tujuan khusus dalam berkeluarga. Ini beragam sesuai dengan pasangan hidupnya hendak dibawa ke mana bahtera rumah tangganya.
Sedangkan menurut ajaran Islam tujuan berkeluarga yakni:
1. Mentaati anjuran agama
Sebagai muslim yang baik, hendaknya senantiasa mengacu pada tatanan agamanya. Hidup berkeluarga adalah tatanan syariat Isam yang sangat dianjurkan oleh Allah Swt dan Rasul-Nya. Sehingga seorang muslim dapat melaksanakan pernikahan juga untuk menyempurnakan amaliyah keagamaannya.
2. Mewujudkan keluarga sakinah
Keluarga yang harmonis bahagia, sejahtera lahir dan batin, hidup tenang tenteram penuh kasih sayang, tersalurkan nafsu seksual dengan baik di jalan yang diridhai oleh Allah. Mendidik anak-anak menjadi anak yang shalih dan shalihah, terpenuhi kebutuhan lahir batin suami istri dan menjalin persaudaraan yang akrab antara keluarga dari suami dan keluarga dari istri serta dapat hidup bermasyarakat dengan baik pula.
3. Nafsu seksual dapat tersalurkan dengan baik
Manusia yang normal pasti memiliki nafsu seksual. Hal ini perlu disalurkan pada jalan yang diridhai oleh Allah Swt. Sedangkan jalan yang diridhainya adalah dengan jalan menikah bagi yang cukup umur ataupun mampu.
4. Kehormatan lebih terjaga
Nafsu seksual yang tidak tersalurkan pada tempatnya akan mengakibatkan penyimpangan seksual. Zina adalah perbuatan yang menyalahi ajaran agama dan merendahkan martabat manusia. Maka dengan berkeluarga niscaya nafsu seksual akan tersalurkan dengan baik terjauhkan dari kemaksiatan yang merendahkan martabat manusia.
5. Mengembangkan keturunan yang sah
Seseorang mengembangkan keturunan yang sah. Mereka akan tumbuh menjadi manusia yang jelas siapa ayah dan ibunya. Setiap orang memiliki keinginan untuk mengembangkan keturunannya demi menjaga kelangsungan hidupnya. Inilah proses regenerasi manusia agar generasi berikutnya tetap berlangsung.
6. Menentramkan jiwa
Persolan hidup yang timbul dapat dipecahkan bersama istrinya. Suami istri dapat senantiasa memadu kasih bersikap mesra dan saling memberi kesejukan.
7. Menjaga kesehatan
Perilaku seksual yang sehat merupakan faktor penting dalam menjaga kesehatan karena sekarang banyak sekali penyakit kelamin seperti, AIDS, raja singa (GO), dll. Melalui perilaku seks yang sehat, setia pada pasangan akan menjaga dari tertular penyakit tersebut.
8. Menghindarkan dari perilaku maksiat dan perzinaan
Nafsu biologis jika tersalurkan dengan sah sesuai dengan ajaran agama yang akan menghindarkan seseorang dari perilaku maksiat dan zina.
9. Menumbuhkan sikap tanggung jawab
Setelah berkeluarga seseorang dituntut untuk lebih bertanggung jawab. Suami bertanggung jawab atas nafkah istri dan anaknya. Dan istri bertanngung jawab untuk mengatur rumah tangga dan mendidik anak-anak”.
10. Keluarga sebagai tempat mendidik anak
Anak adalah karunia sekaligus amanah dari Allah. Maka orang tua harus menjaga amanta tersebut dengan sebaik-baiknya dengan jalan mendidiknya. Karena orang tua adalah faktor pendidik bagi anak dan mempunyai peranan paling utama dalam pertumbuhan kepribadiannya.
Sumber bacaan: Machfud, Membentuk Keluarga Ideal Tercapainya Keluarga Sakinah, Jawara, Surabaya, 2002
Diskusi tentang post ini