Barisan.co
Tak ada hasil
Lihat semua hasil
Barisan.co
Tak ada hasil
Lihat semua hasil
Barisan.co
Tak ada hasil
Lihat semua hasil
Beranda Terkini Sorotan Redaksi

Demi Layani Warga Jakarta, PAM Jaya Gelontorkan Subsidi Immaterial Rp600 M/Tahun

:: Anatasia Wahyudi
27 November 2022
dalam Sorotan Redaksi
Demi Layani Warga Jakarta, PAM Jaya Gelontorkan Subsidi Immaterial Rp600 M/Tahun
Bagi ke FacebookCuit di TwitterBagikan ke Whatsapp

Jika kebanyakan perusahaan cenderung profit oriented, namun ini justru berbanding terbalik dengan PAM Jaya.

BARISAN.CO – Salah satu Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) DKI Jakarta, yakni Perusahaan Air Minum Jaya (PAM Jaya) ternyata selama ini tidak hanya berorientasi pada keuntungan semata. Hal ini karena air bersih merupakan hal dasar yang harus didapat masyarakat, terkhusus warga Ibu Kota

Gubernur DKI Jakarta, Sutiyoso menetapkan Peraturan Gubernur No.11 Tahun 2007 Tentang Penyesuaian Tarif Otomatis (PTO) Air Minum Semester I Tahun 2007. Peraturan itu mengurai kelompok I yakni tempat ibadah, hidran dan ledeng minum, asrama badan sosial, rumah yatim piatu, serta lainnya dikenakan tarif Rp1.050 per satu m/kubik. Sementara, kelompok II antara lain adalah rumah sakit pemerintah, rumah tangga sangat sederhana, rumah susun sangat sederhana, dan sejenisnya juga dikenakan tarif sama.

Satu meter/kubik setara dengan seribu liter air. Itu artinya, per liter harganya Rp1. Padahal, harga air minum merek terkenal yang dijual di pasaran bisa Rp1.000an/liter. Tentu, harga yang ditawarkan PAM Jaya jauh lebih murah.

Dari Pergub itu berlaku hingga saat ini, tarif air minum di Jakarta belum pernah naik, meski memiliki mitra swasta, Aetra dan Palyja, yang keduanya akan berakhir masa kontraknya pada 31 Januari 2022 mendatang.

BACAJUGA

Kisah di Balik Terpilihnya Moya Indonesia sebagai Mitra PAM Jaya

Kisah di Balik Terpilihnya Moya Indonesia sebagai Mitra PAM Jaya

7 Desember 2022
Skema Bundling dengan PT Moya Indonesia Justru Untungkan PAM Jaya

Skema Bundling dengan PT Moya Indonesia Justru Untungkan PAM Jaya

1 Desember 2022

Tentu, jika bicara soal bisnis, PAM Jaya jelas bukan perusahaan yang profitable. Terlebih, hingga saat ini, tak seperti BUMD Pemprov DKI Jakarta lainnya, PAM Jaya belum pernah memberikan dividen. Ternyata, ada alasan yang melatarbelakanginya.

“Penyesuaian mayoritas pelanggan PAM Jaya adalah MBR (Masyarakat Berpenghasilan Rendah), dari perhitungan bisnisnya sebulannya itu dari 2017 hingga hari ini, PAM Jaya menyubsidi immaterial,” kata Syahrul Hasan, Direktur Pelayanan PAM Jaya pada Kamis (24/11/2022).

Diketahui, subsidi immaterial yang digelontorkan oleh PAM Jaya senilai Rp600 miliar. Jika dikalikan dari Pegub besutan Sutiyoso hingga saat ini sudah 15 tahun dan jumlahnya sekitar Rp9 triliun.

Syahrul mengungkapkan, PAM Jaya pernah ditanya oleh Dewan Rakyat Perwakilan Daerah (DPRD) DKI Jakarta kenapa tidak pernah menyetor dividen.

“Pertama, karena memang regulasi, Permendagri kalau cakupan layanan PAM se-Indonesia kalau belum 85 persen, maka PDAM belum wajib menyetorkan dividen, tapi PAM Jaya sudah menyetorkan dividen immaterial,” jelasnya.

Bedasarkan Peraturan Kementerian Dalam Negeri (Permendagri) No 71 Tahun 2016 tentang Perhitungan dan Penetapan Tarif Air Minum pasal 2 poin a disebutkan, perhitungan dan penetapan tarif air minum didasarkan pada keterjangkauan dan keadilan. Sementara, pada pasal 3 dijelaskan, pasal 1 dijelaskan, keterjangkauan yang dimaksud dalam Pasal 2 adalah (a) penetapan tarif untuk standar kebutuhan pokok air minum disesuaikan dengan kemampuan membayar pelanggan yang berpenghasilan sama dengan Upah Minimum Provinsi serta tidak melampaui 4 persen dari pendapatan masyarakat pelanggan dan (b) penetapan tarif standar pokok air minum bagi Masyarakat Berpenghasilan Rendah diberlakukan tarif setinggi-tingginya sama dengan tarif rendah.

Sedangkan, keadilan yang dimaksud dalam pasal 3 ayat 2 dijelaskan, keadilan adalah (a) penerapan tarif diferensiasi dengan subididi silang antar kelompok pelanggan, dan (b) penerapan tarif progresif dalam rangka mengupayakan penghematan penggunaan air.

Jakarta sejak 2007 selalu mengalami kenaikan UMP. Di tahun 2007, UMP yang ditetapkan di Jakarta adalah Rp900.560/ bulan. Kemudian, di tahun 2022 mencapai Rp4.641.854. Jadi, selama 15 tahun terakhir, walaupun kenaikan UMP di DKI Jakarta sebesar 515,44 persen, namun biaya tarif PAM Jaya masih tetap sama.

Syahrul menambahkan, air curah dari tahun 2007-2021, agregat kenaikannya mencapai 73,94 persen. Ini air curah yang kita beli dari Tangerang, jelasnya

“Kemudian, air baku yang kita beli dari Jatiluhur kenaikannya sudah 113 persen. Kenaikan listrik agregatnya sudah 153 persen, tapi PAM Jaya tetap sama,” tambahnya.

Lalu, bagaimana dengan Pulau Seribu?

“Kita mengelola 8 SWRO (Sea Water Reverse Osmosis) dibangun oleh Dinas Sumber Daya Air, kemudian diserahkan ke PAM Jaya yang kelola. Biaya produksi 1 meter kubik di Pulau Seribu kurang lebih Rp30-40 ribu, tapi PAM Jaya jual dengan harga Rp1.050,” lanjut Syahrul.

Jika bicara bisnis, Syahrul menerangkan, tentu akan rugi.

“Tapi, karena ada keberpihakan, Pemprov DKI melalui PAM Jaya kita samakan antara yang di daratan dengan yang ada di Pulau Seribu. Memang ga dapat kalau bicara bisnisnya karena memang, kita harus mengisi gap biaya dan kalau kita bicara produksi karena air laut yang dikelola, maka tentunya banyak kondisi teknis yang juga secara pembiayaan atau maintenance itu jauh lebih mahal,” terangnya.

Soal tarif di Jakarta, Syahrul menyadari, tarif tersebut jauh lebih rendah dari kota penyangganya, seperti Depok dan Tangerang. Di Depok, Tirta Asasta Depok memberlakukan tarif untuk Kelompok I per satu meter kubik mulai dari Rp1.900-Rp6.800 dan untuk Kelompok II: rumah sangat sederhana dikenakan tarif Rp2.700/ satu meter kubik. Kemudian, Perumda Tirta Benteng Kota Tangerang memberlakukan tarif untik kelompok I mulai dari Rp2.400-Rp2.775/ satu meter kubik.

“Tarif air sesuai Permendagri tiap tahunnya boleh dinaikkan. Bahkan, Permendagri itu menyebutkan, memang Pemprov itu berkewajiban menyesuaikan, tapi kebijakan ga populis, makanya dari tahun 2007 hingga saat ini ga pernah dinaikkan,” ujarnya.

Syahrul berpendapat, kondisi itu kemudian tidak pernah dipublikasikan karena memang dihandel oleh Aetra dan Palyja.

“Oleh karena itu, saya kira pada persoalan in, memang penting publik Jakarta mengetahui betapa murahnya tarif yang selama ini diberlakukan oleh PAM Jaya,” pungkasnya. [rif]

Topik: Direktur Pelayanan PAM Jaya Syahrul HasanPAM JayaSubsidi Immaterial PAM JayaSyahrul Hasan
Anatasia Wahyudi

Anatasia Wahyudi

POS LAINNYA

Perlindungan PRT
Sorotan Redaksi

Rentan Alami Kekerasan, Perlindungan Terhadap PRT Perlu Perhatian Serius

2 Februari 2023
Menunggu Pengesahan RUU EBET, Adakah Skema Power Wheeling?
Sorotan Redaksi

Menunggu Pengesahan RUU EBET, Adakah Skema Power Wheeling?

29 Januari 2023
Zero ODOL 2023
Sorotan Redaksi

Sudah Saatnya Wujudkan Jalan Raya Bebas Truk ODOL

28 Januari 2023
Jabatan Kades
Sorotan Redaksi

Desa Bisa Jadi Sarang Korupsi Kalau Jabatan Kades Diperpanjang

27 Januari 2023
Anak yang Tumbuh Miskin, Saat Dewasa Sulit Lepas dari Jerat Kemiskinan
Sorotan Redaksi

Anak yang Tumbuh Miskin, Saat Dewasa Sulit Lepas dari Jerat Kemiskinan

25 Januari 2023
Andalan Pariwisata, Krisis Air Membayangi Bali
Sorotan Redaksi

Andalan Pariwisata, Krisis Air Membayangi Bali

15 Desember 2022
Lainnya
Selanjutnya
Kolaborasi Relawan Anies dan Partai Politik

Kolaborasi Relawan Anies dan Partai Politik

KAHMI Bantah BIN Terlibat dalam Munas di Palu

KAHMI Bantah BIN Terlibat dalam Munas di Palu

TRANSLATE

TERBARU

Jelang Lebaran Butuh Cash Lebih, Waspadai Kejahatan Skimming ATM

Kisah ATM dan Eksistensinya di Era Non Tunai

8 Februari 2023
arti imma'ah

Jangan Menjadi Kelompok Imma’ah, Berikut Arti dan Penjelasannya

8 Februari 2023
Ari Lasso Suka Makan Kurma

Asupan Nutrisi dan Energi Sebelum Manggung, Ari Lasso Suka Makan Kurma

8 Februari 2023
NU modern

Wapres Harapkan NU Lebih Modern Sesuai Perkembangan Zaman

7 Februari 2023
Wakil Rektor PTIQ Jakarta Ali Nurdin Minta KPU dan Bawaslu Gelar Pemira Berbasis Al-Qur’an

Wakil Rektor PTIQ Jakarta Ali Nurdin Minta KPU dan Bawaslu Gelar Pemira Berbasis Al-Qur’an

7 Februari 2023
pencatat

Pencatat Berpikiran Besar

7 Februari 2023
Pesta Rakyat Dewa 19, Sebuah Catatan dari JIS

Pesta Rakyat Dewa 19, Sebuah Catatan dari JIS

7 Februari 2023

SOROTAN

Pesta Rakyat Dewa 19, Sebuah Catatan dari JIS
Opini

Pesta Rakyat Dewa 19, Sebuah Catatan dari JIS

:: M Chozin Amirullah
7 Februari 2023

KONSER Dewa 19 bertajuk Pesta Rakyat akhirnya digelar pada Sabtu, 4 Februari 2023. Konser ini awalnya akan digelar pada 12...

Selengkapnya
Negara Partitokrasi

Negara Partitokrasi, dan Kewajiban Menolak Perilaku Anti Demokrasi

7 Februari 2023
Ajip Rosidi, Anies Baswedan dan Buku

Ajip Rosidi, Anies Baswedan dan Buku

7 Februari 2023
George Orwell, KTP dan Indonesia

George Orwell, KTP dan Indonesia

6 Februari 2023
Minyak Kita atau Minyak Ente?

Minyak Kita atau Minyak Ente?

5 Februari 2023
Dahulu Aku Anggota HMI, Kini Berupaya Hidup Pantas Sebagai Alumni HMI

Dahulu Aku Anggota HMI, Kini Berupaya Hidup Pantas Sebagai Alumni HMI

5 Februari 2023
  • Tentang Kami
  • Kontak
  • Redaksi
  • Disclaimer
  • Pedoman Media Siber
  • Indeks Artikel

BARISAN.CO © 2020 hak cipta dilindungi undang-undang

Tak ada hasil
Lihat semua hasil
  • Terkini
  • Senggang
  • Fokus
  • Opini
  • Kolom
    • Esai
    • Analisis Awalil Rizky
    • Pojok Bahasa & Filsafat
    • Perspektif Adib Achmadi
    • Kisah Umi Ety
    • Mata Budaya
  • Risalah
  • Sastra
  • Khazanah
  • Sorotan Redaksi
  • Katanya VS Faktanya
  • Video

BARISAN.CO © 2020 hak cipta dilindungi undang-undang