Terakhir, yang kelima, ibadah haji. Betapa, sudah tak penting itu apa-apa yang selama ini kita anggap harga diri. Status sosial yang kita agungkan, harta yang kita pamerkan, dan kecintaan atas keluarga dan tanah air. Betapa semua itu harus kita tanggalkan. Cukup berbaju sehelai kain putih dan sepenuhnya pasrah kepada keagungan-Nya.
Dengan demikian, ungkapan suci “ke mana pun kamu menghadap di sanalah wajah Allah” tak lagi bertengger sebagai teks kaku yang tak berdampak. Kita merasai kehadiran-Nya di balik setiap fenomena, di balik setiap ciptaan, setiap peristiwa.