Eril juga menjadi model sebagai anak pejabat yang bersahaja tidak neko-neko dan ugal-ugalan. Sementara selama ini masyarakat disuguhi oleh aksi anak-anak pejabat yang tidak perpijak pada bumi, terlibat narkoba, jaga jarak dengan masyarakat dan bahkan ada yang korupsi.
Ketiga, berbuat baik. Hidup ini dijalani untuk berbuat baik dan bermanfaat bagi lingkungan. Berbuat baik tidak selamanya harus terang-terangan dengan disorot kamera televisi dan diliput media massa dan dilakukan dengan partai besar.
Berbuat baik itu bisa dari lingkungan kecil, komunitas dan kelompok masyarakat atau hanya ke sekelompok anak yatim. Dan itu dilakukan Eril tanpa sepengetahuan orang banyak termasuk orangtuanya sekalipun. Membelikan baju lebaran anak yatim juga santunan kepada satpam di lingkungan kerja orangtuanya dan orang miskin yang ditemuinya di jalanan.
Dan, jangan khawatir perbuatan tersembunyi itu akan disembunyikan. Eril membuktikannya, justru setelah kematiannya beragam perbuatan baik bermunculan dalam bentuk video, tulisan dan juga testimoni dari orang-orang yang telah dibantunya.
Keempat, muak dengan elite. Kematian Eril menjadi seperti oase di tengah publik Indonesia dijejali pemberitaan dan isu yang sangat memuakkan. Apakah itu elite partai atau elite pemerintahan. Mereka rakus kekuasaan dan setiap hari yang diurus hanyalah soal koalisi dan pilpres yang tidak menyentuh kebutuhan dasar masyarakat.
Peristiwa kematian Eril membuat sejenak warga bernapas, merenung dan berkontemplasi. Peristiwa Eril seperti ekskapisme publik atas polah elite yang sangat menjengkelkan.
Terimakasih Eril, kamu telah memberikan nilai yang berharga bagi bangsa ini.