Barisan.co
Tak ada hasil
Lihat semua hasil
Barisan.co
Tak ada hasil
Lihat semua hasil
Barisan.co
Tak ada hasil
Lihat semua hasil
Beranda Khazanah

Falsafah Telapak Tangan

:: Redaksi
13 Oktober 2020
dalam Khazanah
Falsafah Telapak Tangan

Ilustrasi barisan.co/Bondan PS

Bagi ke FacebookCuit di TwitterBagikan ke Whatsapp
Oleh: Fazwar A. Jambak*

Barisan.co – Suatu ketika, di kantin kampus kita dikejutkan kedatangan mahasiswa legend, namanya dikenal luas dan sering jadi rujukan ketika diskusi atau namanya disebut-sebut saat bercanda konyol di ujung kantin. Mahasiswa jomblo seperti saya memang selalu menghabiskan waktu di kantin bersama teman-teman MAPALA.

Beliau masuk legenda karena kuliah yang tak kunjung lulus. Masa belajarnya dihabiskan tiga periode presiden dan empat periode rektor. Ya, sebelas tahun lamanya dia begitu menyukai statusnya sebagai mahasiswa.

Begitu legendanya, mahasiswa di generasiku, adik tingkat dan para seniorku pasti semua kenal nama beliau, walaupun tak pernah melihatnya. Termasuk aku, hanya kenal nama tapi belum pernah bertemu.

Kedatangannya kali ini sebuah anugerah, selain ingin mengenalnya, bulan ini kami sedang ada kegiatan rekonsiliasi di Kali Urang. Kami bergegas ke kantin, tentu tak lupa proposal kegiatan sudah siap ditanganku.

BACAJUGA

nasihat luqman kepada anaknya

12 Nasihat Luqman Kepada Anaknya, Diabadikan dalam Al-Quran

19 November 2022
hari ayah nasional

Sejarah Hari Ayah Nasional, Inilah Nasihat Syekh Abdul Qodir Kepada Anak dan Muridnya

12 November 2022

Sesampainya kita di kantin, saya masih menebak-nebak orangnya, mencari apa yang menarik dari salah satu tiga tamu ini.

Ada 1 orang yang sangat vokal, baju dilipat setengah lengan, bicaranya semangat, tangannya mengepal sambil menegaskan intonasinya, bicaranya runtut, tutur katanya seperti orator ulung, nadanya seperti marah tapi gampang tertawa.

Ah, tak salah lagi, pasti ini orangnya batinku. Langsung saya memperkenalkan diri.

“Saya Lay Bang, Ketua BEM saat ini.”

Dia terima salaman menjabat tanganku erat sekali, terkesan tegas sambil di goncang-goncang.

“Salman Dianda Anwar,” jawabnya singkat.

Beliau menatapku dalam, semua langsung diam, dan fokus ke saya. Inilah ciri khasnya beliau, selalu menatap dan penuh seksama memperhatikan lawan bicaranya. Selanjutnya saya mengenal beliau ini adalah orang yang mampu mengingat semua momen, dan tak mudah lupa dengan nama yang pernah dikenalnya.

Dia menatapku begitu dalam, kesempatanku mengambil panggung, batinku. Agak grogi ditatap begitu, saya mencoba menguasai situasi menceritakan keadaan BEM dan kegiatannya. Dan tak lupa kertas andalanku, ya Proposal Kegiatan saya serahkan padanya. Berharap ada dana yg akan keluar dari kantongnya.

Beliau membaca sejenak, membolak-balik proposal. Tampaknya dia tidak tertarik pada kata pengantar. To the point, langsung fokus pada acara dan dana. Beliau langsung mengeluarkan isi dompetnya. Sekilas saya mengintip, isi dompetnya ternyata pas-pasan banyak kertas yang tidak terpakai daripada gambar pahlawan.

Tapi dengan begitu, dia masih menarik beberapa lembar. Menyerahkan kembali proposal itu padaku.

“Saya buatkan kuitansi bang?” Kataku.

“Tidak perlu. Dana itu untuk kalian saja, tambah-tambah untuk kalian cari dana.” Katanya singkat.

Beliau langsung menarik nafas panjang, seperti mau memulai pidato.

Saya terdiam pas di hadapannya, menunggu dia saja yang bicara. Dan ternyata benar saja, dia menasihatiku serius :

“Adinda, coba angkat tanganmu. Buka telapaknya telentangkan mengadah ke atas.” Katanya.

Lalu, aku ikuti saja perintahnya.

“Nah,ini adalah posisi tangan meminta dek.” Katanya tegas.

Lalu aku sangat terkejut, dia sedang mendikteku.

“Lalu sekarang, balik tanganmu telungkupkan, telapaknya di bawah. Nah ini, posisi memberi dek.” Lanjutnya lagi.

“Nah, sekarang sejajarkan tanganmu seperti orang salaman. Nah, ini tangan posisi kerjasama dek.” Tuturnya lagi.

Menarik nafas sejenak, beliau melanjutkan nasihatnya lagi.

“Orang yang paling lemah adalah telapak tangannya mengadah ke atas, orang kuat telapak tangannya mengadah ke bawah, jika kau tidak pada keduanya, maka posisikan tanganmu untuk kerja sama.” Katanya sambil menggegam tanganku erat seperti pertama kenalan tadi.

“Adinda, sebaik-baiknya manusia adalah yang bermanfaat bagi yang lain. Biasakan posisi tanganmu telungkup atau setidaknya sejajar. Hindari untuk mengadah, biarlah posisi itu hanya untuk Allah, pada-Nya lah kau meminta dan berharap.”

Dia terus melanjutkan nasihatnya, tapi aku sudah tidak lagi mampu mendengarnya. Aku lebih fokus menertawakan diri dan menahan malu di depan senior legend ini.

Nasihatnya ini membuatku terpukul hebat. Sejak itu aku tidak lagi buat proposal meminta uang. Aku selalu menawarkan kerja sama, atau setidaknya kami jualan kaos souvenir atau sampai cuci mobil dosen untuk mendapatkan uang kegiatan.

Kata-kata itu masih berbekas hebat. Rasanya seperti pahatan batu sampai saat ini. Setiap ada pengemis, oknun pejabat, oknum aparat yg mengadahkan tangan aku selalu ingat nasihat itu.  Tak sedikit juga mereka saya nasihati demikian.

Terima kasih Kanda, atas nasehat itu. Maka aku kini berusaha menciptakan lapangan kerja, agar tanganku tidak lagi mengadah keatas, seperti katamu.

Dan ini juga alasanku menolak Omnibus law, karena era ini menciptakan budak yang legal, bukan mendorong produktivitas dan kreativitas. Kita memudahkan pemodal untuk memperkerjakan kita. Bukan melindungi bibit yang tumbuh di bawah pohon besar, tapi memupuk pohon besar agar yang tumbuh hanya pohon beringin Pak Airlangga.

Slogan kerja di era ini telanjur untuk menciptakan kerja, bukan kerja untuk menciptakan sesuatu. Lalu, jika kita menyembah para pemodal, apa cerita ekonomi Pancasila akan bisa tumbuh di bawah pohon rindang? [Put]

Fazwar A. Jambak, Social-preneurship tinggal di Lampung

Topik: Falsafah Telapak TanganKhazanahNasihat kehidupanSalman Dianda Anwar
Redaksi

Redaksi

Media Opini Indonesia

POS LAINNYA

wakaf uang
Khazanah

Mengenal Wakaf Uang, Sejarah dan Fatwa Ulama

25 Januari 2023
Kenapa Rumput Tetangga Lebih Hijau?
Khazanah

Kenapa Rumput Tetangga Lebih Hijau?

21 Desember 2022
Serat Tripama
Khazanah

Serat Tripama dan Ajaran Tentang Cinta Tanah Air

15 Desember 2022
umur para nabi
Khazanah

Umur Para Nabi, 25 Nabi yang Wajib Diketahui Hingga Nabi Khidir dan Nabi Uzair

13 Desember 2022
kitab al-filaha
Khazanah

Kitab Al-Filaha Ibnu Awwam, Induknya Ilmu Pertanian

6 Desember 2022
buntil
Khazanah

Buntil, Makanan Khas Jawa yang Kian Langka

5 Desember 2022
Lainnya
Selanjutnya
Satjipto Rahardjo, Sepenggal Pemikiran Sang Maestro Hukum Progresif

Satjipto Rahardjo, Sepenggal Pemikiran Sang Maestro Hukum Progresif

Kisah Mahabharata

Dari Mahabharata: Menegakkan Harga Diri

Diskusi tentang post ini

TRANSLATE

TERBARU

Kasus Kanker Meningkat Pada Orang di Bawah Usia 50 Tahun

Kasus Kanker Meningkat Pada Orang di Bawah Usia 50 Tahun

1 Februari 2023
apbn lindungi daya beli masyarakat

Sri Mulyani Sebut APBN Telah Bekerja Lindungi Daya Beli Masyarakat

1 Februari 2023
Ledakan Metana, Bencana yang Disebabkan Tangan Manusia

Ledakan Metana, Bencana yang Disebabkan Tangan Manusia

1 Februari 2023
Bakal Naik Besok, Jadi Berapa Harga Pertamax?

Simak! Harga BBM Ada yang Naik Mulai Hari Ini, Ini Daftarnya

1 Februari 2023
Pemilu Serentak Tahun 2024

Menyongsong Pemilu Serentak Tahun 2024 yang Berkualitas dan Berintegritas

1 Februari 2023
bacaan doa setelah sholat dhuha

Bacaan Doa Setelah Sholat Dhuha, Lengkap dengan Zikir Pembuka Pintu Rezeki

1 Februari 2023
Pendapatan Investasi Lainnya (US$ Juta)

Pendapatan Investasi Lainnya (US$ Juta)

31 Januari 2023

SOROTAN

Pemilu Serentak Tahun 2024
Opini

Menyongsong Pemilu Serentak Tahun 2024 yang Berkualitas dan Berintegritas

:: Syaiful Rozak
1 Februari 2023

Pemilu Serentak Tahun 2024

Selengkapnya
Menanti Keberanian KIB Usung Airlangga-Erick Thohir

Menanti Keberanian KIB Usung Airlangga-Erick Thohir

31 Januari 2023
Sodetan Ciliwung dan Cara Anies Bekerja dalam Sepi

Sodetan Ciliwung dan Cara Anies Bekerja dalam Sepi

30 Januari 2023
Menunggu Pengesahan RUU EBET, Adakah Skema Power Wheeling?

Menunggu Pengesahan RUU EBET, Adakah Skema Power Wheeling?

29 Januari 2023
Sodetan Kali Ciliwung, Antara Kepatuhan Hukum dan Keberpihakan Pada Rakyat

Sodetan Kali Ciliwung, Antara Kepatuhan Hukum dan Keberpihakan Pada Rakyat

28 Januari 2023
Zero ODOL 2023

Sudah Saatnya Wujudkan Jalan Raya Bebas Truk ODOL

28 Januari 2023
  • Tentang Kami
  • Kontak
  • Redaksi
  • Disclaimer
  • Pedoman Media Siber
  • Indeks Artikel

BARISAN.CO © 2020 hak cipta dilindungi undang-undang

Tak ada hasil
Lihat semua hasil
  • Terkini
  • Senggang
  • Fokus
  • Opini
  • Kolom
    • Esai
    • Analisis Awalil Rizky
    • Pojok Bahasa & Filsafat
    • Perspektif Adib Achmadi
    • Kisah Umi Ety
    • Mata Budaya
  • Risalah
  • Sastra
  • Khazanah
  • Sorotan Redaksi
  • Katanya VS Faktanya
  • Video

BARISAN.CO © 2020 hak cipta dilindungi undang-undang