Scroll untuk baca artikel
Ekonomi

Farouk Abdullah Alwyni: Biden Sama Agresifnya dengan Trump Soal China

Redaksi
×

Farouk Abdullah Alwyni: Biden Sama Agresifnya dengan Trump Soal China

Sebarkan artikel ini

Red: Kemenangan Biden diprediksi mengendurkan tensi perang dagang dengan China. Apa dampaknya bagi Indonesia?

FAA: Tidak juga, persoalan China juga menjadi perhatian bagi Biden Administration. Mereka tidak akan kurang agresifnya dibandingkan Trump jika terkait China. Karena bagaimanapun dari perspektif kepentingan nasional Amerika, China adalah sebuah kekuatan baru yang tidak bisa dibiarkan begitu saja menyaingi pengaruh Amerika.

Biden juga telah menyatakan bahwa China harus taat kepada aturan-aturan internasional dalam bisnisnya. Juga, Biden mempunyai perspektif yang kurang lebih sama dengan Trump terkait persoalan keamanan nasional terkait TikTok.

Bahkan terkait HAM, pemerintahan Biden bisa lebih agresif, terkait Uighur misalnya Biden pernah menyerang China dengan menyatakan bahwa apa yang China lakukan terhadap Muslim minoritas Uighur sebagai sebuah bentuk “genocide”.

Jadi untuk Indonesia, kita harus kembali ke isu no. 1, apakah kita sendiri siap berbenah secara serius ?

Red: Biden kental dengan ide-ide Demokrat tentang lingkungan, human rights, energi terbarukan, dan lain-lain. Melihat sekilas bahwa Indonesia belum ‘at home’ dengan ide-ide tersebut, apakah ini artinya akan menyulitkan bagi Indonesia dalam hubungan bilateralnya dengan AS?

FAA: Tentunya dalam hal ini, dengan segala kelebihan dan kekurangannya, Amerika adalah masih merupakan sebuah kekuatan dominan dunia. Maka tentunya Indonesia perlu lebih familiar dengan isu-isu yang disebutkan di atas.

Karena Indonesia akan perlu menyesuaikan diri dengan kebijakan-kebijakan yang ada tersebut. Sebenarnya dampak positif Biden Administration bagi Indonesia adalah justru dapat mendorong perbaikan dari kualitas demokrasi kita yang sekarang-sekarang ini cenderung menurun.

Juga terkait perbaikan menuju kebijakan HAM yang lebih baik, kontrol yang lebih ketat atau reformasi terhadap peran kepolisian yang cenderung sekarang ini seperti militer pada masa Orde Baru, mendorong bisnis yang lebih bertanggung jawab sosial, dan juga tentunya lingkungan.