Scroll untuk baca artikel
Blog

[FOKUS] Gerakan Aktivis Katolik di Sekitar September 1965

Redaksi
×

[FOKUS] Gerakan Aktivis Katolik di Sekitar September 1965

Sebarkan artikel ini

Saat sakit itulah Soekarno total beristirahat. Ia tidak tampil di muka publik selama hampir dua minggu sebelum pada akhirnya, 17 Agustus 1965, ia berpidato di Hari Kemerdekaan Indonesia. Seperti dicatat Jusuf Wanandi, pidato Bung Karno yang biasanya berlangsung selama empat jam, hari itu selesai hanya kurang dari dua jam.

Dari sang informan, aktivis Katolik mendengar apa yang disampaikan dokter kepada Aidit: “Soekarno sakit. Dia tidak akan bertahan lebih lama lagi. Apapun yang Anda harus lakukan, lakukanlah segera.”

Pada hari itulah banyak orang tahu akan terjadi hal buruk dan menegangkan. Kalangan Katolik, sejak jauh-jauh hari sudah menyadari hal itu akan datang. Apalagi mereka mengetahui bahwa Pemuda Rakyat dan Gerwani sebagai underbouw PKI sudah rutin berlatih memegang senjata ringan di Halim.

Hal tersebut menjadi alasan bagi mereka, sejak 1964, melatih kekuatan fisik kadernya di Gunung Sahari, yang diikuti mulai dari pemimpin mahasiswa dan akademisi. Aktivitas serupa dilakukan juga oleh kelompok antikomunis lainnya, Himpunan Mahasiswa Islam (HMI), yang berlatih di Megamendung, Bogor, di kediaman Wakil Ketua NU Subchan ZE.

Hari sakitnya Bung Karno itu menjadi awal pertemuan intensif antara aktivis Katolik dengan para sekutunya, yang dipayungi oleh kekuatan Angkatan Darat. Ketua PMKRI, Harry Tjan Silalahi didampingi Ignatius Joseph Kasimo kemudian menemui Abdul Haris Nasution, membahas upaya menggagalkan rencana PKI yang belum jelas kapan dan bagaimana bentuknya.

Aktivis Katolik juga bertemu dengan pemimpin HMI Subhan ZE untuk membahas bagaimana persiapan mahasiswa untuk berlatih. Namun di penghujung September 1965, saat mereka sibuk berkoordinasi, PKI sudah lebih dulu melancarkan aksinya.

Penulis: Ananta Damarjati


Seri tulisan G30S/PKI lainnya:
[FOKUS] Cara Mudah Jadi Komunis, Bencilah Ajarannya
[FOKUS] Sejarah Munculnya Komunis di Indonesia dan Singgungannya dengan Gerakan Islam