Barisan.co
Tak ada hasil
Lihat semua hasil
Barisan.co
Tak ada hasil
Lihat semua hasil
Barisan.co
Tak ada hasil
Lihat semua hasil
Beranda Senggang Tokoh & Peristiwa

Damardjati Supadjar, Lahir-Batin Mengajarkan Pancasila

:: Ananta Damarjati
29 September 2020
dalam Tokoh & Peristiwa
Damardjati Supadjar, Lahir-Batin Mengajarkan Pancasila

Ilustrasi barisan.co/Bondan PS

Bagi ke FacebookCuit di TwitterBagikan ke Whatsapp

Barisan.co – Di satu ceramahnya, Guru Besar Filsafat UGM Prof Dr Damardjati Supadjar mengatakan kalimat yang cukup membingungkan, “Pancasila belum lahir.”

Kedengarannya seperti celetukan khas Damardjati Supadjar yang aneh-aneh itu. Namun, arah maksudnya baru dapat ditangkap saat ucapannya dilengkapi, bahwa: Pancasila belum lahir, sebab pidato Bung Karno tanggal 1 Juni 1945 itu baru sebatas batin tentang dasar negara.

Damardjati Supadjar melanjutkan, “Di mata filsafat, sesuatu yang masih batin sejatinya belumlah lahir. Pancasila baru dapat disebut lahir, kalau keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia sudah terwujud.”

Cara pandang lahir-batin Pancasila dari Damardjati Supadjar itu menarik. Sekaligus menunjukkan kedalaman pandangan seorang filsuf seperti dirinya.

BACAJUGA

doa hari kesaktian pancasila

Doa Hari Kesaktian Pancasila, Menag: Meneguhkan Pancasila Sebagai Falsafah Hidup

1 Oktober 2022
Filosofi Pohon

Filosofi Pohon

11 Agustus 2022

Dalam kenyataannya, kita memang belum pernah tahu rasanya keadilan sosial yang menyeluruh itu. Mewujudkannya pun bukanlah hal mudah.

Keadilan sosial, menurut Damardjati Supadjar, lebih mudah diwujudkan dengan anggapan dasar bahwa sila-sila dalam Pancasila merupakan ‘urutan organis’ yang harus disikapi lewat kesadaran bersama. Dan oleh karena perlu kebersamaan, sila keempat menjadi penting dibicarakan terus-menerus.

Damardjati menulis, “Hal-hal yang melatar-belakangi ideologi kita dengan jelas tertera pada sila pertama, kedua, dan ketiga. Sedangkan yang melatar-depani adalah sila kelima. Yang aktual dan yang selalu harus aktual ialah sila keempat.”

Pancasila: Sebuah Proses

Damardjati Supadjar lahir di Magelang, 30 Maret 1940. Ia mengajar filsafat dan terus melakukannya sampai pensiun dari UGM pada tahun 2010. Di luar mengajar, ia juga adalah penasihat Sri Sultan Hamengkubuwono X.

Biografi pikiran Damardjati Supadajar terbilang solid. Selain kental meneladani filsuf Jawa seperti Ronggowarsito, ia juga dipengaruhi WS Sahakian, Pyotr Ouspenskii, dan Fritjof Capra.

Dalam kaitannya Pancasila, nama Notonagoro dan Alfred Whitehead sepertinya berpengaruh lebih besar dibanding nama-nama lain.

Pandangan Pancasila Damardjati Supadjar terutama datang dari filsafat proses Alfred North Whitehead, bahwa ‘dunia fakta’ senantiasa berubah dan mengalir (becoming of continuity).

Filsafat proses Whitehead ini kemudian sering diterjemahkan ke dalam pikiran Jawa Damardjati menjadi sangkan-paraning-dumadi (dari mana, sampai mana, mau ke mana).

Adalah penting, menurut Damardjati, memahami sangkan paran Pancasila. Dari ceramah-ceramahnya, bisa dimengerti bahwa lima butir ayat dalam Pancasila merupakan kesatuan organis yang pada prosesnya saling memengaruhi.

Sekuat apa akarnya (sila pertama, kedua, dan ketiga), akan memengaruhi bagaimana pelaksanaannya (sila keempat), dan menentukan seberapa berkualitas resultante akhirnya (sila kelima).

Dalam pengamalan Pancasila di kehidupan sehari-hari, filsafat proses Damardjati Supadjar terlalu berharga dilewatkan. Kesadaran proses sekurang-kurangnya dapat menghindarkan kita dari godaan untuk melakukan lompatan kesimpulan (jump to conclusion). Begitupun sebaliknya, berkat sadar proses, identifikasi persoalan Pancasila dapat dilakukan lebih cermat.

Dengan sendirinya sadar proses juga menjauhkan kita dari upaya-upaya mubazir. RUU HIP yang belum lama distop itu satu contoh, ketika ada semacam kesembronoan kesimpulan bahwa persoalan Indonesia bisa selesai cukup dengan gotong-royong sila keempat saja, sembari menyingkirkan proses di balik sila-sila lainnya.

Hubungan Pancasila dan Benda-benda

Semasa hidupnya, Damardjati Supadjar juga sering mewanti-wanti akan adanya ‘bahaya’ di sela-sela Pancasila. Betapapun Pancasila sudah merangkum hubungan manusia dengan Allah Swt, serta hubungan manusia dengan sesamanya, ia belum eksplisit menunjukkan bagaimana hubungan manusia dengan benda-benda.

Kekhawatiran Damardjati Supadjar beralasan. Dunia modern sudah terlalu berwajah materialisme. Sialnya, hubungan manusia dan benda sering kali membatalkan hubungan-hubungan lainya. Damardjati mengingatkan, dengan mengutip kuotasi Raden Sosrokartono: “Bondho iku bondo (harta itu membelenggu)”

Peringatan Damardjati Supadjar berlaku kepada siapapun. Namun jelas, sebagai pemilik saham terbesar atas praktik pengamalan Pancasila, pemerintah adalah objek sentral yang tak luput dari kritik Damardjati. Terutama tentang bagaimana hubungan pemerintah dengan kebendaan, misalnya: utang.

“Kenyataannya kita memang berebut ‘uang’ Bank Dunia, bukannya merebut ilmu ekonominya,” tulis Damardjati Supadjar, dalam risalah yang ditulisnya berjudul Kecerdasan Kolektif dalam Mewujudkan Nilai Kejuangan Universitas Gajah Mada (8:2005).

Damardjati Supadjar menilai, sering dilupakannya konsekuensi “apabila, maka” saat berhubungan dengan benda, menjadi penyebab maraknya pembacaan terbalik atas sebuah tanda. Sehingga yang terjadi bukannya ‘sakit dahulu senang kemudian’, melainkan ‘senang dahulu menghabiskan utangan, susah generasi kemudian mengembalikan pinjaman’.

Hingga setua tubuhnya mengizinkan, Damardjati Supadjar masih setia menulis sebagai bentuk pengabdian bagi umat manusia. Pemikirannya dituangkan dalam banyak buku, antara lain Filsafat Ketuhanan Menurut Alfred North Whithead; Mawas Diri; Nawangsari; dan Sumurupa Byar-e.

Sekitar pukul 17.05 WIB, tanggal 17 Februari 2014, Damardjati Supadjar berpulang. Ia pergi dengan mewariskan sejumlah pemikiran yang belum banyak disentuh oleh diskusi akademik, lebih-lebih publik.

Topik: Damardjati SupadjarFilsafatPancasilaTokoh
Ananta Damarjati

Ananta Damarjati

Warga negara Indonesia, tinggal di Jakarta

POS LAINNYA

Mengenal Abah Guru Sekumpul, Ulama Besar dari Kalimantan Selatan
Tokoh & Peristiwa

Mengenal Abah Guru Sekumpul, Ulama Besar dari Kalimantan Selatan

29 Januari 2023
Sejarah dan Makna Angpau dalam Perayaan Imlek
Tokoh & Peristiwa

Sejarah dan Makna Angpau dalam Perayaan Imlek

20 Januari 2023
Sepak Terjang Ketua Dewan Pers Ninik Rahayu, Pengganti Azyumardi Azra
Sosok

Sepak Terjang Ketua Dewan Pers Ninik Rahayu, Pengganti Azyumardi Azra

15 Januari 2023
Mengingat Tragedi Wasior Papua yang Termasuk dalam 12 Pelanggaran HAM Berat (10)
Tokoh & Peristiwa

Mengingat Tragedi Wasior Papua yang Termasuk dalam 12 Pelanggaran HAM Berat (10)

13 Januari 2023
Kisah Peristiwa Simpang KKA Aceh yang Masuk dalam 12 Pelanggaran HAM Berat (9)
Tokoh & Peristiwa

Kisah Peristiwa Simpang KKA Aceh yang Masuk dalam 12 Pelanggaran HAM Berat (9)

13 Januari 2023
Termasuk Pelanggaran HAM Berat: Pembunuhan Dukun Santet, Ninja Bantai Kiai (8)
Tokoh & Peristiwa

Termasuk Pelanggaran HAM Berat: Pembunuhan Dukun Santet, Ninja Bantai Kiai (8)

12 Januari 2023
Lainnya
Selanjutnya
Khilafah

Wacana Negara Islam dari Khilafah hingga Sulthaniyyah

Piagam Madinah

Piagam Madinah, Inspirasi Kemerdekaan Beragama

Diskusi tentang post ini

TRANSLATE

TERBARU

analisa youtube shorts

Benarkah YouTube Short Bisa Menghasilkan Uang? Inilah Analisa Kebenarannya

3 Februari 2023
Amerika Bicara Utilitas dan Efisiensi Air Sungai, Indonesia Masih Berkutat dengan Proyek Sodetan dan Buang Air ke Laut

Amerika Bicara Utilitas dan Efisiensi Air Sungai, Indonesia Masih Berkutat dengan Proyek Sodetan dan Buang Air ke Laut

3 Februari 2023
website foto gratis

7 Rekomendasi Website Foto Gratis, No Copyright untuk Konten dan Desain

3 Februari 2023
rhoma irama air putih

Rutin Minum Air Putih Hangat, Rhoma Irama Berhasil Diet

3 Februari 2023
kanti w janis

Tadaburan Novel Karya Kanti W Janis

3 Februari 2023
Penerimaan Pendapatan Investasi Lainnya (US$ Juta)

Penerimaan Pendapatan Investasi Lainnya (US$ Juta)

3 Februari 2023
Kabar Pilpres 2024

Pilpres 2024: Hal-hal yang Bisa Disimpulkan Sejauh ini

3 Februari 2023

SOROTAN

Amerika Bicara Utilitas dan Efisiensi Air Sungai, Indonesia Masih Berkutat dengan Proyek Sodetan dan Buang Air ke Laut
Opini

Amerika Bicara Utilitas dan Efisiensi Air Sungai, Indonesia Masih Berkutat dengan Proyek Sodetan dan Buang Air ke Laut

:: Yayat R Cipasang
3 Februari 2023

BANJIR Jakarta tidak sekadar bencana alam tetapi juga sudah sangat politis. Banjir dan cara penanganannya menjadi alat kampanye, glorifikasi atau...

Selengkapnya
Perlindungan PRT

Rentan Alami Kekerasan, Perlindungan Terhadap PRT Perlu Perhatian Serius

2 Februari 2023
Pakar Hukum: Ditolaknya UAS, Privilege Singapura

Berkongsi Kita Pecah

1 Februari 2023
Taruhan Alphard, sampai Kapan?

Taruhan Alphard, sampai Kapan?

1 Februari 2023
Pemilu Serentak Tahun 2024

Menyongsong Pemilu Serentak Tahun 2024 yang Berkualitas dan Berintegritas

1 Februari 2023
Menanti Keberanian KIB Usung Airlangga-Erick Thohir

Menanti Keberanian KIB Usung Airlangga-Erick Thohir

31 Januari 2023
  • Tentang Kami
  • Kontak
  • Redaksi
  • Disclaimer
  • Pedoman Media Siber
  • Indeks Artikel

BARISAN.CO © 2020 hak cipta dilindungi undang-undang

Tak ada hasil
Lihat semua hasil
  • Terkini
  • Senggang
  • Fokus
  • Opini
  • Kolom
    • Esai
    • Analisis Awalil Rizky
    • Pojok Bahasa & Filsafat
    • Perspektif Adib Achmadi
    • Kisah Umi Ety
    • Mata Budaya
  • Risalah
  • Sastra
  • Khazanah
  • Sorotan Redaksi
  • Katanya VS Faktanya
  • Video

BARISAN.CO © 2020 hak cipta dilindungi undang-undang