Scroll untuk baca artikel
Blog

[FOKUS] Sejarah Munculnya Komunis di Indonesia dan Singgungannya dengan Gerakan Islam

Redaksi
×

[FOKUS] Sejarah Munculnya Komunis di Indonesia dan Singgungannya dengan Gerakan Islam

Sebarkan artikel ini

Barisan.co – Sosok Hendricus Josephus Fransiscus Marie Sneevliet dianggap sebagai sosok yang memperkenalkan Komunisme di Indonesia. Datang dari Belanda, mantan Ketua serikat buruh kereta api Belanda ini bergabung sebagai staf editor Soerabaiaasch Handelsblad, sebuah Surat Kabar Perdagangan Surabaya yang berbahasa Belanda.

Sneevliet seperti di negeri asalnya, bergaul lagi dengan kalangan buruh kereta api. Para buruh ini bergabung dalam Vereniging van Spoor-en Tramweg Personeel (VSTP). Atas aktivitasnya ini menarik perhatian seorang pemuda bernama Semaoen yang kala itu menjabat sekretaris Sarekat Islam Surabaya.

Semaoen terkesan dengan sikap manusiawi dan tulisan Sneevliet yang sama sekali bebas dari mentalitas kolonial Belanda. Di VSTP Semaun mempunyai peran besar, terutama dalam menggerakan pemogokan-pemogokan buruh.

Saat Sneevliet pindah ke Semarang dan bekerja sebagai sekretaris Kamar Dagang, Ia bersama orang Belanda lainnya, Adolf Baars mendirikan Indische Sociaal Democratiesche Vereniging (ISDV), di organisasi ini Semaoen juga ikut bergabung.

Mulanya ISDV tidak mempropagandakan komunis namun lambat laun karena organisasi ini mempropagandakan sosialis maka mereka mengubah dirinya menjadi berpandangan komunis. Setelah keberhasilan revolusi di Rusia, mereka ini memasuki organisasi-organisasi massa untuk menyebarkan paham ini, salah satunya Sarekat Islam (SI).

Kala itu, SI di bawah kepemimpinan Tjokroaminoto berdiri di berbagai penjuru, bahkan hingga mencangkup luar pulau Jawa. Dengan meluasnya sayap SI, Central Sarekat Islam (CSI) pun dibentuk.

Namun CSI tidak memiliki kuasa atas cabang-cabangnya. Setiap afdeling (cabang) SI memiliki otonomi tersendiri. Salah satunya adalah Sarekat Islam cabang Surakarta dan Semarang, yang banyak berseberangan dengan CSI di bawah Tjokroaminoto setelah SI Semarang dipimpin oleh Semaoen.

Benturan antara kubu kiri (yang kemudian disebut SI Merah) dan Islam (SI Putih) mencapai klimaks tatkala ISDV mengubah organisasinya menjadi Perserikatan Komunis di India atau Partij der Komunisten in Indie (PKI) pada tanggal 23 Mei 1920 yang kemudian diingat sebagai hari lahirnya PKI. Pada Konferensi pertamanya itu juga Semaoen diputuskan sebagai ketua, sedangkan Dharsono sebagai wakil, Bergsma (Sekretaris), dan Baars sebagai komisioner.

Perdebatan antara kubu Agoes Salim dengan Semaoen makin tak terhindarkan pada Kongres SI yang digelar pada 6-10 Oktober 1921. Agoes Salim dan Abdoel Moeis mengusulkan agar pemimpin pusat SI atau Centraal Sarekat Islam (CSI) menerapkan disiplin partai, anggota SI dilarang merangkap keanggotaan di organisasi lain. “Disiplin partai” di sini berarti pemurnian alias membersihkan SI dari unsur komunis.