Banyak anggapan liar terkait kesehatan yang tidak sedikit orang mengikutinya. Bila itu benar tak masalah, namun bila ternyata salah dan bersifat merusak
BARISAN.CO – Angka penyintas diabetes di Indonesia termasuk yang tertinggi, para penyintas sendiri selalu ketergantungan dengan obat-obatan yang harus dikonsumsi selama hidupnya. Obat diabetes sebenarnya tidak dapat menyembuhkan karena memang diabetes adalah salah satu penyakit yang tidak atau belum ada obatnya.
Lantas dimana posisi obat diabetes yang selama ini dikonsumsi oleh penyintas?
Obat diabetes yang selama ini dikonsumsi para penyintas atas resep dokter pada dasarnya digunakan untuk menyeimbangkan kadar gula daam darah. Agar tidak naik atau pun rendah. Sebab posisi keduanya sama-sama menimbulkan gejala sakit. Maka dari itu perlu diseimbangkan dengan obat.
Namun tidak sedikit anggapan liar yang sering mengemuka atas rutinnya konsumsi obat. Sebab minum obatnya harus tiap hari muncul kekhawatiran bila terjadi kerusakan pada ginjal. Oleh karenanya tidak sedikit dari penyintas diabetes yang enggan meminum obat secara rutin.
Benarkah anggapan tersebut? Pasalnya tidak sedikit dari penyintas yang kemudian diikuti dengan mengonsumsi air kelapa muda hijau sebagai penetralisir racun, yakni atas banyaknya obat diabetes yang telah dikonsumsi.
Spesialis penyakit dalam dari RS St Carolus dr Aswin Pramono, MEpid, SpPD menegaskan informasi obat diabetes merusak ginjal hanya mitos. ” Malah kalau nggak minum obat diabetes bisa mengganggu ginjal. Kalau gulanya tinggi terus, itu akan merusak ginjal,” kata dr Aswin.
dr Aswin menegaskan konsumsi obat diabetes penting untuk mencegah komplikasi pada pasien diabetes. Komplikasi ini terjadi bukan karena mengonsumsi obat, tetapi karena gula darah tidak terkontrol. “Obat-obat diabetes itu sudah melalui pengujian bahwa dia aman untuk ginjal, jadi nggak usah khawatir,” jelasnya.
Dokter spesialis penyakit dalam konsultan endokrin Tri Juli Edi Tarigan atau yang akrab disapa TJ ini menambahkan bahwa obat untuk penyakit kronik seperti diabetes memang sudah dibuat untuk aman dikonsumsi dalam jangka panjang. Jika obat-obatan memiliki efek samping merusak ginjal, tentu dokter tidak akan meresepkan obat tersebut.
Menurut TJ, tak semua obat memiliki efek samping merusak ginjal. Biasanya, obat yang memiliki efek samping pada kesehatan ginjal adalah obat jangka pendek. Karena itu, ada aturan pemakaian obat jangka pendek tidak diminum dalam jangka panjang.
TJ menjelaskan, jika gula dalam darah sering tinggi karena minun obat tidak teratur, bisa merusak pembuluh darah kecil maupun besar di seluruh tubuh. Hal inilah yang justru bisa merusak kesehatan ginjal dan organ lainnya pada pasien diabetes.
Komplikasi sering terjadi bukan karena minum obat, tetapi karena gula darah tidak terkontrol. Diungkapkan TJ, disiplin minum obat maupun suntik insulin, menjaga pola makan sehat, dan melakukan aktivitas fisik merupakan cara efektif mencegah komplikasi penyakit lain. Selain itu, pasien diabetes juga perlu melakukan monitoring gula darahnya sendiri agar lebih teratur menjaga pola hidup sehat.
Banyak anggapan liar terkait kesehatan yang tidak sedikit orang mengikutinya. Bila itu benar tak masalah, namun bila ternyata salah dan bersifat merusak, tentu sangat merugikan sekali. Maka dari itu penting untuk mengkonfirmasikan dengan ahlinya agar tidak salah memilih sikap.