Cagar Budaya Adalah Tentang Ide dan Nilai
Tentang filosofi, cagar budaya menekankan nilai melestarikan apa yang penting dalam masyarakat kita; tentang pola pikir, cagar budaya menegaskan pemahaman tentang perbedaan antara perubahan dan kemajuan, anatara baru dan lebih baik, antara kebenaran abadi, nilai-nilai abadi, serta mode dan mode saat ini; tentang pelestarian budaya, cagar budaya merupakan sebuah gerakan, karena mendorong dan menginspirasi kita untuk bekerja sama melestarikan budaya terbaik kita dan melihat bahwa warisan ini diwariskan dari satu generasi ke generasi berikutnya.
Kemajuan teknologi digital saat ini, dirasakan atau tidak memengaruhi dan membentuk perilaku baru. Yang kemudian hari akan menjadi budaya baru. Media sosial akan membentuk perilaku, lalu budaya baru. Kita bisa melihat dan merasakannya, kalau mau jujur.
Kata kunci VIRAL bisa menjadi pintu masuk pembacaan pola perubahan perilaku yang dihasilkan media sosial bahkan jurnalisme kita. Dampaknya, kita bisa melihat kualitas konten kita.
Aplikasi yang dihasilkan dari pemanfaatan teknologi digital atau internet, yang kita kenal dengan platform digital, seperti yang kita pakai sehari-hari juga bisa kita lihat, memengaruhi dan membentuk perilaku baru atau tidak?
Pribadi terkemuka, Gita Wiryawan pernah mengatakan, “Banyak platform yang lahir di negeri kita kering filosofi.” Pembacaan liar saya, paltform yang ada di negeri kita dilahirkan atas latar belakang
kebutuhan pasar belaka bukan atas dasar peningkatan kualitas manusia, mengangkat martabat manusia serta pemberdayaan nilai.
Dampaknya, tidak sedikit yang tumbang sebelum tanggal kalender bulanan habis. Sekali lagi, tidak hendak mencari perbedaan dulu dan kini, kemajuan dan ketertinggalan, cagar budaya dan teknologi digital.
Semestinya, apa yang kita kenal dengan platform tidak semata-mata milik apapun yang bisa kita unduh di playstore. Platform merupakan titik temu bagi banyak pihak dengan secara suka rela; platformi bisa saja ide, narasi, dan gagasan bahkan nilai.
Contoh, “Gotong Royong” adalah platform bonding sosial. Contoh lain, “Sambatan” adalah platform kerja sama. Baik gotong royong maupun sambatan adalah platform berbasis nilai.
Cagar budaya bisa kita posisikan sebagai platform.Wadah untuk menemukan, mempelajari, memahami nilai, cara, teknologi, metodologi , konsep, gagasan, ide dari pendahulu. Contoh, Era Kalingga, Jaman Ratu Shima memiliki sistem ”Tanibala” yaitu sebuah sistem yang mengatur ragam aktivitas masyarakat tani termasuk pengaturan irigasi bahkan cara pemanfaatan kawasan pertanian: pemilihan tananam dan sebagainya. ”Tanibala” sebagai nilai, kala itu berpengaruh besar terhadap masyarakat tani.