Aplikasi yang paling sering digunakan adalah Gojek (59,13 persen), diikuti Grab (32,24 persen), Maxim (6,93 persen), InDriver (1,47 persen) dan lainnya (0,23 persen).
BARISAN.CO – Aplikasi daring Gojek menjadi alat transportasi online yang banyak digunakan masyarakat. Demikian berdasarkan survei online yang dilakukan Badan Kebijakan Transportasi Kementerian Perhubungan dalam rentang waktu 13 – 20 September 2022.
Sampling meliputi penduduk Jabodetabek pengguna ojek online dengan metode sampling kurang 5 persen. Wilayah survei meliputi Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi. Responden survei mencapai 2.655 masyarakat pengguna ojek online dan 2.016 responden mitra ojek online.
Dalam rilis yang diterima Barisan.co, Senin (10/10/2022), survei dilakukan menindaklanjuti Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KP 667 Tahun 2022 tentang Pedoman Perhitungan Biaya Jasa Penggunaan Sepeda Motor yang Digunakan untuk Kepentingan Masyarakat yang Dilakukan dengan Aplikasi.
Disebutkan, pengguna jasa ojek online didominasi oleh pria (53 persen) dan pekerjaan sebagai karyawan swasta (35,40 persen).
Hasil survei juga memperlihatkan, pendapatan per bulan terbanyak di bawah Rp3 juta. Kemudian dari segi pengeluaran, kebanyakan menghabiskan kisaran Rp10 ribu – Rp 25 ribu (51,41 persen) untuk pemesanan ojek online dan kurang dari Rp25 ribu (41,47 persen) untuk transportasi lainnya.
Diperlihatkan pula, kebanyakan masyarakat mengaku alasan menggunakan ojek online karena lebih praktis (37,29 persen) dan lebih cepat (32,28 persen).
Aplikasi yang paling sering digunakan adalah Gojek (59,13 persen), diikuti Grab (32,24 persen), Maxim (6,93 persen), InDriver (1,47 persen) dan lainnya (0,23 persen).
Sementara sistem pembayaran yang disukai adalah cash dan uang elektronik (41,69 persen), uang elektronik (32,532 persen) dan cash (25,69 persen).
Hasil survei juga menyebutkan masyarakat menggunakan ojek online dari rumah (70,62 persen) ke tempat kerja (29,57 persen). Jarak tempuh terjauh 4 – 8 kilometer (41,24 persen) dan penumpang dengan maksud menggunakannya untuk bekerja/bisnis mencapai 57,74 persen.