Scroll untuk baca artikel
Khazanah

Hari Tari Sedunia, Mengenal Tarian Spiritual

Redaksi
×

Hari Tari Sedunia, Mengenal Tarian Spiritual

Sebarkan artikel ini

Setiap tanggal 29 April diperingati sebagai Hari Tari Sedunia. Peringatan hari tari disematkan pada Jean Georges Noverre, seniman pencipta tari balet modern. Selamat Hari Tari 2021! Namun tahukah Anda tentang tarian spiritual? Terlebih seni tari dalam peradaban Islam.

Peradaban Islam sudah mengenal seni tari, meski dalam bentuk yang sangat sederhana. Permulaan seni tari dibawa oleh orang-orang yang datang dari luar daerah Jazirah Arab. Seni tari dilakukan pada saat seseorang merasa gembira, mendapatkan kebahagiaan dan menyambut hari raya.

Seni tari mulai berkembang pesat pada zaman sesudah Nabi Muhammad Saw yakni pada masa daulah Abbasiah. Pada era Abbasyiah seni tari diselenggarakan di gedung-gedung, istana dan tempat-tempat hiburan. Seni tari pada masa Kekhalifahan Abbasiyah ini mendapatkan tempat istimewa, terlebih di tengah-tengah masyarakat.

Namun pada zaman Kekhalifahan Abbasiyah seni tari mulai luntur. Seni tari yang sudah jaya harus mundur ketika bangsa Mongol menguasai peradaban Islam di Baghdad. Para tentara yang dipimpin Hulagu Khan ini merusak dan tidak suka dengan tarian.

Seiring waktu seni tari di peradaban Islam mengalam pasang surut. Pada zaman Kekhalifahan Utsmaniah, seni tari kembali berkembang pesat. Seni tari semakin populer terlebih seni tari sufi yang dilakukan oleh kaum laki-laki saja. Sedangkan penari wanita hanya dilakukan oleh wanita budak yang bekerja di istana maupun di rumah-rumah pejabat.

Pada zaman Kekahalifahan Utsmaniah, tarian mendapatkan tempat khusus. Para penari tidak di tempatkan di ruang-ruang atau tempat terbuka yang penontonnya bercampur baur antara laki-laki dan wanita.

Akan tetapi seiring waktu, mulai terpengaruh peradaban Barat. Cara dan gaya menari mulai tampak erotis, para penari berpakaian yang merangsang syahwat. Terutama penari wanita, para penari mulai membangkitkan birahi. Seperti para penari balet, dansa, joget dan tarian yang mampu membuat para penikmat tari histeris seperti tarian di diskotik.

Tarian Spiritual

Itulah sekilas perkembangan seni tari masa peradaban Islam. Lantas pada masa Utsmaniah, berkembang seni tari sufi atau saat ini dikenal dengan tarian spiritual. Tentu hal ini tidak dapat lepas dalam ilmu tasawuf. Tari dapat diartikan gerakan badan yang berirama, biasanya diiringi musik. Sedangkan spiritual memiliki makna kejiwaan, batih, dan rohaniah.

Tentang tarian spiritual tentu akan mengenal tokoh sufi dari Persia yakni Jalaluddin Rumi. Tarian sufi dikenal dengan nama Whirling Dervishes yang artinya darwis-darwis yang berputar atau juga dikenal dengan tarian sema yang artinya mendengar.

Lalu dikenalah dengan tarian spiritual yakni suatu ekspresi para penari sufi yang mempunyai keinginan untuk menyerahkan diri sepenuhnya kepada Allah Swt.  Tari Sufi Jalaluddin Rumi dilakukan secara memutar, berlawanan seperti arah jarum jam.

Tarian sufi Jalaluddin Rumi ini menjadi tarian sakral pada ilmu tarekat. Terlebih  Rumi mendirikan tarekat yang dikenal dengan nama Tarekat Maulawiyah. Tarian spiritual yang dilakukan secara memutar ini memiliki gerakan yang khas dan mengandung makna-makna tertentu sehingga tarian sufi Rumi sangat Mashur.

Sehingga tari sufi dalam Tarekat Maulawiyah menjadi karya agung yang monumental dan mulai menyebar termasuk di Indonesia hingga saat ini. Tarian spiritual seperti menyuburkan kehidupan spiritual kaum muslim. Bahkan tarian spiritual ini pun mulai dilakukan oleh orang yang bukan muslim.

Tarian spiritual merupakan nilai kaum sufi, tarian dengan gerakan sebagai cara untuk mengungkapkan perasaan cinta kepada Tuhannya. Melalui rasa cinta, maka ia akan tumbuh menjadi cinta yang sempurna kepada Tuhannya. Namun jika di dalam hati hanya ada nafsu, maka tarian itu pun hanya akan mengumbar nafsu saja.