Hal itu dibuktikan dengan buku-buku yang ditulisnya menjelang tahun-tahun terakhir kehidupannya. Kitab al Isyarat wal Tanbihat yang telah menggunakan perkembangan bahasanya. Sedangkan buku-buku Ibnu Sina filsafat di mana as-Syifa, yang dipandang sebagai ensiklopedia ilmiah terpanjang satu-satunya yang pernah ditulis oleh seorang pengarang. Selain itu buku an-Najat yaitu ringakasan as-syifa’.
Sebagian besar karya-karya Ibnu Sina buku-buku mengenai logika, ilmu jiwa, ilmu alam semesta dan ilmu teologi. Selain itu ia juga menulis buku berjudul al-Bathiniyyah, yang termasuk buku penting.
Sedangkan yang berkaitan dengan kedokteran secara khusus. Ibnu Sina dengan karyanya al-Qonun sebuah buku mengenai sejarah kedokteran yang terkenal paling bertahan di Timur sampai sekarang dan masih dipelajari.
Kitab Alarjuzah dibidang kedokteran yang terhimpun dasar-dasar kedokteran Islami. Ditulis dengan bentuk bait-bait syair bersejarah yang mudah dihafalkan. Juga sejumlah buku-buku berbahasa Arab dan Persia yang membicarakan tentang penyakit dan obatnya.
Doktrin tentang Wujud
Filsafat Aristoteles dan filosof muslim Al-Farabi sangat mempengaruhi pandangan doktrin wujud Ibnu Sina. Doktrin filsafat ketuhanan atau Metafisika menurut Ibnu Sina berkisar pada filsafat wujud. Maka studi mengenai wujud dan segala perbedaannya secara khusus menempati posisi utama dalam pemikiran Ibnu Sina.
Menurut Ibnu Sina hakikat sesuatu itu tergantung pada wujudnya, sedang pengetahuan mengenai sesuatu terbatas akhirnya pada makrifat yang diterbitkan pada emanasi wujud keseluruhan yang menentukan semua ciri-cirinya dan sifat-sifatnya.
Tuhan adalah keniscayaan, sedang adanya sesuatu yang lain hanya mungkin dan diturunkan dari adanya Tuhan, lewat emanasi dan Tuhan itu tidak ada mengandung kontradiksi, karena dengan demikian yang lain pun juga tidak ada.
Sedangkan mengenai wujud, Ibnu Sina menyatakan wujud yaitu wujud dalam pengertian bersekutunya antar tiap-tiap sesuatu tanpa menjadi jenis secara keseluruhan adalah didasarkan pada dua perbedaan asasi yang menonjol pada setiap studinya.
Sedang dua perbedaan ini berkaitan dengan materi sesuatu dan wujud dari sesuatu yang salah satunya adalah zat atau materi, yang menjadi kemungkinan jawaban dari pertanyaan, “apakah itu ?” dan yang lainnya adalah wujud.
Maka ketika seorang berpikir tentang kuda misalnya, kemungkinan ia membedakan dalam pikirannya dalam gambaran kuda atau materinya yang mengandung gerakan, bentuk, warna dan tiap sesuatu lainnya yang berisi materi kuda, maka hakikat materi yang ada dalam pikiran adalah bebas dari wujud.