Scroll untuk baca artikel
Kesehatan

Iklan Susu Formula Makin ‘Menyesatkan’, Banyak Klaim yang Terbukti Tak Ilmiah

Redaksi
×

Iklan Susu Formula Makin ‘Menyesatkan’, Banyak Klaim yang Terbukti Tak Ilmiah

Sebarkan artikel ini

Jika strategi pemasaran seperti ini berlanjut, proporsi ibu menyusui dapat semakin turun. Itu artinya laba perusahaan susu formula meningkat.

WHO telah meminta industri makanan bayi untuk mengakhiri pemasaran susu formula yang eksploitatif.

Di sisi lain, WHO juga mendesak pemerintah untuk melindungi anak-anak dan keluarga baru dengan memberlakukan, memantau, dan menegakkan undang-undang untuk menghentikan semua iklan atau promosi produk susu formula lainnya.

Klaim Susu Formula Kurang Bukti Ilmiah

Di tengah kecaman iklan susu formula, sebuah survei internasional yang diunggah BMJ menemukan, sebagian besar klaim kesehatan dan nutrisi pada produk susu formula tampaknya tidak didukung bukti ilmiah yang cukup.

Dari hasil evaluasi para peneliti, ditemukan sebanyak 608 produk yang di dalam kontennya menyisipkan satu atau lebih klaim ‘kurang benar’.

Jenis klaim yang paling umum ialah susu formula membantu/mendukung perkembangan otak, mata, dan sistem saraf (53% produk, 13 bahan); memperkuat/mendukung sistem kekebaan tubuh yang sehat (39% produk, 12 bahan); dan membantu/mendukung pertumbuhan dan perkembangan (37%, 20 bahan).

Secara keseluruhan, 41 kelompok bahan diidentifikasi memiliki satu lebih klaim terkait, tetapi banyak klaim dibuat tanpa mengacu pada bahan produk tertentu (307 atau 50% produk).

Ketika referensi diberikan, 56% melaporkan temuan uji klinis, sementara sisanya adalah ulasan, opini, atau jenis penelitian lain termasuk penelitian kepada hewan. Terlebih, 88% percobaan terdaftar memiliki penulis yang menerima pendanaan atau berafiliasi langsung dengan industri susu formula.

Peneliti menyimpulkan, temuan itu mendukung seruan untuk melindungi konsumen dan menghindari bahaya yang terkait dengan pemasaran agresif produk semacam itu.

Dalam hal ini, WHO mengingatkan agar pihak berwenang harus bertindak untuk melindungi bayi dan orang tua dari kepentingan komersial.

“Otoritas harus memutuskan apakah penyesatan tersebut dapat diterima atau mempertahankan industri dengan standar lebih tinggi, memerlukan produk lebih baik berdasarkan bukti berkualitas tinggi dan meninjau standar itu,” kata WHO. [dmr]