Scroll untuk baca artikel
Khazanah

Imam Al-Qusyairi: Sosok Sufi Penjaga Ajaran Tasawuf

×

Imam Al-Qusyairi: Sosok Sufi Penjaga Ajaran Tasawuf

Sebarkan artikel ini
Imam Al-Qusyairi
Ilustrasi/Barisan.co

Imam Al-Qusyairi wafat pada tahun 1075 (465 H) dan dimakamkan di Naisabur. Warisan intelektualnya dalam bidang tasawuf tetap menjadi rujukan penting bagi umat Islam hingga kini.

Salah satu karya terbesar Imam Al-Qusyairi adalah ar-Risalat al-Qusyairiyyat, sebuah kitab yang mendokumentasikan perjalanan spiritual serta wejangan para sufi abad ke-3 dan ke-4 Hijriah. Kitab ini menjadi rujukan utama dalam memahami hakikat tasawuf yang bersandar pada syariat.

Karya penting lainnya adalah Lataif al-Isyarat, sebuah kitab tafsir Al-Qur’an yang mengandung makna-makna tasawuf. Selain itu, ia juga menulis lebih dari 13 kitab lainnya, sebagian telah diterbitkan, sementara sebagian lainnya masih berupa manuskrip.

Dalam tulisannya, Imam Al-Qusyairi memberikan banyak nasihat tentang pentingnya menjaga kemurnian tasawuf. Ia menegaskan bahwa:

“Para syekh tasawuf membangun prinsip-prinsip mereka dengan dasar tauhid yang kuat. Mereka menjaga akidah agar tidak tercampur dengan bid’ah-bid’ah.”Imam Al-Qusyairi

Ia juga menekankan bahwa tasawuf yang tidak didasari oleh usaha menyucikan diri dan menjauhi hal-hal tercela adalah tasawuf yang batil. Baginya, setiap kebatinan yang bertentangan dengan syariat bukanlah hakikat, melainkan kesesatan.

Pandangan tentang Syariat dan Hakikat

Dalam ajarannya, Imam Al-Qusyairi menjelaskan hubungan antara syariat dan hakikat dengan sangat jelas:

“Syariat adalah perintah untuk tetap dan tekun beribadah, sedangkan hakikat adalah menyaksikan ketuhanan. Setiap syariat yang tidak diperkuat dengan hakikat tidaklah diterima; dan setiap hakikat yang tidak terikat dengan syariat juga tidak diterima.”Imam Al-Qusyairi

Baginya, tasawuf yang benar adalah tasawuf yang tetap berpegang pada syariat. Oleh karena itu, ia tidak memasukkan ungkapan-ungkapan syatahat (perkataan sufi yang terdengar ganjil) dalam karyanya, karena dapat menimbulkan salah paham.

Gelar-Gelar Imam Al-Qusyairi

Sebagai seorang ulama besar, Imam Al-Qusyairi memiliki berbagai gelar, antara lain:

  • Al-Naisaburi, karena berasal dari kota Naisabur.
  • Al-Qusyairi, nisbat kepada suku Qusyair di Hadramaut.
  • Al-Istiwa, merujuk pada daerah Ustawa di Khurasan.
  • Asy-Syafi’i, sebagai pengikut mazhab Syafi’i.
  • Al-Imam, Al-Ustadz, Asy-Syaikh, Zainul Islam, sebagai bentuk penghormatan atas ilmunya dalam tasawuf.

Imam Al-Qusyairi adalah sosok sufi yang teguh dalam menjaga ajaran tasawuf agar tetap sesuai dengan syariat. Ia menekankan pentingnya akidah yang benar dalam tasawuf dan menolak segala bentuk penyimpangan. Melalui karya-karyanya, ia telah memberikan kontribusi besar dalam dunia tasawuf dan menjadi salah satu pilar utama dalam sejarah pemikiran Islam.

Warisan intelektualnya tetap menjadi sumber inspirasi bagi umat Islam dalam memahami tasawuf yang sejati, yaitu tasawuf yang berlandaskan pada syariat, tauhid, dan akhlak yang luhur. []