Scroll untuk baca artikel
Kesehatan

Indonesia Resilience Membuka Layanan Dokter Virtual Gratis Bagi Pasien Isoman

Redaksi
×

Indonesia Resilience Membuka Layanan Dokter Virtual Gratis Bagi Pasien Isoman

Sebarkan artikel ini

BARISAN.CO – Jumlah kasus positif di tanah air terus meningkat. Penuhnya rumah sakit membuat pemerintah mengambil langkah membatasi pasien yang hanya dalam kondisi serius saja, sehingga bagi warga yang bergejala ringan harus menjalani isolasi mandiri (isoman) di rumah masing-masing.

Namun, semangat untuk membantu sesama tak pernah luntur di tengah situasi yang tidak pasti seperti saat ini. Hal inilah yang membuat dr. Siti Noviyanti, Andi Angger Sutawijaya dan Hari Akbar menginisiasi Gerakan Indonesia Resilience (IRES) untuk membantu masyarakat yang sedang isoman dan membutuhkan pelayanan dari dokter secara virtual.

“Beberapa data yang kami miliki, penuhnya rumah sakit bukan hanya karena pasien yang harusnya dirawat secara intensif, namun juga ada yang OTG maupun gejala ringan untuk ditangani. Kami mencoba mengambil bagian untuk mendampingi orang-orang yang OTG dan bergejala ringan sebagai antisipasi awal,” kata Direktur Eksekutif IRES, Hari Akbar kepada Barisan.co, Selasa (6/7/2021).

Saat ini, IRES yang berdiri sejak 2018 berfokus untuk pendampingan secara medis saja. Namun tidak menutup kemungkinan jika IRES juga akan menyediakan pelayanan kesehatan mental juga.

“Kami sedang mendiskusikannya dengan Turun Tangan yang telah terlebih dahulu memiliki layanan seperti itu. Mungkin bisa diaktivasi,” lanjut Hari.

Sejak diluncurkan, layanan dokter virtual, jumlah pendaftar telah mencapai ratusan orang. Namun, dikarenakan jumlah SDM yang terbatas, para pendaftar itu belum sepenuhnya tertangani.

“Sistemnya ketika kami telah selesasi melayani, orang yang masuk daftar antri baru bisa masuk untuk berkonsultasi,” tutur Hari.

Sementara itu, relawan dokter IRES, Siti Noviayanti yang juga koordinator Turun Tangan Serang menyepakati pernyataan Hari. Ia mengatakan kendala yang dihadapi saat ini belum mampu untuk menampung semua pendaftar. Selain itu, lanjut dokter yang akrab dipanggil Ovi ini menyebut jika sesi awal dimulai dengan perkenalan.

“Setelah berkenalan, saya tanyakan keluhan saat ini dan kondisi pasien. Seringkali, pasien bercerita atau mengarah ke curhat,” tandas Ovi.

Ovi menambahkan jika umumnya pasien telah memenuhi kebutuhannya seperti vitamin dan obat yang dibutuhkan selama isoman. Sehingga, pihaknya hanya akan menanyakan gejala yang masih ada serta perkembangan gejalanya.

Isoman tak jarang membuat banyak orang merasa sendirian terutama bagi mereka yang kesulitan untuk mengakses fasilitas kesehatan. Dengan munculnya gerakan dokter virtual yang melayani tanpa dipungut biaya ini diharapkan dapat membantu masyarakat untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan selama di menjalani isoman. Menguatkan satu sama lain merupakan jalan yang bisa dilakukan terutama dalam situasi pandemi saat ini. [rif]