Sampai sekarang, Indonesia masih tergantung pada impor produk-produk karet olahan lantaran fasilitas pengolahan-pengolahan domestik kurang memadai dan industri manufaktur juga kurang berkembang dengan baik.
Selain itu, amblesnya harga karet internasional menjadi salah satu tantangan ekspor karet Indonesia. Sejak 2011, harga karet internasional terus melemah sehingga walaupun volume ekspor karet Indonesia cenderung stabil namun nilai ekspornya justru turun drastis hingga 65 persen lebih, dari 11,76 milyar dollar AS menjadi 4,02 milyar dollar AS. Padahal pada waktu yang sama, volume ekspor karet Indonesia tidak turun sebanyak itu, hanya dari 2,56 juta ton menjadi 2,34 juta ton.
Lemahnya harga karet internasional disebabkan oleh aktivitas ekonomi global yang lemah dan melimpahnya pasokan karet alam serta menurunnya permintaan karet China dimana Negara Tirai Bambu ini adalah salah satu negara konsumen karet terbesar di dunia.
Maka dari itu, pemerintah mempunyai peran vital untuk mendongkrak produktivitas industri karet dalam negeri. Mulai dari mengoptimalkan produktivitas lahan perkebunan karet hingga memperbaiki industri hilir karet tanah air. Sebab, rendahnya konsumsi karet domestik disebabkan oleh kemampuan industri hilir karet yang belum tergolong baik.
Sementara itu, hampir 77 persen hasil produksi karet Indonesia diekspor dalam bentuk karet alam, sehingga sangat terpukul ketika menghadapi situasi murahnya harga karet alam dunia. [rif]