Scroll untuk baca artikel
Blog

Jangan Biarkan Potensi Dana Pensiun Syariah Menguap Hampa

Redaksi
×

Jangan Biarkan Potensi Dana Pensiun Syariah Menguap Hampa

Sebarkan artikel ini
Pratinjau 2021

Meski pada faktanya angka dana pensiun syariah masih terbatas, sebenarnya ada potensi besar. Itu bisa dimulai dengan dana pensiun utama yang ada di Indonesia, Kuwait, Malaysia dan Arab Saudi yang sudah memiliki aset relatif signifikan. Total nilai aset enam dana pensiun di empat negara tersebut mencapai US$542,47 miliar, hampir lima kali lipat dari keseluruhan angka reksa dana syariah pada 2018.

Marmore MENA Intelligence memperkirakan total aset dana pensiun di negara Arab Teluk pada tahun 2020 mencapai US$602,4 miliar. Jika investasi diubah menjadi instrumen syariah dalam jangka waktu tertentu, maka dana pensiun syariah akan benar-benar menjadi hal besar dalam industri keuangan syariah. Belum lagi kemungkinan konversi yang terjadi di Indonesia dan Malaysia.

Potensi lainnya adalah Turki, yang memiliki sekitar US$21,3 miliar aset dana pensiun pada 2019 (OECD, 2020). Potensi juga ada di kalangan minoritas Muslim di negara maju. Inggris adalah salah satu contohnya. Sudah ada beberapa tawaran dana pensiun syariah untuk komunitas Muslim di Inggris, di antaranya datang dari perusahaan-perusahaan seperti Options, yang sebelumnya dikenal sebagai Carey Pensions, HSBC Life Amanah Pension Fund, dan B&CE People’s Pension.

Kesimpulan

Meski data spesifik tentang dana pensiun syariah agak langka, dapat disimpulkan bahwa jumlah dana pensiun syariah yang ada terlalu kecil dibandingkan dengan potensinya. Setidaknya ada empat cara dana pensiun syariah bisa tumbuh jauh lebih besar dalam waktu dekat.

Pertama, melalui konversi bertahap dari dana pensiun konvensional yang ada di negara-negara Muslim besar yang disebutkan sebelumnya.

Kedua, melalui reformasi sistem jaminan sosial di sebagian besar negara anggota OKI sehingga diharapkan muncul lembaga-lembaga pensiun yang lebih layak.

Ketiga, melalui kesadaran baru umat Islam yang tinggal di negara Barat untuk lebih memilih menggunakan dana pensiun syariah.

Terakhir tapi bukan akhir, dengan menyelaraskan antara keuangan syariah dan investasi berkelanjutan (ESG) karena pada dasarnya dua hal ini saling terkait.

Sebagai tambahan, sejumlah alternatif investasi juga perlu dipertimbangkan, terutama di bidang keuangan pembangunan. Pada akhirnya, orang-orang saat ini tidak semata mencari keuntungan finansial, tetapi juga memiliki keinginan untuk berkontribusi positif bagi dunia. [Dmr]


Farouk Abdullah Alwyni, CEO dari Alwyni Consulting dan Chairman dari Center for Islamic Studies in Finance, Economics and Development


Sumber:

Artikel pertama kali diterbitkan di Islamic Finance News tanggal 22 Desember 2020 dengan judul “Islamic pension funds: The next big thing in Islamic finance”. Diterjemahkan atas izin penulis untuk pembaca Indonesia.

Artikel bahasa Inggris dapat diakses di link:

https://www.islamicfinancenews.com/islamic-pension-funds-the-next-big-thing-in-islamic-finance.html