Gejala sakit akan menjadi positif tergantung cara pandang kita, yakni dengan segera meresponnya.
BARISAN.CO – Raya syukur luar biasa sudah sepatutnya kita panjatkan bila saat ini kita memiliki tubuh yang normal dalam artian sama sekali tidak memiliki gangguan fisik.
Tentu gangguan tersebut akan berdampak pada aktivitas keseharian kita yang tidak maksimal. Pusing misalnya, sederet rencana harian akan terpaksa kita tanggalkan atau bila dipaksakan pun cenderung tidak hasil maksimal.
Bila kita harus berterimakasih minimal pada tubuh sendiri ketika ada gejala sakit maka sudah semestinya pula kita segera merespon apa yang menjadi gangguan. Gejala gangguan seperti itu diistilahkan sebagai alarm tubuh.
Maka gejala sakit akan menjadi positif tergantung cara pandang kita, yakni dengan segera meresponnya. Tubuh sendiri selalu memberi kita sinyal agar seluruh aktivitas kita sesuai dengan yang tubuh inginkan. Lantas apa saja gejala yang harus kita respon?
Rasa Lapar
Rasa lapar merupakan sinyal positif tubuh yang memberi informasi kepada kita bahwa mesin pengolahan makanan kita sudah kosong dan siap diisi lagi. Karena itu sebaiknya kita makan tidak dengan acuan jam, tetapi dengan acuan rasa lapar.
Sangat banyak kebiasaan orang makan sebelum lapar tiba, makan dengan patokan jam, dan sangat banyak pula orang menunda-nunda waktu makan ketika sinyal sudah muncul yang berefek pada meningkatnya asam lambung dan mengganggu keseimbangan sistem pencernaan kita.
Akhirnya muncul penyakit seperti gastritis atau gastrik ulcer (radang atau tukak lambung), dan lain sebagainya.
Rasa Haus
Sinyal positif tubuh selanjutnya adalah rasa haus. Tubuh meminta kita agar menambah cadangan air dalam tubuh. Mayoritas dari kita memang tidak tahu kapan sebaiknya kita minum dan berapa banyak tubuh membutuhkan air.
Faktanya tidak sedikit orang yang sengaja menahan hausnya hanya karena malas dan lebih mementingkan aktivitas pribadi. Padahal 90 persen organ tubuh kita terdiri dari air yang secara otomaits akan terjadi ketidakseimbangan fungsi dan perannya manakala kondisi wujudnya tidak ideal.
Rasa Ngantuk
Saat kita mengantuk, tubuh memohon agar kita segera menidurkannya atau mengistirahatkannya. Betapa banyak orang-orang memaksakan tubuhnya untuk tetap terjaga dengan berbagai tonik dan obat-obatan untuk memacu tetap segar. Padahal obat kantuk itu tidak lain hanyalah tidur.
Barang sebentar kerap kali menjadi penyegar kembali tubuh untuk melanjutkan aktivitas. Bila tetap dengan tonik, itu samahalnya memperbudak tubuhnya sendiri dengan memaksa proses alami tubuh.
Rasa Mual
Mual adalah mekanisme pertahanan diri yang menyebabkan suatu sensasi tidak nyaman di perut dan membuat seseorang merasa ingin muntah. Perut yang terasa mual juga kadang menyebabkan seseorang untuk memuntahkan isi perutnya.
Mual bisa disebabkan oleh beragam hal, seperti mabuk laut, sedang merasa stres atau gugup, keracunan makanan, atau penggunaan obat-obatan tertentu yang bisa menimbulkan mual sebagai efek sampingnya. Selain itu, mual, juga dapat diasosiasikan dengan beragam penyakit lain yang dampaknya bisa menimbulkan komplikasi parah jika dibiarkan dan tidak diberi penanganan.
Rasa Sakit
Rasa sakit sering diasosiasikan dengan istilah nyeri. Nyeri adalah proses fisiologis yang kompleks. Saat terjadi sesuatu, sel saraf khusus (nosiseptor) atau reseptor rasa sakit memberi sinyal ke otak. Sinyal nyeri dimulai di titik stimulasi dan berlanjut ke saraf, kemudian ke sumsum tulang belakang hingga sampai ke otak, mengutip dari Neuroscience Specialists.
Inilah waktu otak akan memproses dan memberi tahu untuk bereaksi terhadap rasa nyeri. Sebagai contoh, ketika kita tidak sengaja melukai jari, kemudian terjadi proses persepsi nyeri dalam tubuh.