Scroll untuk baca artikel
Kontemplasi

Jangan Menjadi Kelompok Imma’ah, Berikut Arti dan Penjelasannya

Redaksi
×

Jangan Menjadi Kelompok Imma’ah, Berikut Arti dan Penjelasannya

Sebarkan artikel ini

Imma’ah adalah kelompok yang suka ikut-ikutan. Agar tidak menjadi kelompok imma’ah hendaknya seseorang memiliki prinsip hidup dan berilmu.

BARISAN.CO -Rais Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Miftachul Akhyar memberikan pesan agar jangan menjadi kelompok-kelompok Imma’ah. Hal ini disampaikan KH Miftachul Akhyar dalam acara puncak Resepsi 1 Abad NU di Stadion Delta Sidoharjo, Jawa Timur, Selasa (7/2/2023).

KH Miftachul Akhyar lalu membacakan hadits dan menutupnya dengan mengatakan, “Dawuh Rasulullah Saw, yang juga disampaikan para sesepuh-sesepuh dan muasis kita.” Adapun pesan beliau yakni:

 “Jangankalah kalian menjadi kelompok-kelompok imma’ah. Sahabat matur, apa itu imma’ah ya Rasulullah?

Rasul menyatakan imma’ah adalah orang-orang yang dia akan selalu mengatakan manakala orang lain melakukan kebaikan, saya tidak ketinggalam melakukan kebaikan. Tapi manakala orang lain melakukan kejahatan/kejelakan saya pun tidak ketinggalan ikut-ikutan melakukan kejahatan dan kejelekan.

Tapi tunjukkan, tegaskan prinsip kepribadianmu, mentalitasmu, semangatmu manakala ada orang lain melakukan kebaikan kamu jangan ketinggalan juga melakukan kebaikan (fastabiqul khairat)

manakala orang lain melakukan kejahatan, kamu harus melakukan kebaikan.”

“Itulah dawuh Rasulullah Saw, yang juga disampaikan para sesepuh-sesepuh dan muasis kita,” ucap KH Miftachul Akhyar.

Berikut ini hadits tentang imma’ah:

حَدَّثَنَا أَبُو هِشَامٍ الرِّفَاعِيُّ مُحَمَّدُ بْنُ يَزِيْدَ , قَالَ : حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ فُضَيْلٍ , عَنِ الْوَلِيْدِ بْنِ عَبْدِ اللهِ بْنِ جُمَيْعٍ , عَنْ أَبِيْ الطُّفَيْلِ , عَنْ حُذَيْفَةَ , قَالَ : قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : “لَا تَكُوْنُوْا إِمَّعَةٌ : تُقُوْلُوْنَ : إِنْ أَحْسَنَ النَّاسُ , أَحْسَنَّا , وَإِنْ ظَلَمُوْا , ظَلَمْنَا . وَلَكِنْ وَطِّنُوْا أَنْفُسَكُمْ : إِنْ أَحْسَنَ النَّاسُ , أَنْ تُحْسِنُوْا , وَإِنْ أَسَاءُوْا , فَلَا تَظْلِمُوْا “. (رواه الترمذي)

Artinya: “Telah menceritakan kepada kami Abu Hisyam al-Rifa’i Muhammad bin Yazid, dia berkata: telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Fudhail dari al-Walid bin Abdullah bin Jumai’i dari Abu Thufail dari Huzaifah, dia berkata: Rasulullah Saw bersabda: “Janganlah salah satu di antara kalian menjadi imma’ah, yang jika orang lain baik maka engkau baik dan jika mereka buruk maka engkau ikut buruk pula. Akan tetapi hendaklah engkau tegas pada prinsip keputusan dirimu. Jika orang-orang baik, maka engkau juga baik dan jika mereka buruk, hendaklah engkau menjauhi keburukan mereka.” (HR. Tirmidzi).

Hadits riwat Tirmidzi di atas mengisyarakatkan kepada kita untuk tidak imma’ah yakni kelompok yang suka ikut-ikutan. Agar tidak menjadi kelompok imma’ah hendaknya seseorang memiliki prinsip hidup dan berilmu.

Salah satu tanda seseorang memiliki prinsip dan berilmu yakni agar umat Nabi Muhammad Saw memfungsikan akal pikiran yang dapat membedakan antara baik dan buruk, serta benar dan salah. Hal ini tersirat firman Allah Swt dalam surah Al-Hujurat ayat:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِنْ جَاءَكُمْ فَاسِقٌ بِنَبَإٍ فَتَبَيَّنُوا أَنْ تُصِيبُوا قَوْمًا بِجَهَالَةٍ فَتُصْبِحُوا عَلَى مَا فَعَلْتُمْ نَادِمِينَ

Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman, jika orang fasik datang kepada kalian dengan membawa suatu berita, maka teliti dan periksalah terlebih dahulu kebenaran berita itu. Hal itu supaya kalian tidak menimpakan musibah kepada suatu kaum tanpa kalian mengetahui keadaan mereka, sehingga apa yang telah kalian lakukan terhadap mereka setelah nyata bahwa mereka tidak melakukannya menjadikan kalian selalu menyesal atas kejadian itu, dan berharap kejadian itu tidak kalian lakukan.” (QS. Al-Hujurat: 6)

Ayat di atas makin menegaskan bahwa pentingnya tidak untuk langusung menerima atau ikut-ikutan, akan tetapi mengetahui kebenaran tersebut salah satunya dengan menfungsikan akal. Pentingnya mengetahui kebenaran akal, sebab pemahaman seseorang mendapatkan informasi ini akan mudah terserap ke dalam perilakunya.