Scroll untuk baca artikel
Kontemplasi

Jangan Menjadi Kelompok Imma’ah, Berikut Arti dan Penjelasannya

Redaksi
×

Jangan Menjadi Kelompok Imma’ah, Berikut Arti dan Penjelasannya

Sebarkan artikel ini

Salah satu tanda seseorang memiliki prinsip dan berilmu yakni agar umat Nabi Muhammad Saw memfungsikan akal pikiran yang dapat membedakan antara baik dan buruk, serta benar dan salah. Hal ini tersirat firman Allah Swt dalam surah Al-Hujurat ayat:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِنْ جَاءَكُمْ فَاسِقٌ بِنَبَإٍ فَتَبَيَّنُوا أَنْ تُصِيبُوا قَوْمًا بِجَهَالَةٍ فَتُصْبِحُوا عَلَى مَا فَعَلْتُمْ نَادِمِينَ

Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman, jika orang fasik datang kepada kalian dengan membawa suatu berita, maka teliti dan periksalah terlebih dahulu kebenaran berita itu. Hal itu supaya kalian tidak menimpakan musibah kepada suatu kaum tanpa kalian mengetahui keadaan mereka, sehingga apa yang telah kalian lakukan terhadap mereka setelah nyata bahwa mereka tidak melakukannya menjadikan kalian selalu menyesal atas kejadian itu, dan berharap kejadian itu tidak kalian lakukan.” (QS. Al-Hujurat: 6)

Ayat di atas makin menegaskan bahwa pentingnya tidak untuk langusung menerima atau ikut-ikutan, akan tetapi mengetahui kebenaran tersebut salah satunya dengan menfungsikan akal. Pentingnya mengetahui kebenaran akal, sebab pemahaman seseorang mendapatkan informasi ini akan mudah terserap ke dalam perilakunya.

Terlebih lagi era saat ini, perkembangan teknologi informasi berupa media sosial seperti Facebook, Whatshaap, Twitter, Instagram maupun TikTok beragam informasi berseliwereran. Sehingga akal ini mudah menerima, terlebih lagi ketika emosi tidak sedang stabil. Berita hoax bisa dianggap kebenaran, informasi buruk bisa menjadi baik.

Inilah pentingnya untuk memiliki prinsip yakni dengan tidak menjadi kelompok imma’ah. Bukan sekadar menjadi kelompok atau orang yang hanya menerima tanpa melibatkan peran akal dan pikiran.

Videp pilihan: