BARISAN.CO – Dunia kini tengah menghadapi berbagai masalah kesehatan yang cukup serius, salah satunya adalah peningkatan kasus diabetes setiap tahunnya. Berdasarkan data International Diabetes Federation tahun 2020, jumlah penyandang diabates terus meningkat di berbagai negara, termasuk di Indonesia. Prevalensi diabates di Indonesia mencapai 6,2 persen dengan 10,681,400 kasus.
Selain prevalensi diabetes yang terus meningkat, dunia juga sedang menghadapi pandemi dan tentu saja kondisi ini menjadi tantangan khusus bagi para penyandang diabetes (diabetesi). Kondisi pandemi dengan berbagai pembatasan mengakibatkan kegiatan penanganan diabetes yang biasa dipusatkan di rumah sakit mengalami hambatan. Sementara, para diabetesi mengalami kesulitan mengontrol gula darah dan menjaga pola makan saat di rumah.
Akibatnya, fluktuasi level gula darah diabetesi meningkat dan mengakibatkan imunitas tubuh mereka menjadi lemah, sehingga mudah terpapar virus. Menurut penelitian terbaru yang dilakukan tim penanggulangan Covid-19 di Indonesia, angka kematian pada pasien diabates yang terinfeksi Covid-19 lebih tinggi 8,3 kali lipat daripada masyarakat yang tidak menyandang diabates.
Oleh karena itu, penting sekali untuk mencegah risiko komplikasi covid pada diabetesi dan menurunkan angka kematiannya. Ketua Umum PERKENI Prof. Dr. dr. Ketut Suastika, Sp.PD-KEMD mengungkapkan, kematian akibat diabates menjadi penyebab kematian nomor 3 di dunia, sehingga penyakit diabetes membutuhkan perhatian di seluruh elemen masyarakat. “Diabates adalah bukan penyakit yang ringan, namun penyakit yang mematikan atau penyakit katastrofik,” ungkap Prof. Ketut dalam keterangan tertulis yang diterima Redaksi Barisan.co.
Di situasi pandemi Covid-19 seperti saat ini, Prof. Ketut mengatakan penyandang diabetes membutuhkan pelayanan kesehatan yang optimal untuk mengontrol gula darah mereka. Selain itu mewajibkan dan memprioritaskan vaksinasi karena dapat mencegah infeksi akibat terpapar Covid-19, serta mencegah penyakit menjadi lebih parah.
Senada dengan Prof. Ketut, Ketua PB PERSADIA Dr. dr. Sony Wibisono, Sp.PD-KEMD, FINASIM juga menegaskan penyandang diabetes sangat rentan terkena infeksi virus. ‘‘Kerentanan ini dapat dicegah dengan menjaga protokol kesehatan secara disiplin dan menjaga kondisi kesehatan. Maka dari itu penyandang diabetes berhak mendapat dukungan, tidak hanya dari diri sendiri, tetapi juga dari edukator, keluarga, dokter, dan elemen lainnya,” ujar dr. Sony.
Selain itu, dr. Sony juga menekankan pada pentingnya penanganan diabetes yang tepat untuk mencegah terjadinya komplikasi. “Diet 3J yaitu jumlah kalori yang dikonsumsi tiap hari, jadwal makan, dan jenis makanan yang dikonsumsi perlu terus diperhatikan oleh penyandang diabetes. Bukan hanya itu, penyandang diabetes juga harus olahraga 30 menit sehari, terapi obat minum dan suntik, serta mendapatkan penyuluhan yang memadai,“ lanjut dr. Sony.
Komitmen Diabetasol Atasi Diabates
KALBE Nutritionals melalui brand nutrisi bagi penyandang diabetes, Diabetasol, menegaskan komitmennya dengan segala cara untuk selalu menemani para diabetesi. Director of Special Needs and Healthy Lifestyle Nutrition Kalbe Nutritionals, Tunghadi Indra menekankan pentingnya edukasi diabetes yang memadai bagi masyarakat Indonesia di kala pandemi.
Kali ini Diabetasol mengajak masyarakat Indonesia memperingati World Diabetes Day (WDD) yang jatuh pada 14 November setiap tahunnya. Pada peringatan WDD tahun ini, Diabetasol mengangkat tema “Bersama DIA, Kontrol Gula Darah Jadi Lebih Mudah di Masa Pandemi” melalui serangkaian webinar di berbagai kota bersama dengan Persatuan Diabetes Indonesia (PERSADIA).