Scroll untuk baca artikel
Khazanah

Kebutuhan Spiritual Anak, Lepaskan Anak Dengan Doa

Redaksi
×

Kebutuhan Spiritual Anak, Lepaskan Anak Dengan Doa

Sebarkan artikel ini

Hudgins berpendapat bahwa setiap orang mempunyai minat yang tinggi demi suksesnya belajar. Kemudian, ada juga pendapat dari Mc. Clelland bahwa individu yang mempunyai minat belajar tinggi karena mempunyai kesenangan terhadap pekerjaannya dan akan berusaha menemukan pemecahan masalah dengan upaya kemampuan sendiri.

Faktor lain yang berpengaruh dalam kesuksesan belajar anak adalah kecerdasan. Faktor ini berkaitan dengan kemampuan otak anak dalam mengolah seluruh kemampuannya untuk belajar. Dengan kata lain, perkembangan otak anak mulai sejak kecil bahkan sebelum lahir, juga menjadi salah satu faktor kesuksesan belajar anak.

Namun perlu diketahui, pada dasarnya perkembangan otak manusia meningkat pada awal pertumbuhannya dan akan menurun seiring dengan pertambahan umur. Hal ini tentunya berpengaruh terhadap perkembangan kecerdasan anak.

Pada saat menjelang kelahiran, kebanyakan anak memiliki 100 milyar sel otak aktif, dan mereka menjalin sekitar 500 triliyun hubungan dengan sel-sel otak lain dan bagian-bagian tubuh lain. Begitu pula pada bulan-bulan awal, indra bayi dalam kandungan telah bereaksi terhadap lingkungan dengan perkembangan hubungan sinaptik baru, dengan kecepatan hingga 3 milyar/detik.

Kemudian dalam perkembangan 6 bulan pertama setelah kelahiran, anak akan mulai membuang beberapa keterampilan lahiriyahnya.

Saat usia 8 bulan, otak bayi memiliki sekitar 1.000 triliyun hubungan. Namun setelah ini, jumlah dan hubungan tersebut akan mulai menurun, kecuali anak terebut dihadapkan pada rangsangan lewat semua inderanya. Menjelang usia 10 bulan, sekitar separuh hubungan telah mati namun masih meninggalkan sekitar 500 triliyun yang akan terus bertahan sepanjang hidup.

Sampai pada usia 12 tahun, otak bisa dilihat sebagai spons super yang paling banyak menyerap sejak kelahiran. Selama masa inilah, terutama pada tiga tahun pertama, dasar-dasar pemikiran, bahasa, pandangan, tingkah laku, bakat dan karateristik lain diletakkan.

Selain faktor motivasi dan kecerdasan, pada masa saat ini, banyak orang tua menaruh alasan masa depan menjadi salah satu faktor utama pola asuh anak. Orang tua akan membentuk/mendidik anak sesuai dengan perkembangan zaman, bahkan pada zaman yang belum dihadapi. Kebanyakan orang tua tidak menghendaki anak-anaknya gagal dala menghadapi tantangan masa depan. Padahal, kita telah mengetahui, bahwa masa depan adalah perubahan dan ketidakpastian.

Menurut Singer, masa depan memiliki peranan penting. Diri seorang anak merupakan umpan balik dari kondisi apa yang ada (to be) ke arah kondisi yang terjadi (to become) sasaran yang dituju anak adalah citra perannya yang berfokus masa depan, yaitu konsepsi tentang keinginan akan menjadi apa ia pada berbagai situasi di masa depan. Karena itu, saat seorang anak ditanya mengapa sangat bersemangat belajar? Mereka akan menjawab karena memiliki cita-cita berprofesi menjadi dokter, arsitektur, pengusaha, dan lainnya saat sudah lulus nanti.