Barisan.co
Tak ada hasil
Lihat semua hasil
Barisan.co
Tak ada hasil
Lihat semua hasil
Barisan.co
Tak ada hasil
Lihat semua hasil
Beranda Opini

Perjalanan Spiritual Mengenal Sufisme

:: Opini Barisan.co
22 Maret 2021
dalam Opini

Ilustrasi: wallpaperflare.com

Bagi ke FacebookCuit di TwitterBagikan ke Whatsapp
Oleh: Iswanto

Banyak pengertian dan definisi tentang sufi. Hal ini sudah dibahas secara panjang lebar dalam studi akademis. Namun saya sendiri tidak menggunakan pengertian itu, meskipun sedikit banyak tahu akan hal itu, karena saya pernah mendapatkan pelajaran akan tentang sufi secara akademis di kampus IAIN Yogyakarta.

Orang umum biasa menyebut laku sufi sebagai tharekat. Akan tetapi, saya memilih mengartikan sufi sebagai ‘orang yang cerah pandangannya kepada Allah’. Dikarenakan pandangannya telah cerah, maka perilakunya akan terbimbing. Terbimbing oleh cahaya yang terang itu.

Ingat, Allah itu adalah Cahaya diatas Cahaya, ‘Nur ‘ala Nur’. Dengan cahaya yang terang itulah yang menjadikan ia tahu, “mana yang menjadikan, dan mana yang dijadikan”, sehingga ia tidak akan pernah salah dalam penghadapan.

Dengan begitu, ia tahu bagaimana semestinya berhubungan dengan Allah, hablum minallah, berupa pengabdian yang murni. Dan berhubungan dengan sesamanya, hablum minannas, berkasih sayang kepada sesama yang dijadikan. Maka, baru benarlah ia sebagai khalifah di muka bumi, yaitu memakmurkan bumi.

BACAJUGA

sifat seorang salik

Sifat Seorang Salik dan Laku Puasa

8 April 2022
kuaci matahari sufi

Kuaci Matahari Sufi

21 Maret 2022

Apabila seseorang itu buta ia kepada Tuhannya, niscaya hidupnya akan dikendalikan oleh hawa nafsunya. Maka, sifat kebinatangan akan menjadi perangai dan watak dalam kehidupanya. Sifat tamak, rakus, iri, dengki, sombong, dan sifat buruk lainnya, akan menjadi pakaiannya.

Dalam khazanah Jawa, itu biasa disebut sebagai ‘diyu’ yaitu watak raksasa di dalam pewayangan.

Diyu digambarkan dengan watak yang buas, rakus, dan mau menang sendiri. Inilah sumber malapetaka di bumi. Jangan heran, jika watak ini yang menguasai sebagian besar anak manusia, maka penindasan, perampasan hak atas sesamanya, dan ketidakadilan serta kesewenang-wenangan akan menjadi pentas harian yang bisa disaksikan siapa saja.

Pada saat itu, nurani telah mati. Terkubur di dalam kegelapan hasrat dan ambisi bermegah-megahan dan menumpuk-numpuk harta. Itulah wujud nyata dunia kegelapan.

Tentang Belajar & Sufisme

Umumnya kita mengenal ada 3 jenis model pembelajaran. Pertama, belajar dengan lebih mengedepankan akal pikiran. Model belajar yang lebih menitik-beratkan pada mengembangkan penalaran dan pola pikir, kerangka analisis, dan logika. Menonjolkan kognitif.

Kedua, pengajaran yang lebih mengedepankan aspek skill atau keterampilan. Pendekatannya banyak menggunakan pelatihan dan praktik kangsung. Aspek motorik yang lebih ditonjolkan.

Ketiga, pengajaran yang lebih mengedepankan aspek ‘rasa’. Lebih banyak menguraikan aspek keindahan, etika, dan estetika. Dalam model pengajaran ini, aspek afektif yang lebih ditonjokkan.

Belajar sufi itu berbeda dengan ketiga pendekatan di atas. Metode yang digunakan berupa praktik langsung, dengan cara menjalani agar mengalami. Dengan menjalani dan mengalami, maka ia semacam dibimbing untuk menyibak tirai-tirai realitas kebenaran yang tersembunyi.

Tersingkapnya realitas kebenaran inilah yang membuka pengalaman pribadi yang terhubung langsung dengan Tuhan. Pendekatan ini dalam kebudayaan jawa dikenal dengan ‘laku’.

Pada tahun 2007, saya bertemu dengan seseorang dan melakukan serangkaian diskusi, muzakarah, tukar pemikiran dan pengalaman, yang akhirnya membawa pada seorang guru.

‘Mursyid’, begitu istilah yang banyak digunakan orang. Sekitar bulan Marer 2007, saya memutuskan untuk menuntut dan mengambil amalan itu. “Amalan yang tidak berhuruf dan bersuara.” Begitulah dibilang. Saya kemudian dibaiat.

Dalam sejarahnya amalan ini, diperoleh guru saya dari ayahnya, Ahmad Darabbi. Diturunkan kepada guru saya, Muhammad Hatta Darabbi, dan diamalkan sejak usia baligh, sekitar 17 tahun. Kemudian oleh ayahnya, disuruh menyempurnakan amalannya di Besilam.

Besilam merupakan sebuah Kampung di daerah Kabupaten Langkat, Sumut. Merupakan pusat dari Tarekat Naqsabandy di wilayah Sumatera. Di Besilam bertemu dengan Tuan Guru, Syekh Fakih Tambah, pemimpin Tharekat Naqsabandy di Besilam waktu itu. Beliau merupakan keturunan langsung dari Tuan Guru Syekh Abdul Wahab Rokan, murid dari Syekh Sulaiman Zuhdi di Mekah.

Selain ketekunan dalam beramal, aspek leluhur atau keturunan rupanya juga berperan penting bagi perjalanan seseorang. Pernah suatu kali Tuan Guru bilang kepada kami, para murid, “Mereka yang tidak memiliki jalur leluhur dan mengamalkan amalan ini, biasanya dia tidak akan bisa berjalan sampai ujung.”

Pada suatu kali, sewaktu pulang kampung, daerah Boyolali, saya pergi ke daerah Pengging, ke masjid tua di sana dan salat dua rekaat. Pada saat itu, saya didatangi sosok bersorban dan berjubah putih. Mirip pakaian pangeran Diponegoro dan Imam Bonjol. Saya sendiri tidak mengenal sosok tersebut.

Rupanya sejak itu saya sering didatangi, namun hanya diam saja, dan tidak mengenalkan diri. Hal ini berlangsung bertahun-tahun, sekitar 4 atau 5 tahunan. Pada akhirnya ada suara yang mengatakan bahwa itu adalah leluhur saya. Mbah Kyai Imam Arif, begitulah namanya.

Kemudian ditelusurilah siapa sebenarnya beliau. Pada akhirnya, saya menemukan jejaknya, beliau adalah guru dari Pangeran Diponegoro, ayah dari Kyai Mojo. Rupanya beliau adalah leluhur yang ke-8.

Pada akhirnya saya mendapatkan pembenaran, bahwa leluhur saya rupanya ada yang mengambil amalan yang sama dengan yang saya amalkan saat ini, yaitu dari mbah Kyai Imam Arif. Dalam tradisi tarekat, apabila seorang pejalan atau salik itu beramal dengan benar, maka para leluhur itu akan mendatangi, terutama para leluhur yang telah mengambil jalan sama. []


Iswanto, Penulis

Topik: IswantoSpiritualSufismeTarekat Naqsabandiyah
Opini Barisan.co

Opini Barisan.co

Media Opini Indonesia

POS LAINNYA

Lima Prinsip Relawan ANIES
Opini

Lima Prinsip Relawan ANIES

14 Agustus 2022
Filosofi Pohon
Opini

Filosofi Pohon

11 Agustus 2022
Kaum Khawarij Modern
Opini

Potret Keberagamaan yang Ekslusif Kaum Khawarij Modern

9 Agustus 2022
Saat Anies Baswedan Meneladani Karakter dan Ajaran Tuhan Yesus Kristus
Opini

Saat Anies Baswedan Meneladani Karakter dan Ajaran Tuhan Yesus Kristus

15 Juli 2022
Diamnya Anies Menghadapi Fitnah, Tanda Kekuatan Seorang Muslim
Opini

Diamnya Anies Menghadapi Fitnah, Tanda Kekuatan Seorang Muslim

12 Juli 2022
Catatan Kelucuan di Negeri +62
Opini

Catatan Kelucuan di Negeri +62

12 Juli 2022
Lainnya
Selanjutnya
praying indoors

Tiga Realitas

Masa Depan Pendidikan Indonesia, Sekolah

Masa Depan Pendidikan Indonesia, Sekolah

Diskusi tentang post ini

TRANSLATE

TERBARU

TKI di Peternakan Inggris Berisiko Terjerat Utang

TKI di Peternakan Inggris Berisiko Terjerat Utang

17 Agustus 2022
Gambaran Arah Kebijakan Jokowi dalam RAPBN 2023 

Gambaran Arah Kebijakan Jokowi dalam RAPBN 2023 

16 Agustus 2022
16 Parpol Tak Bisa Ikut Pemilu 2024, Ada Partai Berkarya dan Partai Masyumi

16 Parpol Tak Bisa Ikut Pemilu 2024, Ada Partai Berkarya dan Partai Masyumi

16 Agustus 2022
Warna Samba di Dunia Persepakbolaan

Warna Samba di Dunia Persepakbolaan

16 Agustus 2022
Ekonom: Indonesia Tidak Memiliki Rencana Industrialisasi yang Baik

Ekonom: Indonesia Tidak Memiliki Rencana Industrialisasi yang Baik

16 Agustus 2022
esai pendek

Esai Pendek

16 Agustus 2022
Tantangan Kaum Muda: Minim Pengalaman, Minim Pula Kesempatan

Tantangan Kaum Muda: Minim Pengalaman, Minim Pula Kesempatan

16 Agustus 2022

SOROTAN

Lima Prinsip Relawan ANIES
Opini

Lima Prinsip Relawan ANIES

:: Redaksi
14 Agustus 2022

Oleh: Laode Basir, Koordinator Relawan ANIES Satu simpul relawan yang makin aktif mendukung pencalonan Anies Baswedan sebagai Presiden menyebut dirinya...

Selengkapnya
Filosofi Pohon

Filosofi Pohon

11 Agustus 2022
Kaum Khawarij Modern

Potret Keberagamaan yang Ekslusif Kaum Khawarij Modern

9 Agustus 2022
Sejarah Penetapan Tahun Hijriah dan Arti Bulan-Bulan dalam Kalender Islam

Sejarah Penetapan Tahun Hijriah dan Arti Bulan-Bulan dalam Kalender Islam

1 Agustus 2022
satu abad chairil anwar

Satu Abad Chairil Anwar, Puisi dan Doa

26 Juli 2022
Film Invisible Hopes

Film Invisible Hopes Mengungkap Sisi Gelap Anak-Anak yang Lahir di Jeruji Penjara

23 Juli 2022
  • Tentang Kami
  • Kontak
  • Redaksi
  • Disclaimer
  • Pedoman Media Siber
  • Indeks Artikel

BARISAN.CO © 2020 hak cipta dilindungi undang-undang

Tak ada hasil
Lihat semua hasil
  • Terkini
  • Senggang
  • Fokus
  • Opini
  • Kolom
    • Esai
    • Analisis Awalil Rizky
    • Pojok Bahasa & Filsafat
    • Perspektif Adib Achmadi
    • Risalah
    • Kisah Umi Ety
    • Mata Budaya
  • Sastra
  • Khazanah
  • Katanya VS Faktanya
  • Video

BARISAN.CO © 2020 hak cipta dilindungi undang-undang