Scroll untuk baca artikel
Blog

Kecam Pemboman Gereja Makassar, Ormas Barisan Nusantara Sampaikan Pesan Ini

Redaksi
×

Kecam Pemboman Gereja Makassar, Ormas Barisan Nusantara Sampaikan Pesan Ini

Sebarkan artikel ini

BARISAN.COOrmas Barisan Nusantara mengecam tindakan bom bunuh diri yang terjadi Minggu (28/3), di depan Gereja Katedral Makassar, Sulsel. Aksi itu dinilai sebagai tindakan kriminal tingkat tinggi yang sangat biadab.

Lewat surat pernyataan yang diunggah di laman Twitternya, Barisan Nusantara juga mengingatkan agar masyarakat tetap tenang dan tidak mengembangkan prasangka atau asumsi yang dapat mengaburkan kasus bom yang tidak berperikemanusiaan tersebut.

“Semua pihak hendaknya saling bersinergi menjaga keamanan serta kenyamanan seluruh masyarakat Indonesia dalam menunaikan ibadah sesuai dengan keyakinannya masing-masing,” tulis keterangan tersebut.

Selain itu, Barisan Nusantara juga meminta aparat penegak hukum, baik TNI, Polri, BNPT maupun BIN untuk mengusut tuntas kasus pengeboman di Makassar ini, sampai ke akar-akarnya.

Dalam perkembangan terbaru, polisi sudah menemukan titik terang tentang identitas terduga pelaku pengeboman. Pelaku adalah sepasang suami-istri yang baru menikah 6 bulan lalu. Laki-laki berinisial L, sedangkan pelaku perempuan adalah YSF.

Mereka menggunakan kendaraan matic saat melancarkan aksinya. Keduanya diduga sempat hendak masuk ke pelataran gereja melalui pintu gerbang. Namun, saat pelaku datang kegiatan Misa di gereja sudah selesai.

Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo mengatakan para pelaku merupakan bagian dari kelompok teroris Jamaah Ansharut Daulah (JAD).

“Pelaku merupakan bagian dari kelompok JAD yang pernah melakukan pengeboman di Jolo Filipina,” kata Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo sesaat setelah mendatangi tempat kejadian perkara (TKP).

JAD sendiri wadah teroris yang berafiliasi (baiat) dengan ISIS. Kelompok ini terlibat sejumlah aksi teror beberapa waktu belakangan, termasuk bom di Surabaya pada 2018 dan penusukan mantan Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan (Menkopolhukam) kala itu, Wiranto. [Dmr]