BARISAN.CO – Kekerasan verbal, meski hanya dengan kata kata jangan dikira verbal bullying tidak terlalu berdampak pada korban. Faktanya pernyataan atau julukan tertentu ternyata memiliki efek yang lebih dahsyat dibandingkan dengan bullying yang dilakukan dengan kekerasan fisik. Sebab, menurut psikolog klinis Liza Marielly Djaprie, efeknya memang tidak terlihat tapi cukup ‘mematikan’
“Efek kekerasan fisik tidak sekeras rasanya seperti mimisan, intimidasi fisik dan terasa di dalam hati yang berdampak. Oleh sebab itu biasanya tingkat bunuh diri paling banyak berasal dari cyber bullying dan verbal bullying,” kata Liza.
Liza juga mengatakan, beberapa pasien yang datang kepadanya sampai mengalami keluhan fisik tertentu seperti sakit kepala, migrain atau keluhan fisik lainnya. Ada pula yang menyakiti dirinya, karena merasa bahwa dirinya masih merasa kurang berharga atau rendah diri.
Dilansir dari situs bullyingstatistic.org, arti verbal bullying dapat mempengaruhi cita diri seseorang dan berdampak pada emosi yang berpengaruh pada psikologis. Intimidasi verbal atau kekerasan verbal mampu membuat seseorang percaya dirinya menurun, bahkan sampai mengarah depresi. Dalam kondisi yang ekstrem, korban kekerasan verbal dapat melakukan bunuh diri.
Dampak parahnya dari perilaku bullying sangat berpengaruh pada diri sendiri dengan jangka waktu yang cukup lama. Sepertinya halnya ketika masih kecil ketika sudah kena bullying, dampaknya sampai dewasa. Rasa bullying itu ke bawa hingga jangka waktu yang cukup lama.
Adapun jenis jenis verbal bullying meliputi pemberian nama atau julukan tertentu, menghina, mengejek, mengintimidasi, komentar bernada rasis, maupun kekerasan verbal lainnya.
Kebanyakan verbal bullying dilakukan oleh perempuan. Mereka menggunakan verbal bullying sebagai sebuah teknik sosial untuk mendominasi dan memperlihatkan kelebihan serta kekuatannya. Kendati demikian, laki laki juga terbukti banyak yang melakukan verbal bullying. Mereka biasanya melakukan tipe bullying tersebut untuk mendominasi. Laki laki akan menggunakan kata katanya ketika mereka menghindari masalah tertentu yang pada akhirnya justru mengarah pada bullying terhadap orang lain.
Liza mengatakan biasanya pelaku bullying memilih korbannya terlebih dahulu sebelum melakukan verbal bullying. Mereka biasanya akan mengincar orang orang yang dianggap lebih lemah darinya. “Biasannya mereka mengincar orang yang tidak punya teman, seperti terisolasi, minderan, dan tidak banyak omong. Pelaku juga tidak asal memilih korbannya,” ujar Liza.
Di sisi lain, Liza mengatakan, para pelaku bullying biasanya juga memiliki masalah tertentu. Kondisi psikologis mereka juga biasanya bermasalah. Entah itu di lingkungan rumah, sekolah atau lingkungan kerja.
Meskipun dampak bullying yang begitu cukup besar dan sulit terdeteksi. Tentu ada cara yang bisa dilakukan. Bahkan Liza menyarankan untuk tetap tenang pada diri sendiri, dapat menghiraukan ejekan dari pelaku bullying.
“Jangan dianggap. Anjing menggonggong kafilah berlalu. Kalau dicuekin mereka akan capek kok,” pungkas Liza. (Luk)