Dalam sistem demokrasi, hal ini bisa dilakukan, makanya Weber mengembangkan konsep tentang status yang dibagi menjadi ascribed status dan achieved status. Ascrribed status merupakan status yang dimiliki seseorang karena faktor keturunan dan nama besar keluarga. Sedangkan achieved status merupakan status yang diraih seseorang melalui kerja keras, yang didukung oleh kapasitas pribadi.
Dalam politik kita, cukup banyak tokoh-tokoh politik yang lahir karena faktor keturunan dan pengaruh jaringan keluarga (ascribed status).
Tokoh-tokoh seperti itu biasanya disebut dengan anak biologis. Mereka sering kali tidak mempunyai kapasitas intelektual dan kapasitas kepemimpinan yang memadai. Namun, mereka bisa berkuasa secara formal (legal-rasional) dengan menggunakan akses dan nama besar keluarganya.
Demikian juga individu-individu dan kelompok masyarakat tertentu yang berhasil membangun kekuatan ekonomi, adalah mereka yang mempunyai achieved status. Sistem politik elektoral yang mahal, membuat mereka yang punyai kekuasaan ekonomi, bisa memengaruhi kekuasaan formal (legal-rasional).
Oligarki Partai Politik
Melanjutkan pertanyaan di awal tulisan ini, siapa yang paling berkuasa dalam menentukan arah politik di Indonesia? Bisa jadi, mereka adalah sekelompok kecil orang yang mempunyai pengaruh secara politik dan ekonomi, yang dalam bahasa akademis disebut dengan oligarki.
Jadi, oligarki merupakan bentuk dari struktur kekuasaan yang dikontrol oleh sekelompok kecil orang. Sekelompok kecil orang ini bisa merupakan mereka yang berpengaruh karena kekayaan, kekuatan politik, maupun militer.
Dalam sistem politik kita, partai-partai politik cenderung dikuasai oleh sekelompok kecil orang yang membentuk oligarki politik. Karena biaya politik kita sangat mahal, baik untuk menjalankan partai politik maupun membiayai proses-proses politik, maka oligarki politik ini sering kali adalah mereka yang juga sangat kuat secara ekonomi.
Dalam partai politik tertentu, sekelompok kecil orang juga mempunyai pengaruh secara kharismatik yang berbasis agama, seperti sejumlah partai politik Islam.
Dalam kondisi ini, maka partai politik kita cenderung dikuasai oleh sekelompok kecil orang yang kuat secara politik, ekonomi, militer, dan kharisma. Mereka inilah yang mempunyai kekuasaan untuk mempengaruhi arah politik nasional, baik secara langsung dengan cara menjadi bagian dari kekuasaan, maupun secara tidak langsung melalui pengaruh yang dimilikinya.
Dalam kondisi partai politik dikuasai oleh oligarki, maka kita bisa menyadari mengapa pembangunan politik dan ekonomi sering tidak selaras dengan kepentingan rakyat banyak.