Scroll untuk baca artikel
Analisis Awalil Rizky

Keluarnya Modal dari Indonesia

Redaksi
×

Keluarnya Modal dari Indonesia

Sebarkan artikel ini

Oleh: Awalil Rizky, Ekonom Bright Institute

TRANSAKSI Finansial Indonesia cenderung membukukan arus masuk bersih atau surplus selama ini, dengan nilai berfluktuasi. Meski perekonomian terdampak pandemi, surplus masih terjadi pada tahun 2020 dan 2021, dengan nilai yang lebih kecil. Tercatat neto masuk sebesar US$7,88 Miliar pada tahun 2020 dan US$12,15 milyar pada tahun 2021.

Perubahan arah modal finansial terjadi pada tahun 2022. Transaksi Finansial tercatat defisit atau arus neto bersifat keluar Indonesia sebesar US$8,92 Miliar. Pertama kali dialami sejak tahun 2009, dan merupakan rekor defisit terlebar selama dua dekade ini.

Jenis Transaksi finansial terdiri dari investasi langsung, investasi portofolio, dan investasi lainnya. Investasi langsung antara lain berupa pendirian usaha, perluasan usaha, pembelian seluruh atau sebagian usaha untuk ikut mengendalikan. Tercatat neto masuk sebesar US$15,12 miliar pada tahun 2022.

Investasi portofolio antara lain berupa saham, obligasi korporasi, dan Surat Berharga Negara. Investor portofolio cenderung lebih bersifat spekulatif dibanding investasi langsung, karena tidak memiliki pengaruh yang cukup dalam perusahaan tempatnya berinvestasi. Investor portofolio terutama menimbang keamanan investasi, kemungkinan apresiasi nilainya, dan imbal hasil yang diperoleh.

Investasi portofolio tercatat neto keluar sebesar US$9,02 Miliar pada tahun 2022. Padahal biasanya selalu bersifat arus masuk. Ketika pandemi mulai berdampak pada tahun 2020 pun masih bersifat arus masuk sebesar US$3,37 Miliar, dan pada tahun 2021 meningkat menjadi US$5,09 Miliar.

Investasi Lainnya antara lain berupa utang dagang, pinjaman, serta simpanan di Bank atau lembaga keuangan. Dalam hal berupa simpanan, terdapat karakteristik spekulatif seperti investasi portfolio. Jika kondisi atau keadaan berubah cepat, keduanya dapat dengan mudah menggeser investasi mereka ke wilayah atau negara lain.

Investasi Lainnya tercatat neto keluar sebesar US$9,02 Miliar pada tahun 2022. Arus neto memang biasanya bersifat keluar, namun kali ini merupakan rekor dalam hal nilai.

Meningkatnya Arus Modal Keluar Milik Penduduk Indonesia

Neraca Transaksi Finansial memberi informasi yang membedakah antara modal finansial milik asing dan milik penduduk Indonesia. Dalam pencatatan oleh Bank Indonesia, milik asing disebut dengan istilah Kewajiban, sedangkan milik penduduk disebut sebagai Aset. Kedua jenis ini memiliki dinamika yang bersifat masuk maupun keluar sepanjang tahun.

Dalam hal Investasi Langsung milik asing pada tahun 2022 bersifat masuk sebesar US$21,65 Miliar. Nilai tersebut hampir setara dengan tahun-tahun sebelumnya. Bisa difahami karena keputusan investor untuk jenis ini biasanya dilakukan cukup lama dan tidak mudah berubah jika ada perubahan kondisi ekonomi.

Namun, Investasi Portofolio milik asing telah bersifat arus keluar sebesar US$9,02 Miliar. Padahal, selalu mengalami arus masuk selama dua dekade terakhir. Sedangkan Investasi Lainnya juga bersifat keluar sebesar US$1,28 Miliar. Keduanya memang lebih sensitif dengan kondisi ekonomi terkini dari perekonomian global maupun ekonomi Indonesia.

Hal perlu dicermati adalah arus modal milik penduduk Indonesia. Tercatat neto keluar sebesar US$24,03 Miliar pada tahun 2022. Arus keluar memang selalu dialami, kecuali pada tahun 2016 ketika ada program tax amnesty. Akan tetapi, tahun 2022 tercatat sebagai arus keluar terbesar selama dua dekade terakhir. 

 

Arus investasi portofolio milik penduduk tercatat neto keluar sebesar US$5,05 Miliar, terbilang cukup besar. Arus keluar yang besar dialami pada tahun 2012 sebesar US$5,47 Miliar dan pada tahun 2018 sebesar US$5,17 Miliar. Tahun-tahun lain sejak 2012 hanya berkisar 1-2 miliar dolar.