Scroll untuk baca artikel
Khazanah

Kemunduran Peradaban, Masyarakat Biadab

Redaksi
×

Kemunduran Peradaban, Masyarakat Biadab

Sebarkan artikel ini

Masyarakat pengembara tersebut lebih punya keberanian dan keteguhan jiwa. Kehidupan bagi mereka adalah arena persaingan untuk mendapatkan kemenangan, untuk merebut, untuk menguasai wilayah. Pada masa ini penyerangan terhadap suku/ kelompok lain untuk merebut harta benda yang dimiliki adalah tindakan yang absah dan gagah berani. Kabilah-kabilah liar sering mendapatkan kemenangan atas kelompok yang sudah hidup menetap. Buah kemenangan itu tidak dipelihara sebagai kekayaan yang dilestarikan namun dirusak untuk keperluan-keperluan sesuai taraf berpikir mereka.

Ketika pasukan liar Hulagu Khan menggempur Baghdad kota yang direbutnya tersebut dihancurkan beserta perpustakaan-perpustakaannya. Bangunan-bangunan dirusak untuk diambil kayu-kayunya sebagai bahan mendirikan tenda-tenda. Baru berikutnya pada masa keturunan Hulagu Khan yang sudah mengenal hidup menetap mendirikan sebuah kota peradaban Dinasti Ilkhan. Hanya dengan pola hidup menetap manusia dapat menghasilkan peradaban.

Bangunan-bangunan didirikan dalam pola hidup menetap. Sistem pertanian. Sistem pemerintahan. Kota pemerintahan. Dalam pola hidup menetap dibentuk sistem yang melindungi suatu masyarakat dari ancaman kedzaliman masyarakat lain. Dalam pola hidup menetap dibuat sistem yang melindungi individu yang lemah dari kedzaliman individu yang kuat dalam masyarakat tersebut yang menurut Tan Malaka dibentuknya pemerintahan adalah demi mewujudkan keadilan.

Karya Sastra Peradaban Yang Memberadabkan

Kebudayaan, menurut Koentjaraningrat terdiri atas tiga wujud: terdalam berbentuk ide/gagasan, wujud agak luar berbentuk aktivitas, wujud paling luar berupa artefak (benda-benda). Karya sastra merupakan wujud terdalam dari salah satu unsur kebudayaan yang bernama bahasa. Kebudayaan yang tinggi terlihat dari karya-karyanya di bidang estetika (kesenian) yang tinggi. Karya sastra secara umum mencakup semua hasil karya tulis.

Secara terbatas, karya sastra adalah semua hasil karya tulis yang bernilai estetika tinggi, merupakan bentuk perpaduan antara unsur bahasa dan unsur kesenian. Karya sastra adalah cara ungkap dalam bentuk simbol-simbol. Makin banyak simbol makin halus sifat suatu bahasa. Dari situlah lahir adab dan peradaban.

Peradaban dapat diartikan sebagai bagian halus dari kebudayaan. Masyarakat kota disebut sebagai orang-orang yang beradab karena mereka hidup berdasarkan standar moral tertentu, standar moral yang lebih tinggi atau lebih kompleks. Itulah sebabnya mereka yang terkesan kurang beradab sering pula disebut sebagai “orang desa” atau “orang kampung” sekalipun belum tentu orang kota itu lebih beradab dari orang desa, bahkan sebaliknya, orang kota sering juga dipandang sebagai kurang beradab oleh orang desa.