Scroll untuk baca artikel
Kontemplasi

Kendeng: Mas Print dan Mbak Nah …

Redaksi
×

Kendeng: Mas Print dan Mbak Nah …

Sebarkan artikel ini

Deg! Jantung saya seketika berdetak kencang. Saya tak menyangka seorang petani desa, berpendidikan rendah, memiliki kualitas batin yang dahsyat. Dia kukuh menolak pendirian pabrik semen.

Pukul 11.00 kami bertolak dari rumah Mbak Nah. Rumah yang menyimpan kualitas spiritual mengagumkan. Spirit yang hanya takluk pada Tuhan. Bukan mundhuk-mundhuk pada korporasi semen dan pemerintah yang bodoh. Juga bukan kepada para kiai yang ternyata gampang menerima uang semen. “Masalah Kendeng iki, aja diserahke marang kiai. Kudu awake dhewe sing gerak,” sambung Mbak Nah.

Ya, Mbak Nah. Sungguh, saya tak sanggup melukiskan keluhuran budi dan keikhlasannya. Keihklasan berkorban demi masa depan Tegaldowo, Timbrangan. Masa depan Rembang. Masa depan Jawa.