Scroll untuk baca artikel
Kesehatan

Kerokan, Metode Pengobatan yang Melegenda

Redaksi
×

Kerokan, Metode Pengobatan yang Melegenda

Sebarkan artikel ini

Ia menyarankan, kerokan sebaiknya dimulai dari atas ke bawah di sisi kanan dan kiri tulang belakang, dilanjutkan dengan garis-garis menyamping di punggung bagian kiri dan kanan. Alat pengerok dipegang 45 derajat agar saat bergesekan dengan kulit tidak terlalu sakit.

Salah satu unsur dalam kerokan yang mendukung pengobatan adalah hubungan emosional antara orang yang dikerok dan orang yang mengerok. ”Ibu yang mengerok anaknya sambil bercerita merupakan unsur biopsikososial dalam pengobatan yang kini digalakkan dalam pengobatan modern,” kata Didik.

Pengeluaran beta endorfin pada tubuh diatur oleh jaringan endotel yang ada di dalam pembuluh darah. Jaringan endotel terstimulasi oleh gerakan kerokan lalu mulai meningkatkan kadar beta endorfin.

Kasus serupa juga dirasakan oleh orang yang melakukan terapi pijat. Oleh sebab itu, baik kerokan maupun pijat akan menciptakan sensasi pikiran yang lebih nyaman di samping menyingkirnya kepenatan yang dirasakan tubuh.

Hanya saja, tidak disarankan terlalu sering melakukan kerokan agar kadar beta endorfin tidak menimbulka efek buruk bagi kesehatan.

Pada intinya, kerokan sebagai kearifan lokal bermanfaat untuk mendapatkan rasa nyaman dan menghilangkan nyeri otot. Namun, seperti halnya obat, tidak baik jika berlebihan.

Meningkatkan kekebalan tubuh

Satu lagi sisi menarik dari kerokan, yaitu kekebalan tubuh ikut meningkat. Pada saat terjadi pelebaran pembuluh darah akibat punggung dikerik, sel-sel darah putih juga ikut mengalir lancar.

Sel darah putih makin menunjukkan reaksinya demi menjaga tubuh akibat pecahnya ujung pembuluh darah tepi seperti pada kejadian terbentur atau terpukul.

Perlu dipahami, efek warna merah di kulit saat dikerik menunjukkan pecahnya ujung pembuluh darah tepi. Tubuh secara otomatis mengusahan bagian tersebut agar segera sembuh dan berfungsi seperti semula.

Pada kasus kerokan, sel-sel darah putih ikut “diterjunkan” tubuh melalui perintah otak agar pecahnya pembuluh darah tidak sampai dimasuki oleh benda asing berbahaya seperti virus, bakteri, dan sebagainya. Jumlah sel-sel darah putih sebagai elemen kekebalan tubuh meningkat.

Penulis: Alfin Hidayat