Scroll untuk baca artikel
Kontemplasi

Kesombongan dan Keangkuhan

Redaksi
×

Kesombongan dan Keangkuhan

Sebarkan artikel ini

Inilah kunci agar dapat menghasilkan buah takwa yang sempurna, yang dengan itu bisa mengantarkan seseorang masuk surga. Ibnu Atha’illah menceritakan kisah seorang budak hitam yang akan menjadi raja di surga.

Dikisahkan, dari Abu Hurairah ra berkata; Ketika kami di majelis Rasulullah Saw, tiba-tiba Nabi Muhammad Saw bersabda: “Besok pagi akan ada seorang ahli surga yang salat bersama kamu.”

Abu Hurairah berkata: “Aku berharap semoga akulah orang yang ditunjuk oleh Rasulullah Saw itu. Maka pagi-pagi aku salat di belakang Rasulullah Saw dan tetap tinggal di majelis setelah orang-orang pulang.”

Tiba-tiba ada seorang budak hitam berpakaian compang-camping datang menjabat tangan Rasulullah Saw sambil berkata: “Wahai Nabi Allah! Doakan semoga aku mati syahid.”

Maka Rasulullah Saw berdoa, sedang kami mencium bau kasturi dari badannya.

Kemudian aku bertanya: “Apakah orang itu wahai Rasulullah?”

Jawab Nabi Saw: “Ya benar. Ia seorang budak dari Bani fulan.”

Abu Hurairah berkata: “Mengapa engkau tidak membeli dan memerdekakannya wahai Nabi Allah?”

Jawab Nabi: “Bagaimana aku akan dapat berbuat demikian, sedangkan Allah akan menjadikannya seorang raja di surga. Wahai Abu Hurairah! Sesungguhnya di surga itu ada raja dan orang-orang terkemuka, dan ini salah seorang raja dan terkemuka.”

Kemudian Rasulullah Saw memberitahu kepada sahabat tentang orang-orang yang dimuliakan dan diridhai Allah Swt.

“Wahai Abu Hurairah! Sesungguhnya Allah mengasihi, mencintai makhluknya yang suci hati, yang samar, yang bersih, yang terurai rambut, yang kempes perut kecuali dari hasil yang halal. Apabila akan masuk kepada raja tidak diizinkan, bila meminang wanita bangsawan tidak akan diterima, bila tidak ada tidak dicari, bila hadir tidak dihiraukan, bila sakit tidak dijenguk, bahkan ia meninggal tidak dihadiri jenazahnya.”

Para sahabat pun penasaran dan bertanya: “Tunjukkan kepada kami wahai Rasulullah Saw salah seorang dari mereka?”

Jawab Nabi: “Dia adalah Uwais Al-Qorni, seorang berkulit coklat, lebar kedua bahunya, tingginya agak sedang dan selalu menundukkan kepalanya sambil membaca Alqur’an, tidak terkenal di bumi tetapi terkenal di langit. Andaikan ia bersungguh-sungguh memohon sesuatu kepada Allah pasti diberinya. Di bawah bahu kirinya berbekas. Wahai Umar dan Ali! Jika kamu bertemu padanya, maka mintalah kepadanya supaya memohonkan ampun untukmu. Demikian sabda Nabi kepada para sahabat.”

Menurut Syekh Ibnu Atha’illah, seseorang tidak akan mampu mengenal siapa dirinya kecuali Allah Swt memberi petunjuk dan perlindungan. Kunci agar dapat menghasilkan buah takwa yang sempurna adalah dengan mengubur eksistensi, ego dan keterkenalan.