Termasuk soal mendonasikan sejumlah besar penghasilannya secara rutin untuk mendanai sebuah yayasan penelitian kanker anak-anak. Tetapi namanya tidak pernah dicatat dan tidak mau tercatat. Kalau di Indonesia istilahnya ‘hamba Allah’.
Juga cerita tentang penghormatan dan perhatian yang tinggi kepada perempuan. Dia sangat menghindari untuk memeluk perempuan termasuk sesama aktris dalam ajang-ajang internasional.
Termasuk ketika diundang dalam acara talkshow Drew Barrymore, Keanu Reeves tak memeluknya dan cukup berpegangan kedua tangan saling berhadapan. Padahal, Drew adalah lawan mainnya ketika masih remaja dan juga teman baik.
Itulah anomali dari seorang aktor yang lahir di Lebanon tersebut. Dalam buku teori, ajaran moral dan kaidah agama sikap dan perilaku Keanu Reeves itu normal.
Namun, lantaran dunia dan peradabannya sudah mencapai kadar hiperealitas dan hipermoralitas, justru apa yang dilakukan Keanu Reeves dalam pandangan masyarakat umumnya menjadi ‘tidak normal’. Sebab yang ‘normal’ saat ini bahwa tokoh atau selebritas itu adalah sombong, angkuh, sangat menjaga privasi, dikeliling body guard, tidak ramah, kikir, banyak pencitraan dan citra negatif lainnya.
Keanu Reeves mengajarkan kepada dunia. Kenormalan dan kewarasan itu masih ada dan bisa dilakukan dari diri sendiri.
“Ya, senang saja bisa berbagi dengan sesama,” jawab Keanu Reeves kepada The Insider saat ditanya tentang kedermawanannya dan kebaikan kepada sesama.
Testimoni seorang petugas kebersihan bioskop dalam kolom komentar sebuah video menjadi pengukuhnya.
“Saya bertemu Keanu sekitar 16 tahun yang lalu di pemutaran perdana film Matrix di New York City. Saya bekerja di bioskop sebagai pembersih dan pelayan. Sepanjang malam, saya melihat semua bintang di film datang dan pergi tanpa ada yang melihat saya atau menyapa saya, mungkin karena warna kulit saya dan seragam murah yang saya kenakan.
Selama 16 tahun, saya tidak pernah melupakan peristiwa yang akan mengikuti beberapa jam pertama setelah saya memulai giliran kerja malam itu.
Keanu berjalan ke arahku dan bertanya bagaimana kabarku! Saya berkata pada diri sendiri, ‘apakah Anda benar-benar berbicara dengan saya?’ Percaya atau tidak, dia benar-benar mendatangi saya dan menunjukkan kasih sayang dan perhatian.
Itu adalah hal terakhir yang pernah saya harapkan dilakukan oleh siapa pun malam itu. Dia terus bertanya tentang pekerjaan saya dan dari mana saya berasal. Dan saya memberi tahu dia bahwa saya berasal dari Ghana dan telah bekerja di bioskop selama sekitar satu tahun.