Barisan.co
Tak ada hasil
Lihat semua hasil
Barisan.co
Tak ada hasil
Lihat semua hasil
Barisan.co
Tak ada hasil
Lihat semua hasil
Beranda Terkini Lingkungan

Koalisi Masyarakat Sipil Tagih Komitmen Presiden tentang Pembangunan Rendah Karbon

:: Ananta Damarjati
27 April 2021
dalam Lingkungan
Koalisi Masyarakat Sipil Tagih Komitmen Presiden tentang Pembangunan Rendah Karbon

Ilustrasi: Biro Pers Sekretariat Presiden.

Bagi ke FacebookCuit di TwitterBagikan ke Whatsapp

BARISAN.CO – Komitmen pemerintah dalam pembangunan rendah karbon dan pencegahan krisis iklim dianggap masih lemah di tingkat aksi (tindakan). Hal ini terlihat dari belum adanya upaya untuk menjadikan APBN untuk mendukung pembangunan rendah karbon dan pencegahan krisis iklim.

“APBN kita masih menjadi bagian dari business as usual yang mendukung ekonomi kotor dan boros emisi karbon,” kata Sekjen Seknas FITRA (Forum Indonesia untuk Transparansi Anggaran) Misbah Hasan di Jakarta.

Karena itu, pada awal April 2021, Seknas FITRA bersama sejumlah jaringan masyarakat sipil Indonesia membentuk sebuah koalisi masyarakat sipil yang diberi nama Gerakan Ekonomi Hijau Masyarakat Indonesia (Generasi Hijau). Koalisi ini bertujuan untuk memperkuat pembangunan rendah karbon dan pencegahan krisis iklim yang dilakukan pemerintah dan semua stakeholder.

Koalisi ini terdiri dari sejumlah intelektual mewakili berbagai organisasi masyarakat sipil, seperti Misbah Hasan (Sekjen Seknas FITRA), Dr. Cand. Yusdi Usman (Direktur Eksekutif RIB-Rumah Indonesia Berkelanjutan), Dr. Surya Darma (Ketua Umum METI-Masyarakat Energi Terbarukan Indonesia), Paul Butar Butar (Direktur Eksekutif METI), Aldi Muhammad Alizar (Ketua IAP2 Indonesia), Moekti H. Soejachmoen (Direktur Eksekutif IRID-International Research Institute for Decarbonization), dan sejumlah tokoh masyarakat sipil lainnya.

BACAJUGA

Langkah Mengurangi Pemanasan Global Melalui Transportasi Umum

Langkah Mengurangi Pemanasan Global Melalui Transportasi Umum

3 Desember 2022
Yuk Gunakan Bus Transjakarta untuk Mengurangi Krisis Iklim

Yuk Gunakan Bus Transjakarta untuk Mengurangi Krisis Iklim

7 November 2022

Koalisi Generasi Hijau, hari ini Senin lalu (26/4), mengirim surat kepada Presiden Joko Widodo untuk menagih komitmen pemerintah dalam penerapan kebijakan pembangunan rendah karbon dan pencegahan krisis iklim.

Koalisi Generasi Hijau menyadari bahwa pandemi Covid-19 merupakan tantangan terberat pemerintah dan masyarakat Indonesia dalam satu tahun terakhir. Koalisi juga menyadari bahwa pemerintah sudah melakukan sejumlah upaya, baik di tingkat kebijakan maupun aksi, dalam penanganan Covid-19 dan pemulihan ekonomi nasional (PEN).

Namun demikian, Koalisi Generasi Hijau melihat bahwa upaya pemerintah masih bersifat jangka pendek, belum mempertimbangkan kebutuhan jangka panjang dalam pemulihan ekonomi nasional.

Karena itu, Koalisi Generasi Hijau ini mendesak Presiden Joko Widodo untuk mempertimbangkan pentingnya pembangunan rendah karbon, pencegahan krisis iklim dan upaya mencapai net zero emission dalam kebijakan pemulihan ekonomi nasional (PEN).

Hal ini bisa dilakukan pemerintah melalui pemberian stimulus fiskal hijau (green fiscal stimulus) untuk sejumlah sektor yang berkontribusi besar dalam krisis iklim, termasuk kehutanan dan penggunaan lahan, energi, pertanian, dan persampahan. Dari sejumlah sektor tersebut, Koalisi Generasi Hijau mengusulkan kepada Presiden Joko Widodo untuk memasukkan green stimulus dalam tiga sektor sebagai berikut:

Sektor Pertanian: green stimulus Program Peremajaan Perkebunan Rakyat dengan Padat Karya Tunai dan Pengembangan Korporasi Petani

BPS menyebutkan bahwa selama pandemi ini sektor pertanian justru tumbuh sebesar 1,75 persen. Program Peremajaan Perkebunan Rakyat dengan Padat Karya Tunai dan Pengembangan Korporasi Petani diproyeksikan akan menghasilkan 15-17 persen peningkatan hasil panen serta penciptaan lebih dari 150 ribu tenaga kerja.

Sejalan dengan pembangunan rendah karbon, program ini juga diperkirakan dapat mengurangi emisi karbon sebesar 100 juta tCO2 dalam jangka waktu 20 tahun.

Sektor energi: green stimulus pemasangan PLTS Atap pada gedung-gedung yang dikelola oleh 70 Kementerian/Lembaga.

Pemasangan PLTS Atap pada gedung-gedung yang dikelola oleh 70 Kementerian/Lembaga untuk memenuhi ketentuan yang tercantum dalam Perpres 22/2017 tentang Rencana Umum Energi nasional, akan menjadi contoh bagi masyarakat bahwa Pemerintah memulai pemanfaatan energi terbarukan dari diri sendiri, dan hal ini akan dapat mendorong pertumbuhan produksi energi ramah lingkungan.

Pada pelaksanaannya, program ini dapat berkontribusi mengurangi emisi sebesar 339 ribu tCO2 selama 25 tahun, juga diperkirakan akan menyerap hingga 700 tenaga kerja.

Sektor persampahan: green stimulus program pinjaman lunak dan pendampingan peningkatan kapasitas UMKM.

UMKM persampahan memili kontribusi signifikan terhadap upaya pengurangan dan penanganan sampah, serta menjadi salah satu factor usaha yang masih dapat bertahan meski membutuhkan perjuangan berat selama masa pandemi ini. Generasi Hijau mengusulkan adanya program stimulus pemulihan ekonomi UMKM persampahan berupa program pinjaman lunak serta Pendampingan peningkatan kapasitas UMKM.

Program ini diperkirakan dapat menyasar lebh dari 5.000 UMKM persampahan dan meningkatkan daur ulang sampah sampai dengan 40 ribu ton per hari. Nilai tersebut setara dengan manfaat ekonomi senilai Rp23 triliun per tahun dengan potensi penyerapan tenaga kerja diperkirakan mencapai 15 – 75 ribu orang di tahun 2022, serta berkontribusi terhadap penurunan gas emisi rumah kaca sekitar 105,38 juta tCO2  selama 20 tahun.

Untuk memastikan green stimulus ini masuk dari APBN 2022, Koalisi Generasi Hijau mendesak Presiden Joko Widodo dan sejumlah pejabat yang berwenang dalam perumusan APBN 2022 untuk memasukkan secara eksplisit kebijakan pemulihan ekonomi hijau ini dalam Rencana Kerja Pemerintah (RKP), Kerangka Ekonomi Makro dan PokokPokok Kebijakan Fiskal (KEM-PPKF) serta diakomodir dalam Nota Keuangan dan APBN 2022. [Dmr]

Topik: Generasi HijauGreen Stimulus FiscalKrisis IklimRumah Indonesia BerkelanjutanYusdi Usman
Ananta Damarjati

Ananta Damarjati

Warga negara Indonesia, tinggal di Jakarta

POS LAINNYA

penghasil emisi
Lingkungan

Selain Penghasil Emisi Terbesar, Orang Kaya Perparah Ketimpangan

2 Februari 2023
Ledakan Metana, Bencana yang Disebabkan Tangan Manusia
Lingkungan

Ledakan Metana, Bencana yang Disebabkan Tangan Manusia

1 Februari 2023
Karhutla 2023
Lingkungan

Waspada Karhutla Awal 2023, Tiga Provinsi Berisiko Tinggi

28 Januari 2023
Timbul Tenggelamnya Isu Penurunan Muka Tanah di Jakarta
Lingkungan

Timbul Tenggelamnya Isu Penurunan Muka Tanah di Jakarta

21 Januari 2023
Petani Kendeng kirim surat ke jokowi
Lingkungan

Tidak ke Gubernur Jateng, Petani Kendeng Surati Jokowi Menyoal Banjir Bandang Jawa Tengah

18 Januari 2023
Soal Ekonomi Hijau, Indonesia Tertinggal dari Afrika Selatan
Lingkungan

Soal Ekonomi Hijau, Indonesia Tertinggal dari Afrika Selatan

16 Januari 2023
Lainnya
Selanjutnya
Sebanyak 3,8 Juta Dosis Vaksin Siap Pakai AstraZeneca Tiba di Indonesia

Sebanyak 3,8 Juta Dosis Vaksin Siap Pakai AstraZeneca Tiba di Indonesia

Terobosan Penyelesaian Konflik Agraria

Terobosan Penyelesaian Konflik Agraria

Diskusi tentang post ini

TRANSLATE

TERBARU

analisa youtube shorts

Benarkah YouTube Short Bisa Menghasilkan Uang? Inilah Analisa Kebenarannya

3 Februari 2023
Amerika Bicara Utilitas dan Efisiensi Air Sungai, Indonesia Masih Berkutat dengan Proyek Sodetan dan Buang Air ke Laut

Amerika Bicara Utilitas dan Efisiensi Air Sungai, Indonesia Masih Berkutat dengan Proyek Sodetan dan Buang Air ke Laut

3 Februari 2023
website foto gratis

7 Rekomendasi Website Foto Gratis, No Copyright untuk Konten dan Desain

3 Februari 2023
rhoma irama air putih

Rutin Minum Air Putih Hangat, Rhoma Irama Berhasil Diet

3 Februari 2023
kanti w janis

Tadaburan Novel Karya Kanti W Janis

3 Februari 2023
Penerimaan Pendapatan Investasi Lainnya (US$ Juta)

Penerimaan Pendapatan Investasi Lainnya (US$ Juta)

3 Februari 2023
Kabar Pilpres 2024

Pilpres 2024: Hal-hal yang Bisa Disimpulkan Sejauh ini

3 Februari 2023

SOROTAN

Amerika Bicara Utilitas dan Efisiensi Air Sungai, Indonesia Masih Berkutat dengan Proyek Sodetan dan Buang Air ke Laut
Opini

Amerika Bicara Utilitas dan Efisiensi Air Sungai, Indonesia Masih Berkutat dengan Proyek Sodetan dan Buang Air ke Laut

:: Yayat R Cipasang
3 Februari 2023

BANJIR Jakarta tidak sekadar bencana alam tetapi juga sudah sangat politis. Banjir dan cara penanganannya menjadi alat kampanye, glorifikasi atau...

Selengkapnya
Perlindungan PRT

Rentan Alami Kekerasan, Perlindungan Terhadap PRT Perlu Perhatian Serius

2 Februari 2023
Pakar Hukum: Ditolaknya UAS, Privilege Singapura

Berkongsi Kita Pecah

1 Februari 2023
Taruhan Alphard, sampai Kapan?

Taruhan Alphard, sampai Kapan?

1 Februari 2023
Pemilu Serentak Tahun 2024

Menyongsong Pemilu Serentak Tahun 2024 yang Berkualitas dan Berintegritas

1 Februari 2023
Menanti Keberanian KIB Usung Airlangga-Erick Thohir

Menanti Keberanian KIB Usung Airlangga-Erick Thohir

31 Januari 2023
  • Tentang Kami
  • Kontak
  • Redaksi
  • Disclaimer
  • Pedoman Media Siber
  • Indeks Artikel

BARISAN.CO © 2020 hak cipta dilindungi undang-undang

Tak ada hasil
Lihat semua hasil
  • Terkini
  • Senggang
  • Fokus
  • Opini
  • Kolom
    • Esai
    • Analisis Awalil Rizky
    • Pojok Bahasa & Filsafat
    • Perspektif Adib Achmadi
    • Kisah Umi Ety
    • Mata Budaya
  • Risalah
  • Sastra
  • Khazanah
  • Sorotan Redaksi
  • Katanya VS Faktanya
  • Video

BARISAN.CO © 2020 hak cipta dilindungi undang-undang