Barisan.co
Tak ada hasil
Lihat semua hasil
Barisan.co
Tak ada hasil
Lihat semua hasil
Barisan.co
Tak ada hasil
Lihat semua hasil
kota

Kota – Puisi Eko Tunas

:: Eko Tunas
9 Oktober 2022
dalam Puisi
Bagi ke FacebookCuit di TwitterBagikan ke Whatsapp

KOTA 1

Kota telah menjadi tubuhku
Kenangan adalah bajuku
Kau berdiri di pintu
Bergaun ungu
Seperti itu selalu
Rasa ini asupan sepanjang waktu
Kemudian suara dari masjid Agung
Melengkapkan sebuah kota dan alun-alun
Sebagai sekolahku dulu

Penjaja pasar tiban dan tukang obat adalah para guru
Orang-orang dan kawan-kawan bergelutku
Adalah jiwaku
Pikiranku
Hingga aku jadi manusia
Setelah metamorfosa waktu
Sejak kepompong hidup
Lalu kupu-kupu

O, ruang pertemuan itu
Kini telah berpagar dan rumput palsu
Tak ada lagi para sabtu
Entah kemana saudaraku
Aku berdiri ngungun
Di ujung waktu
Entah di mana kamu
Sejarah telah terkubur
Tak ada lagi manusia dulu

Tak ada lagi pertemuan itu
Tak ada lagi keindahan itu
Tak ada lagi kau ku
Dunia yang diburu
Dan hati yang membeku

Semarang 27 September 2022

KOTA 2

Alangkah sendiri engkau yang tak dikenal
Tapi kau hidup di jantung kota
Di aortaku
Kau duduk di hadapanku
Sebagai sungai membelah jiwa
Di belahan mana dada ibu
Alangkah merdeka engkau yang mengalirkan sepi

Di Yogya, Jakarta, di kota-kota dunia
Tak ada Semarang untuk lagumu
Daftar menu hari ini
Dan acara di rumahmu
Tak ada opor ayam untuk sebuah kenangan
Dan kota yang hidup di pelataran
Siapa berjalan sendiri
Di tepian sebuah angan

Baiklah, barangkali ini cerita
Awal kehidupan kita
Dan pertemuan
Yang selalu kau bilang keindahan
Siapa menampik kisah suratan
Jika ini memang kehendak semesta
Antara kota, kenangan dan sendirimu
Bukankah seperti yang pernah kau bisikkan
Bahwa
Keindahan adalah pertemuan

Kota, ah kota yang kau bawa ke mana pun langkahmu sendiri…

Semarang 1 Oktober 2022

KOTA 3

Kereta bergerak dari entah ke entah
Membawa kota yang terus membangun berantah
Kamu di gerbong mana aku cari ke mana
Di gerbong makan tidak ada sayur asam seribu tiga
Tidak ada pertemuan dua mata bercerita
Pagi tak membawa apa pun kecuali dingin AC

Aku terus mencarimu di setiap bordes
Barangkali kau terselip di lipatan sejarah
Tak ada keindahan kecuali perhitungan laba-rugi
Bersama keindahan yang aku buru hingga ke kebenaran
Ke sepasang pita di rambutmu pertama
Apakah buku itu masih kau baca
Buku tentang lembah dan ngarai

Masihkah lupa di kursi mana kau duduk
Daftar menu tak tercantum nomer dan harga
Kecuali senyum dan sapa rutin dalam seragam
Aku kira kau masih bertanya tentang kebenaran
Meski sudah aku bilang berkali dalam ninabobo
Bahwa kebenaran adalah kejujuran

Tegal 8 Oktober 2022

Editor: Lukni
Bagikan1Tweet1Send
Eko Tunas

Eko Tunas

Eko Tunas, budayawan, tinggal di Semarang.

POS LAINNYA

sang irama
Puisi

Sang Irama – Puisi Eko Tunas

29 Januari 2023
puisi cinta rabiah al adawiyah
Puisi

Inilah Puisi Cinta Rabiah Al Adawiyah, Konsep Mahabbah 

14 Januari 2023
gerimis
Puisi

Gerimis – Puisi Eko Tunas

1 Januari 2023
kota tua
Puisi

Membatu di Kota Tua – Puisi Chotrex Tri Budiyanto

4 Desember 2022
nyanyian indomie
Puisi

Nyanyian Indomie – Puisi Jamaludin GmSas

27 November 2022
tak ada puisi untukmu
Puisi

Tak Ada Puisi Untukmu – Puisi Eko Tunas

20 November 2022
Lainnya
Selanjutnya
kendil

Lelaki di Dalam Kendil - Cerpen Noerjoso

anies silaturahmi

Jelang Purnatugas, Anies Silaturahmi Bersama Perangkat RT/RW dan Kader PKK

  • Tentang Kami
  • Kontak
  • Redaksi
  • Disclaimer
  • Pedoman Media Siber
  • Indeks Artikel

BARISAN.CO © 2020 hak cipta dilindungi undang-undang

Tak ada hasil
Lihat semua hasil
  • Terkini
  • Senggang
  • Fokus
  • Opini
  • Kolom
    • Esai
    • Analisis Awalil Rizky
    • Pojok Bahasa & Filsafat
    • Perspektif Adib Achmadi
    • Kisah Umi Ety
    • Mata Budaya
  • Risalah
  • Sastra
  • Khazanah
  • Sorotan Redaksi
  • Katanya VS Faktanya
  • Video

BARISAN.CO © 2020 hak cipta dilindungi undang-undang