Scroll untuk baca artikel
Blog

Kota – Puisi Eko Tunas

Redaksi
×

Kota – Puisi Eko Tunas

Sebarkan artikel ini

KOTA 1

Kota telah menjadi tubuhku
Kenangan adalah bajuku
Kau berdiri di pintu
Bergaun ungu
Seperti itu selalu
Rasa ini asupan sepanjang waktu
Kemudian suara dari masjid Agung
Melengkapkan sebuah kota dan alun-alun
Sebagai sekolahku dulu

Penjaja pasar tiban dan tukang obat adalah para guru
Orang-orang dan kawan-kawan bergelutku
Adalah jiwaku
Pikiranku
Hingga aku jadi manusia
Setelah metamorfosa waktu
Sejak kepompong hidup
Lalu kupu-kupu

O, ruang pertemuan itu
Kini telah berpagar dan rumput palsu
Tak ada lagi para sabtu
Entah kemana saudaraku
Aku berdiri ngungun
Di ujung waktu
Entah di mana kamu
Sejarah telah terkubur
Tak ada lagi manusia dulu

Tak ada lagi pertemuan itu
Tak ada lagi keindahan itu
Tak ada lagi kau ku
Dunia yang diburu
Dan hati yang membeku

Semarang 27 September 2022

KOTA 2

Alangkah sendiri engkau yang tak dikenal
Tapi kau hidup di jantung kota
Di aortaku
Kau duduk di hadapanku
Sebagai sungai membelah jiwa
Di belahan mana dada ibu
Alangkah merdeka engkau yang mengalirkan sepi

Di Yogya, Jakarta, di kota-kota dunia
Tak ada Semarang untuk lagumu
Daftar menu hari ini
Dan acara di rumahmu
Tak ada opor ayam untuk sebuah kenangan
Dan kota yang hidup di pelataran
Siapa berjalan sendiri
Di tepian sebuah angan

Baiklah, barangkali ini cerita
Awal kehidupan kita
Dan pertemuan
Yang selalu kau bilang keindahan
Siapa menampik kisah suratan
Jika ini memang kehendak semesta
Antara kota, kenangan dan sendirimu
Bukankah seperti yang pernah kau bisikkan
Bahwa
Keindahan adalah pertemuan

Kota, ah kota yang kau bawa ke mana pun langkahmu sendiri…

Semarang 1 Oktober 2022

KOTA 3

Kereta bergerak dari entah ke entah
Membawa kota yang terus membangun berantah
Kamu di gerbong mana aku cari ke mana
Di gerbong makan tidak ada sayur asam seribu tiga
Tidak ada pertemuan dua mata bercerita
Pagi tak membawa apa pun kecuali dingin AC

Aku terus mencarimu di setiap bordes
Barangkali kau terselip di lipatan sejarah
Tak ada keindahan kecuali perhitungan laba-rugi
Bersama keindahan yang aku buru hingga ke kebenaran
Ke sepasang pita di rambutmu pertama
Apakah buku itu masih kau baca
Buku tentang lembah dan ngarai

Masihkah lupa di kursi mana kau duduk
Daftar menu tak tercantum nomer dan harga
Kecuali senyum dan sapa rutin dalam seragam
Aku kira kau masih bertanya tentang kebenaran
Meski sudah aku bilang berkali dalam ninabobo
Bahwa kebenaran adalah kejujuran

Tegal 8 Oktober 2022