Hubungan keterikatan manusia dengan manusia lainnya dan lingkungan, sudah kita ketahui sebagai hal yang tidak terceraikan. Hubungan itu tidak dapat dipisahkan, merupakan hubungan yang saling membutuhkan. Manusia membutuhkan alat-alat, benda-benda, tumbuh-tumbuhan, binatang dan zat-zat tertentu. Jadi tak mungkin manusia di pisahkan dengan alam dan lingkunganya.
Keeratan hubungan antara manusia dengan alam dan lingkunganya itu tercermin juga di dalam cara hidup mereka dalam mata pencaharian hidup. Cara pencaharian hidup masyarakat sederhananya biasanya memang amat ditentukan oleh alam dan lingkungannya.
Misalnya; suatu kelompok masyarakat yang tinggal di daerah pegunungan, mereka otomatis sangat bergantung dari alam pegunungan dengan cara bertani, berternak, berkebun, dan berladang. Kelompok masyarakat yang tinggal di daerah pesisir, meraka sangat bergantung dari kondisi pesisir dengan cara melaut, pertambakan, dan sangat bergantung dari hasil laut.
3. Manusia dan pemeliharaan lingkungan
Manusia sangat terkait dan memiliki hubungan dinamis dengan lingkungan, secara naluri manusia memiliki potensi kepedulian ekologis. Akan tetapi pada dasaran realnya kepedulian manusia terhadap lingkungan sangat dipengaruhi oleh akal pikirannya, sehingga manusia memilik potensi untuk memelihara dan merusak. Hubungan antara Tuhan, manusia dan lingkungannya sangatlah harmonis dan berkesinambungan dalam waktu dan ruang yang tak terbatas. Hal ini terkait dengan hubungan sistemik antara hubungan Tuhan dengan lingkungan sebagai pencipta, pemilik, dan pemelihara alam semesta. Allah berfiman:
“(yang memiliki sifat-sifat yang) demikian itu ialah Allah Tuhan kamu; tidak ada Tuhan selain Dia; Pencipta segala sesuatu, Maka sembahlah Dia; dan dia adalah pemelihara segala sesuatu.” (Al-An’am: 102)
Firman Allah menunujukan bahwa Allah sebagai pencipta, pemilik dan pemelihara lingkungan, yang mempunyai hak kepemilikan atas lingkungan beserta isinya
Allah sebagai pemilik tunggal semesta alam, menjadikan hasil ciptaanya untuk kepentingan manusia, yang sesungguhnya manusia juga merupakan bagian integral dari lingkungan.
Sumber daya alam dan lingkungan tercipta adalah untuk dapat didayagunakan oleh manusia, akan tetapi manusia bukanlah pemilik mutlak yang seenaknya mengeksploitasi ia terikat dengan hubungan hamba dengan Tuhannya. Manusia berkewajiban untuk menjaga, memlihara dan memakmurkan sumber daya alam dan lingkungan.
Sebagai pemelihara lingkungan yang menempati dan berinteraksi dengan alam mempunyai hubungan logis dalam upaya mewujudkan rahmatalil’alamin. Manusia sebagai subjek pemelihara harus mampu membuat perencanaan dan sekaligus melaksanakan serta mengawasi tindak pelestarian lingkungan.