BARISAN.CO – Aktivitas manusia mulai dari pembakaran bahan bakar fosil, pemanasan, transportasi, penggunaan air, fast fashion, dan lain-lain, meninggalkan apa yang disebut sebagai jejak karbon. Ini adalah satuan penyebut dari jumlah emisi setara karbon dioksida (CO2e) yang berdampak pada meningkatnya konsentrasi gas rumah kaca di atmosfer.
Jejak karbon juga terlacak dari kebiasaan manusia berinternet. Mungkin jarang terdengar, namun sebenarnya internet menyumbang 10 persen dari permintaan listrik global. Diperkirakan, persentanse ini meningkat hingga 20 persen di tahun 2030.
Pandemi membuat peningkatan tersebut berjalan lebih cepat. Sebuah jurnal dari Resources, Counservation, and Recycling memperkirakan penggunaan internet di dunia meningkat hingga 40 persen pada Januari hingga Maret tahun lalu. Lonjakan aktvitas online ini memicu permintaan listrik tambahan hingga 42,6 juta Mwh demi mendukung transmisi data.
Jejak karbon yang dihasilkan dari internet terkait erat dengan seberapa besar penggunaan bandwith dalam aktivitas digital, seperti penjelajahan web, email, penyimpanan file online, dan layanan streaming.
Sejauh ini, kontributor paling signifikan terhadap jejak karbon internet ialah penggunaan video online yang menghasilkan 60 persen aliran data di dunia dan lebih dari 300 juta ton CO2e per tahunnya.
Dampak dari jejak karbon yang dihasilkan oleh internet juga mempercepat laju perubahan iklim. Tidak hanya pemanasan global, tetapi juga cuaca ekstrem, pergeseran populasi dan habitat satwa liar, naiknya air laut, dan berbagai dampak lainnya.
Perubahan iklim yang terjadi juga memicu terjadinya bencana dengan skala yang lebih besar dan intensitas yang lebih sering. Sehingga, akan mengancam peradaban manusia modern dan keberlanjutan ekosistem ke depannya.
Lalu, bagaimana langkah kita untuk membantu mengurangi jejak karbon itu sendiri?
- Matikan kamera saat panggilan video atau streaming konten
Kolaborasi penelitian antara Universitas Purdue, Universitas Yale, dan MIT menemukan cara untuk mengurangi emisi karbon. Dengan mematikan kamera selama panggilan video akan mengurangi jejak karbon hingga 96 persen. Sedangkan, mematikan kamera selama streaming konten bisa menekan tingkat karbon hingga 86 persen.
Direktur penelitian ini, Kaveh Madani, mengatakan jejak karbon terkait dengan cara penggunaan dan mentransfer data secara online. Contohnya, untuk mengunggah data dari internet memerlukan energi, dan ketika energi itu dibakar pada akhirnya akan menghasilkan gas rumah kaca yang berkontribusi pada jejak air dan tanah.
- Bersihkan email
Sebuah studi dari OVO energy di tahun 2019 menemukan bahwa jika setiap satu orang dewasa di Inggris mengirim lebih sedikit email terima kasih setiap harinya akan menghemat 16.500 ton CO2 per tahun. CleanFox juga menemukan bahwa rata-rat pengguna email menerima 2.850 email langganan yang tidak diinginkan per tahun dengan jumlah 28,5 kg CO2.
Layanan email seperti Gmail misalnya, memungkinkan siapa saja untuk bebas mengirim pesan terkait pekerjaan, promosi, atau pribadi. Teori itu mengaitkan pengguna memperoleh semua manfaat dari mengirim email, tetapi berbagi biaya kerusakan lingkungan dengan semua penghuni bumi lainnya. Spammer juga tidak mempertimbangkan degradasi lingkungan yang terkait dengan tindakan mereka selama dapat terus-menerus mengiklankan layanannya.
Untuk itu, rutin membersihkan email sangat disarankan. Sebab, email yang tersimpan masih tetap menggunakan bandwith dan energi. Disarankan pula untuk berhenti berlangganan email yang tidak penting. Ini akan mengurangi lalu lintas email, menurunkan konsumsi data, serta memudahkan mengelola kotak masuk.