BARISAN.CO – Lanjut usia (lansia) menjadi kelompok yang rentan tertular Covid-19. Sebab seiring bertambahnya usia, sistem imun mereka semakin menurun.
Menurut penelitian, orang dewasa berusia di atas 60 tahun, terutama mereka yang memiliki penyakit penyerta atau komorbid, lebih mungkin mengalami infeksi virus corona yang lebih parah – bahkan mematikan – dibandingkan kelompok lainnya.
Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 menyebutkan 17 persen kasus positif Covid-19 menyerang lansia. Bahkan kematian pada lansia sangat tinggi, mencapai 48,8 persen.
Berdasarkan data yang disajikan situs covid19.go.id pada Sabtu (6/3/2021), dari 37.154 pasien Covid-19 yang meninggal, sebanyak 18.131 adalah lansia. Artinya lansia memerlukan perhatian khusus agar terlindungi dari Covid-19. Salah satu caranya adalah dengan menjaga nutrisi harian serta memberikan vaksin bagi lansia.
Saat ini pemerintah sedang menjalankan program vaksinasi untuk lansia. Adapun lansia di Indonesia saat ini mencapai 10,6 dari jumlah penduduk Indonesia atau 28,7 juta jiwa. Namun, hanya 21,5 juta jiwa saja yang ditargetkan menerima vaksin sepanjang program vaksinasi Covid-19 untuk lansia ini.
Ketua Tim Advokasi Vaksinasi Covid-19 PB Ikatan Dokter Indonesia Prof. Dr. dr. Iris Rengganis, SpPD, KAI, FINASIM mengatakan lansia menjadi kelompok yang sangat penting mendapatkan vaksinasi. Untuk itu, seharusnya tidak ada keraguan untuk para lansia maupun keluarga menerima vaksin ini. Kecuali, bagi lansia yang memang menderita penyakit tertentu atau sudah pernah terinfeksi Covid-19 sebelumnya.
“Vaksin yang disediakan pemerintah telah melewati serangkaian uji klinis yang ketat dan menunjukkan bahwa vaksin ini aman untuk kelompok usia 60 tahun ke atas. Tidak ada efek samping serius maupun kematian yang dilaporkan, jadi masyarakat tidak perlu khawatir,” ungkap Prof. Iris pada acara Health Talk (Bincang Sehat) dengan tema “Entrasol Kupas Tuntas Vaksin Covid-19 dan Nutrisi untuk Lansia”, Minggu (7/3/2021).
Pernyataan sama juga dilontarkan Dokter Spesialis Geriatrik Prof. Dr. dr. Siti Setiati, Sp.PD-KGer, M.Epid, FINASIM. Menurutnya memang pernah dilaporkan 23 kematian lansia setelah vaksinasi Pfizer BioNTEC di Norwegia. Namun, pemerintah tidak yakin jika penyebabnya adalah vaksin. Bisa jadi karena memang pasien sudah sangat renta dan menderita penyakit serius.
Untuk itu, pemberian vaksin pada lansia harus dilakukan secara hati-hati, melalui skrining yang ketat sebelum dokter memberi persetujuan vaksinasi.
Ketua Perhimpunan Gerontologi Medik Indonesia (PERGEMI) ini memaparkan ada daftar penyakit yang umum diderita lansia yang masuk skrining. Di antaranya hipertensi, kanker, serangan jantung, gagal ginjal, nyeri dada, asma, nyeri sendi, stroke, diabetes, dan penyakit paru.
“Jika terdapat tiga atau lebih, maka vaksin tidak boleh diberikan,“ katanya.
Lansia juga akan ditanya tentang apakah sulit naik 10 anak tangga, sering merasa kelelahan, kesulitan berjalan kira – kira 100-200 meter, dan penurunan berat badan yang signifikan dalam satu tahun terakhir? Jika ya, maka vaksin tidak boleh diberikan.
Prof. Siti menambahkan ada hal yang perlu dipertimbangkan saat vaksinasi pada lansia. Terkait immunosenescence atau disfungsi imunitas karena usia. Karena immunosenescence berhubungan dengan respon terhadap vaksin yang kurang maksimal.
Pada lansia dengan immunosenescence biasanya sudah terjadi inflamasi kronis level rendah akibat kombinasi penurunan imunitas, paparan antigen terus menerus, peningkatan produksi sitokin proinflamasi dari senescent T cells dan makrofag.