Barisan.co
Tak ada hasil
Lihat semua hasil
Barisan.co
Tak ada hasil
Lihat semua hasil
Barisan.co
Tak ada hasil
Lihat semua hasil
Beranda Senggang Kesehatan

Lansia Tak Perlu Takut Vaksinasi Covid-19 Asal Lakukan Persiapan Ini

:: Yusnaeni
7 Maret 2021
dalam Kesehatan
Lansia Tak Perlu Takut Vaksinasi Covid-19 Asal Lakukan Persiapan Ini
Bagi ke FacebookCuit di TwitterBagikan ke Whatsapp

BARISAN.CO – Lanjut usia (lansia) menjadi kelompok yang rentan tertular Covid-19. Sebab seiring bertambahnya usia, sistem imun mereka semakin menurun.

Menurut penelitian, orang dewasa berusia di atas 60 tahun, terutama mereka yang memiliki penyakit penyerta atau komorbid, lebih mungkin mengalami infeksi virus corona yang lebih parah – bahkan mematikan – dibandingkan kelompok lainnya.

Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 menyebutkan 17 persen kasus positif Covid-19 menyerang lansia. Bahkan kematian pada lansia sangat tinggi, mencapai 48,8 persen.

Berdasarkan data yang disajikan situs covid19.go.id pada Sabtu (6/3/2021), dari 37.154 pasien Covid-19 yang meninggal, sebanyak 18.131 adalah lansia. Artinya lansia memerlukan perhatian khusus agar terlindungi dari Covid-19. Salah satu caranya adalah dengan menjaga nutrisi harian serta memberikan vaksin bagi lansia.

BACAJUGA

Kendati Sering Dibicarakan, Negara Miskin Masih Kesulitan Akses Vaksin

Kendati Sering Dibicarakan, Negara Miskin Masih Kesulitan Akses Vaksin

2 Oktober 2021
Ironi Ketimpangan: Produsen Vaksin Menaikkan Harga Suntikan

Ironi Ketimpangan: Produsen Vaksin Menaikkan Harga Suntikan

22 Agustus 2021

Saat ini pemerintah sedang menjalankan program vaksinasi untuk lansia. Adapun lansia di Indonesia saat ini mencapai 10,6 dari jumlah penduduk Indonesia atau 28,7 juta jiwa. Namun, hanya 21,5 juta jiwa saja yang ditargetkan menerima vaksin sepanjang program vaksinasi Covid-19 untuk lansia ini.

Ketua Tim Advokasi Vaksinasi Covid-19 PB Ikatan Dokter Indonesia Prof. Dr. dr. Iris Rengganis, SpPD, KAI, FINASIM mengatakan lansia menjadi kelompok yang sangat penting mendapatkan vaksinasi. Untuk itu, seharusnya tidak ada keraguan untuk para lansia maupun keluarga menerima vaksin ini. Kecuali, bagi lansia yang memang menderita penyakit tertentu atau sudah pernah terinfeksi Covid-19 sebelumnya.

“Vaksin yang disediakan pemerintah telah melewati serangkaian uji klinis yang ketat dan menunjukkan bahwa vaksin ini aman untuk kelompok usia 60 tahun ke atas. Tidak ada efek samping serius maupun kematian yang dilaporkan, jadi masyarakat tidak perlu khawatir,” ungkap Prof. Iris pada acara Health Talk (Bincang Sehat) dengan tema “Entrasol Kupas Tuntas Vaksin Covid-19 dan Nutrisi untuk Lansia”, Minggu (7/3/2021).

Pernyataan sama juga dilontarkan Dokter Spesialis Geriatrik Prof. Dr. dr. Siti Setiati, Sp.PD-KGer, M.Epid, FINASIM. Menurutnya memang pernah dilaporkan 23 kematian lansia setelah vaksinasi Pfizer BioNTEC di Norwegia. Namun, pemerintah tidak yakin jika penyebabnya adalah vaksin. Bisa jadi karena memang pasien sudah sangat renta dan menderita penyakit serius.

Untuk itu, pemberian vaksin pada lansia harus dilakukan secara hati-hati, melalui skrining yang ketat sebelum dokter memberi persetujuan vaksinasi.

Ketua Perhimpunan Gerontologi Medik Indonesia (PERGEMI) ini memaparkan ada daftar penyakit yang umum diderita lansia yang masuk skrining. Di antaranya hipertensi, kanker, serangan jantung, gagal ginjal, nyeri dada, asma, nyeri sendi, stroke, diabetes, dan penyakit paru.

“Jika terdapat tiga atau lebih, maka vaksin tidak boleh diberikan,“ katanya.

Lansia juga akan ditanya tentang apakah sulit naik 10 anak tangga, sering merasa kelelahan, kesulitan berjalan kira – kira 100-200 meter, dan penurunan berat badan yang signifikan dalam satu tahun terakhir? Jika ya, maka vaksin tidak boleh diberikan.

Prof. Siti menambahkan ada hal yang perlu dipertimbangkan saat vaksinasi pada lansia. Terkait immunosenescence atau disfungsi imunitas karena usia. Karena immunosenescence berhubungan dengan respon terhadap vaksin yang kurang maksimal.

Pada lansia dengan immunosenescence biasanya sudah terjadi inflamasi kronis level rendah akibat kombinasi penurunan imunitas, paparan antigen terus menerus, peningkatan produksi sitokin proinflamasi dari senescent T cells dan makrofag.

Adanya penyakit penyerta atau komorbid juga semakin meningkatkan terjadinya inflamasi kronis. Akibatnya akan ada peningkatan risiko kanker, penyakit autoimun dan penurunan respon terhadap imunisasi.

Faktor lainnya yang memengaruhi keefektifan vaksinasi pada lansia adalah usia dan jenis kelamin, penggunaan obat-obatan, kebiasaan merokok, lingkungan sekitar, serta kecukupan nutrisi.

Lansia Wajib Persiapan Fisik Sebelum Vaksinasi

Selain skrining riwayat penyakit dan kesiapan psikis, lansia perlu mempersiapkan fisik sebelum, selama, dan setelah vaksinasi. Prof. Siti pernah melakukan penelitian terhadap pasien usia lanjut yang diberikan vaksin Pneumonia.

Hasilnya pasien dengan status nutrisi yang kurang atau buruk mengalami Pneumonia kembali setelah enam bulan pasca vaksinasi. Artinya, kecukupan nutrisi memengaruhi efektivitas vaksinasi.

Ia merekomendasikan lansia untuk mengonsumsi energi minimal di atas 21kkal/kilogram dan protein sebesar 25 -30 gram per hari. Kemudian dikalikan dengan berat badannya. Artinya jika seorang lansia memiliki berat badan 50 kilogram, ia memiliki kebutuhan energi di atas 1.050 kalori dan sekitar 1.500 protein per harinya.

“Selain itu juga diperlukan latihan fisik. Saya merekomendasikan olahraga kombinasi beban dan aerobik selama lima kali per minggu,” katanya.

Pendapat yang sama juga disampaikan dr. Muliaman Mansyur, Head of Medical KALBE Nutritionals. Menurutnya lansia perlu mendaptkan asupan nutrisi yang seimbang dengan kandungan tinggi protein, vitamin dan mineral, khususnya Vitamin C, D, dan Zinc.

Jika lansia kurang mendapat asupan nutrisi protein, maka risiko malnutrisi dan sarcopenia atau berkurangnya massa dan kekuatan otot akan mudah terjadi. Selain itu imunitas yang terbentuk pasca vaksinasi menjadi kurang optimal.

“Nutrisi berperang penting untuk semua orang baik yang tidak bisa atau bisa divaksin. Dan yang belum atau sudah divaksin. Masing – masing mikronutrien seperti vitamin dan mineral, khususnya vitamin D, terbukti memainkan banyak peran dalam mendukung fungsi kekebalan dan mengurangi risiko infeksi,” katanya.

Salah satu produk makanan tambahan yang bisa dikonsumsi lansia adalah entrasol. Sebab entrasol memiliki kandungan tinggi protein, serat, dan vitamin D. “Entrasol kaya akan vitamin dan mineral lain, serta rendah laktosa sehingga cocok untuk meningkatkan daya tahan tubuh lansia,” tambah Boy Sinaga, Business Unit Coordinator General Adult Nutrition KALBE Nutritionals. []

“Tetap diperlukan protokol kesehatan, 5M (memakai masker, menjaga jarak, mencuci tangan, menjauhi kerumunan, mengurangi mobilitas), 3T (testing, tracing, treatment), nutrisi dan aktivitas fisik,” tutup Prof. Iris. []

Topik: entrasollansianutrisivaksinas lansiavaksinasivaksinasi covid19
Yusnaeni

Yusnaeni

POS LAINNYA

sedekah senyuman
Kesehatan

Sedekah dengan Sesungging Senyuman

26 Maret 2023
polusi suara
Kesehatan

Polusi Suara Kendaraan Tingkatkan Risiko Hipertensi

25 Maret 2023
Hadits lalat masuk minuman
Kesehatan

Bila Lalat ‘Berenang’ di Gelas Kopi

25 Maret 2023
pistanthrophobia
Kesehatan

Pistanthrophobia: Fobia yang Muncul Setelah Patah Hati

16 Maret 2023
nasi hangat
Kesehatan

Menimbang Sisi Sehat Nasi Hangat dan Dingin

9 Maret 2023
Mengenal Haphephobia: Fobia Terhadap Sentuhan
Kesehatan

Mengenal Haphephobia: Fobia Terhadap Sentuhan

7 Maret 2023
Lainnya
Selanjutnya
Bukan Hanya Toxic Masculinity, Toxic Femininity Juga Berbahaya

Bukan Hanya Toxic Masculinity, Toxic Femininity Juga Berbahaya

Simpang Lima Senen dan Kearifan Lokal Betawi

Simpang Lima Senen dan Kearifan Lokal Betawi

Diskusi tentang post ini

TRANSLATE

TERBARU

Sejarah Asal Usul Penggunaan Mukena dalam Sholat, Bolehkah Berwarna-Warni?
Sosial & Budaya

Sejarah Asal Usul Penggunaan Mukena dalam Sholat, Bolehkah Berwarna-Warni?

:: Thomi Rifai
27 Maret 2023

BARISAN.CO - Mukena merupakan salah satu busana yang sudah lama dipakai oleh kaum hawa, terutama para muslim wanita di Indonesia...

Selengkapnya
putra nabi muhammad

Putra-Putri

27 Maret 2023
Melemahnya Gerakan Sipil

Mengulik Melemahnya Gerakan Sipil dan “Student Movement”

27 Maret 2023
Kisah Umar bin Khattab Membantak Malaikat Munkar Nakir

Kisah Umar bin Khattab Membentak Malaikat Munkar Nakir di Alam Kubur

27 Maret 2023
Mengenal Asal Muasal Sarung, Kain Serbaguna yang Menjadi Identitas Bangsa

Mengenal Asal Muasal Sarung, Kain Serbaguna yang Menjadi Identitas Bangsa

26 Maret 2023
Lainnya

SOROTAN

Melemahnya Gerakan Sipil
Opini

Mengulik Melemahnya Gerakan Sipil dan “Student Movement”

:: Pril Huseno
27 Maret 2023

Melemahnya Gerakan Sipil

Selengkapnya
Puasa, Zakat dan Transformasi Sosial

Puasa, Zakat dan Transformasi Sosial

25 Maret 2023
pelarangan thrifting

Drama Pelarangan “Thrifting” Import

25 Maret 2023
Timnas Israel Bertanding di Indonesia, Jokowi Gagal Jadi ‘Little Sukarno’

Timnas Israel Bertanding di Indonesia, Jokowi Gagal Jadi ‘Little Sukarno’

24 Maret 2023
Larangan ASN Buka Puasa Bersama

Larangan ASN Buka Puasa Bersama Tidak Konsisten dengan Narasi Pemulihan Ekonomi

24 Maret 2023
Memangkas Reproduksi Kekerasan di Kampus Islam

Memangkas Reproduksi Kekerasan di Kampus Islam

22 Maret 2023
  • Tentang Kami
  • Kontak
  • Redaksi
  • Disclaimer
  • Pedoman Media Siber
  • Indeks Artikel

BARISAN.CO © 2020 hak cipta dilindungi undang-undang

Tak ada hasil
Lihat semua hasil
  • Terkini
  • Senggang
  • Fokus
  • Opini
  • Kolom
    • Esai
    • Analisis Awalil Rizky
    • Pojok Bahasa & Filsafat
    • Perspektif Adib Achmadi
    • Kisah Umi Ety
    • Mata Budaya
  • Risalah
  • Sastra
  • Khazanah
  • Sorotan Redaksi
  • Katanya VS Faktanya
  • Video

BARISAN.CO © 2020 hak cipta dilindungi undang-undang