“Jika terdapat tiga atau lebih, maka vaksin tidak boleh diberikan,“ katanya.
Lansia juga akan ditanya tentang apakah sulit naik 10 anak tangga, sering merasa kelelahan, kesulitan berjalan kira – kira 100-200 meter, dan penurunan berat badan yang signifikan dalam satu tahun terakhir? Jika ya, maka vaksin tidak boleh diberikan.
Prof. Siti menambahkan ada hal yang perlu dipertimbangkan saat vaksinasi pada lansia. Terkait immunosenescence atau disfungsi imunitas karena usia. Karena immunosenescence berhubungan dengan respon terhadap vaksin yang kurang maksimal.
Pada lansia dengan immunosenescence biasanya sudah terjadi inflamasi kronis level rendah akibat kombinasi penurunan imunitas, paparan antigen terus menerus, peningkatan produksi sitokin proinflamasi dari senescent T cells dan makrofag.
Adanya penyakit penyerta atau komorbid juga semakin meningkatkan terjadinya inflamasi kronis. Akibatnya akan ada peningkatan risiko kanker, penyakit autoimun dan penurunan respon terhadap imunisasi.
Faktor lainnya yang memengaruhi keefektifan vaksinasi pada lansia adalah usia dan jenis kelamin, penggunaan obat-obatan, kebiasaan merokok, lingkungan sekitar, serta kecukupan nutrisi.
Lansia Wajib Persiapan Fisik Sebelum Vaksinasi
Selain skrining riwayat penyakit dan kesiapan psikis, lansia perlu mempersiapkan fisik sebelum, selama, dan setelah vaksinasi. Prof. Siti pernah melakukan penelitian terhadap pasien usia lanjut yang diberikan vaksin Pneumonia.
Hasilnya pasien dengan status nutrisi yang kurang atau buruk mengalami Pneumonia kembali setelah enam bulan pasca vaksinasi. Artinya, kecukupan nutrisi memengaruhi efektivitas vaksinasi.
Ia merekomendasikan lansia untuk mengonsumsi energi minimal di atas 21kkal/kilogram dan protein sebesar 25 -30 gram per hari. Kemudian dikalikan dengan berat badannya. Artinya jika seorang lansia memiliki berat badan 50 kilogram, ia memiliki kebutuhan energi di atas 1.050 kalori dan sekitar 1.500 protein per harinya.
“Selain itu juga diperlukan latihan fisik. Saya merekomendasikan olahraga kombinasi beban dan aerobik selama lima kali per minggu,” katanya.
Pendapat yang sama juga disampaikan dr. Muliaman Mansyur, Head of Medical KALBE Nutritionals. Menurutnya lansia perlu mendaptkan asupan nutrisi yang seimbang dengan kandungan tinggi protein, vitamin dan mineral, khususnya Vitamin C, D, dan Zinc.
Jika lansia kurang mendapat asupan nutrisi protein, maka risiko malnutrisi dan sarcopenia atau berkurangnya massa dan kekuatan otot akan mudah terjadi. Selain itu imunitas yang terbentuk pasca vaksinasi menjadi kurang optimal.