Scroll untuk baca artikel
Kontemplasi

Lelah Menjadi Lillah, Menuju Hidup Berkah

Redaksi
×

Lelah Menjadi Lillah, Menuju Hidup Berkah

Sebarkan artikel ini

Sesungguhnya karunia itu di tangan Allah.” (QS. Ali Imron: 73).

BARISAN.CO – Banyak orang bekerja keras namun yang ia dapatkan hanya lelah, begitu juga ketika seorang hamba yang mendekatkan diri yang ia dapati hanya kelelahan. Lantas bagaimanakah agar lelah menjadi lillah sehingga seorang hamba mendapatkan keberkahan?

Syekh Ibnu Athaillah As-Sakandari dalam bukunya yang terkenal yakni kitab Al-Hikam menyampaikan satu maqolah yang layak dimuhasabahi yakni:

اَرِحْ نَفْسَكَ منَ التـَدْ بـِيْرِفماَ قامَ بهِ غيرُكَ عَنْكَ لا تقـُمْ بهِ لنـَفـْسك

Artinya: “Istirahat dirimu dan pikiranmu dari kesibukan mengatur kebutuhan duniamu, sebab dari apa yang telah diatur oleh selain kamu (yaitu Allah), tidak perlu engkau ikut sibuk memikirkannya.”

Ada pesan yang amat penting dalam maqolah kitab Al-Hikam tersebut. Betapa banyak orang disibukan dengan bekerja namun tidak menghasilkan apa-apa.

Oleh karena itu hendaklah mulai memikirkan atau mengistirahatkan agar mampu merenungi atas segala nikmat allah Swt yang diberikan kepada hambaya.

Sehingga ketika ia beribadah, terutama ibadah bekerja untuk memenuhi dunia dapat mendapatkan keberkahan. Sebab keberkahan tidak dapat diungkapkan dengan kata-kata atau dipahami dalam sebuah deskripsi.

Akan tetapi dapat dirasakan betapa Allah Swt begitu mencintai hambanya dengan memberikan beragam kenikmatan, baik kenikmatan umur, sehat maupun nikmat dunia lainnya. Allah Swt berfirman dalam surah Ali-Imron ayat 73:

قُلْ إِنَّ الْفَضْلَ بِيَدِ اللَّهِ

Artinya: “Sesungguhnya karunia itu di tangan Allah.” (QS. Ali Imron: 73).

Ketika seorang hamba meyakini bahwa karunia itu ada di tangan Allah Swt, selayaknya ia mendekat bukannya menjauh. Setiap aktivitas hendaknya untuk senantiasa melibatkan Allah di dalamnya.

Bagaimana cara melibatkan Allah Swt dalam segala aktivitas? Cara sederhanya yakni dengan mengucapkan niat yang baik kepada Allah, lalu berdoa dan diberikan keharuman rasa berupa zikir menyebut nama-Nya.

Ketika lelah menjadi lillah maka akan mendapatkan keberkahan, sebab makna berkah atau barokah yakni sesuatu yang bertambah dan berkembang. Sebagaimana teori sedekah, ketika seorang hamba bersedekah atau melakukan amal kebaikan, maka kebaikan itu akan berlipata.

Allah Swt berfirman dalam Surah Al-An’am ayat 160:

مَن جَاءَ بِالْحَسَنَةِ فَلَهُ عَشْرُ أَمْثَالِهَا

Artinya: “Siapa yang melakukan suatu kebaikan, maka ia akan mendapatkan balasan 10 kali lipatnya.” (QS. Al-An’am: 160).

Dalam terminologi ini bahwa kebaikan dengan menyebut nama Allah (lillah) maka aka nada keberkahan di dalamnya.

Ketika seorang hamba memohon kepada Allah Swt berupa keberkahan, ini berarti bahwa seorang hamba benar-benar melibatkan Allah Swt di dalam setiap aktivitasnya.

Hal ini mengariskan bahwa Allah memberikan karunia kepada hambanya tanpa bisa dihitung. Oleh karena itu ketika seorang hamba benar-benar lelah maka sebagaimana pesan dalam Kitab Al-Hikam yakni untuk beristirahat.

Lalu ia mampu memaknai istirahatkanlah dirimu maka lelah menjadi lillah sehingga hidup ini menjadi berkah.

Jadi dalam kehidupan ini seseorang hendaknya mengawal kata “istirahat” barangkali tidak melibatkan Allah. Melalui peristirahatan tersebut mengambil nilai spiritualitas berupa segala sesuatu hendaknya lillah.

Hal ini sebagai wujud aktivitas seorang hamba bukan hanya soal kehidupan dunia. Namun sebagai jalan menuju Allah.

Allah Swt dalam surah Hud ayat 15 dan 16 mempertegas untuk hambanya agar ia tidak focus hanya untuk kehidupan dunia.

مَنْ كَانَ يُرِيدُ الْحَيَاةَ الدُّنْيَا وَزِينَتَهَا نُوَفِّ إِلَيْهِمْ أَعْمَالَهُمْ فِيهَا وَهُمْ فِيهَا لا يُبْخَسُونَ أُولَئِكَ الَّذِينَ لَيْسَ لَهُمْ فِي الْآخِرَةِ إِلَّا النَّارُ وَحَبِطَ مَا صَنَعُوا فِيهَا وَبَاطِلٌ مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ